Reindra melangkah meninggalkan rumahnya dengan perasaan sumringah. Pria itu meletakkan map yang baru saja dibubuhkan tanda tangan Nela di atas kursi penumpang bagian depan. Reindra tersenyum sesaat menyaksikan map itu lalu mulai meyalakan mesin mobilnya. Ia melajukan mobil itu meninggalkan kediamannya menuju kantor dinas tempat ia bekerja. Sesampai di kantor, Reindra masuk ke ruangannya. Ia meminta salah satu staf mencetak ulang surat yang kini ada di tangannya. “Putri, kamu sudah tes berkali-kali’kan? Bisa dipastikan kalau nama itu tidak akan lari dari tempat semestinya?” tanya Reindra. “Harusnya sih tepat pada tempatnya, Pak. Apa bapak sudah dapat tanda tangannya?” tanya staf Reindra. “Sudah, aku sengaja membuatnya tiga lembar. Kalau lembar pertama salah, masih ada lembar ke dua yang