Guntur menghela napas panjang setelah membaca pesan Ayu dan Said. Dia letakkan ponsel Ayu di atas pangkuan Ayu. "Maaf, Pa," ucap Ayu lirih. Tangannya mengepal karena sedih dan takut. Lalu tangisnya tumpah begitu saja. Ayu menutup wajahnya dengan dua tangannya yang gemetar. Terenyuh hati Guntur melihat kesedihan yang mendalam dari gerak tubuh putrinya yang terisak. Dia merasa bahwa sudah saatnya dia sudahi penderitaan batin Ayu malam ini. "Sayang. Siap-siap ganti baju yang bagus. Mandi yang bersih. Mukanya jangan lupa dirias secantik mungkin. Papa akan terima Said malam ini untuk Ayu." Ayu menggelengkan kepalanya. Dia masih menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Isakannya kali ini lebih keras. "Maaf, Pa. Maaf," ucap Ayu berulang-ulang. Guntur merangkul pundak Ayu erat-erat. Lalu per