Part 3 : Putri Misterius ( eps. 2 )

2031 Words
Episode 2 Penyergapan “ 200 juta!!! Teman saya Deden kan tidak hadir , kenapa gerangan muncul tagihan 200 juta!! “ Aku langsung turun dengan lift begitu orang yang kubodohi sadar kalau aku memberatkan tagihannya. Wulan sempat melambaikan tangannya dan ia bilang , sesekali , aku boleh mengirim surat padanya. Atau pun memo agar kami dapat berkencan di luar lantai 12. Kurasa ia tahu kalau aku tidak akan sanggup ke lantai 12 lagi. Pagi itu masih sangat pagi. Aku berjalan ke luar hotel , mencari kedai kopi untuk menghangatkam tubuh. Dan tiba-tiba aku melihat dia , Bona , pagi-pagi buta menjual koran di pinggir jalan. Ia melambaikan tangannya dan langsung tersenyum manis ketika melihatku. “ Edi!!” pekiknya. Kuhampiri dia lalu bertanya “ kenapa kau berjualan surat kabar?” lalu ia menunjuk remaja yang juga berjualan koran di seberang jalan. “ remaja itu , ia harus bersekolah ketika matahari terbit dan surat-surat kabar ini , harus terjual sebanyak-banyaknya. Jadi aku bantu saja “ sahutnya polos. Kucubit kedua pipinya dengan gemas “ kamutu yaa! “ Bona seketika cemberut. “ Kenapa? Salah? Lagipula ia memberi tahuku di mana si b******n bernama Benny itu.... “ sahutnya. “ kau tahu di mana Benny ? “ sebenarnya sebelum aku pergi . Aku pun sempat bertanya pada Wulan apakah ia kenal Benny ini “ Benny Pitak? Tentu saja semua orang kenal. Dia selalu berkemah di luar kota , tapi ia biasa ke rumah bordir di daerah pelabuhan” Wulan hanya memberi tahu rumah bordirnya , namun Bona tahu di mana dia berkemah. Bona mengajakku ke tempat ia berkemah , jadi aku menurut saja . Wulan juga mengingatkan sudah banyak pemburu hadiah yang ia bunuh , bukan hanya karena ia jago menembak , tapi karena Benny dibawah perlindungan Legiun Angkatan Darat. Saat matahari terbit, setelah menolong remaja itu berjualan koran , kami sarapan sejenak di kedai kopi , lalu berkuda menuju kemah Benny Pitak. Saat kami hendak memasuki hutan tempat di mana Benny diduga berkemah , tiga orang Legiun AD muncul menghalangi kami. Beda dengan laskar , yang berkemeja dan bermantel hijau lumut mirip seperti hansip serta bertopi panama , Legiun AD mengenakan Mantel dan kemeja abu-abu , serta topi komando yang juga berwarna abu. Sedangkan di musim panas , mereka berseragam seperti Laskar kerajaan , hanya saja , bedanya mereka bertopi komando. Laskar kerajaan menggunakan senjata rakyat sipil seperti Remington , Shotgun pompa , Mauser 98 dan Karkano , sedangkan Legiun AD menggunakan senjata standar militer yang tidak dijual di pasaran pistol Remington 1911 R1 , senjata 8 peluru berkaliber .45 acp yang meniru m1911, lebih dikenal dengan sebutan FN 45. Dan laras panjang , Legiun AD dibekali senapan AKM , MP5 SPAS dan AWM. Bahkan terkadang , legiun garis depan dibekali senapan mesin FN minimi. “ maaf , sedang ada latihan militer di lokasi ini , warga sipil tidak boleh masuk. “ ucap salah seorang prajurit legiun. Bona lalu mengeluarkan lencana laskar kerajaan. “ kami bukan sipil , kami Laskar kerajaan yang diutus untuk menangkap Benny Pitak. Lihat sendiri suratnya “ lalu Bona melempar sebuah surat kepada sang prajurit . “ pemburu hadiah sialan “ dan tiba-tiba muncul dua orang legiun dari hutan , dengan menenteng senjata laras panjang AKM. Kedua senapan itu sudah ditodongkan ke arah kami dan ketiga legiun itu hendak mencabut pistol mereka. Seketika itu juga “ Dor! Dor! Dor! Dor! Dor!” Bona mencabut revolvernya , dan menembak ke limanya , sebelum mereka sempat menekan pelatuk senjata mereka. Bona rupanya seorang penembak cepat , seseorang yang memiliki reaksi lebih cepat dari orang pada umumnya. Kukira Colt Peacewalker itu terlalu besar untuknya namun rupanya ia sangat mahir menggunakannya “ Wow “ ucapku terkagum. “ Hey!! Sadar ! Mereka pasti mendengarnya ! Maju sebelum mereka kabur!!” Kami langsung berkuda menuju hutan dan rupanya kemah itu tidak jauh dari jalan utama. Empat orang maju namun Bona langsung menembak mereka semua . Tiga orang berusaha menaiki kuda dan melarikan diri , namun aku langsung mencabut remingtonku dan menembak mereka semua. Dua pramuria tanpa busana keluar dari kemah dan langsung menyerah . Dan b******n yang meniduri mereka juga menyerah , dua orang keluar dari tempat persembunyian mereka dan nyaris menembak Bona “ Dor! Dor!” Aku dan Bona membunuh masing-masing satu orang. Mereka sempat menembak namun tembakan mereka meleset. “ cepat lari! Dan jangan macam-macam lagi!!!” Kedua pasangan yang menyerah itu segera mengenakan pakaian mereka dan melarikan diri. Kami cocokkan satu persatu mayat itu namun seperti tidak ada yang cocok dengan foto yang dipegang Bona. Aku pun tidak mengenali mereka. “ Sepertinya dia tidak di sini” ucapku. “ Lalu di mana lagi? “ sahut Bona. Dan saat itu juga dari kejauhan aku melihat seseorang menodongkan senapan AWM ke arah Bona. “ Bona! Awas!!!” aku mendorong Bona dan “ Dor!!!” aku berhasil menyelamatkannya . Kami berlindung di balik kotak kayu dan aku langsung meraih senapan mauser 98 dari punggungku. “ Bona lari ke arah sana” Tanpa rasa takut , Bona langsung ke luar dan berlari kencang. Saat itu juga “ Jedar!!” aku menembak b******n itu dengan senapan mauserku. Namun “ Brrrt!! Dor!! Dor!!” “ cuss” Mereka memberondongku dengan AKM dan FN 45. Tembakan mereka menyerempat lengan kananku. Aku bersembunyi di tempat persembunyianku dan nyaris tertembak di kepala. Saat itu juga Bona keluar dari tempat persembunyiannya dan “ Dor!! Dor!!” la menembak mati dua orang . Aku langsung keluar dan mengeker enam orang sekaligus. Mereka satu peleton dan Bona membunuh dua orang bersenjata AKM. Aku menembak enam orang , dan masih tersisa lima belas lagi. Kebanyakan masih muda seperti kami , komandan mereka , sepertinya cukup berumur, mungkin empat puluhan. Formasi tembak mereka sangat rapi dan sudah pasti mereka sudah sangat terlatih “ Brrrt!!! Brrrt!! Brrrt!” Mereka bersenjata modern sedangkan kami bersenjata ala koboi. Aku sempat berteriak kepada Bona agar ia bersembunyi namun ia tidak mendengar. Geram aku cabut Ruger dan Remingtonku , lalu seketika itu juga aku kembali keluar dari persembunyianku. Saat itu juga waktu terasa berhenti. Kukeker mereka semua dengan kedua revolverku dan “ Dor!! Dor!! Dor!!” Satu orang , satu peluru di kepala. Tidak banyak orang yang dapat menggunakan revolver besar seperti Ruger , satu tangan tapi aku melakukannya . Sebelas orang mati sekaligus karena Ruger itu hanya berpeluru lima. Komandan mereka termbak dan ketika peluruku habis. Aku segera bersembunyi di kereta kuda di sampingku. Bona membunuh dua prajurit yang masih menembaki kami , lalu menembak dua prajurit yang hendak melarikan diri. “ Kau menembak lima orang sekaligus , aku terkesan. “ ucap Bona santau. “ kau ini! Kau itu hampir mati tau! Kalau kau bertarung seperti itu , kau bisa mati. Kau harus belajar seperti mereka! Kuasai medan sekitarmu. Jangan cuma modal reaksi cepat saja “ Bona lantas tiba-tiba mencium pipiku “ kamu ini , kayak kakek aku aja. Jangan khawatirkan aku , buktinya aku masih hidup. “ aku diam membatu karena Bona baru saja mencium pipiku. Ia sudah biasa melakukannya ketika aku masih jadi eyang-eyang namun entah kenapa , kali ini rasanya berbeda. “ Cepat kembali ke kota . Kurasa ia di sana ! “ Kami menyempakan diri untuk merampas senjata seperti FN 45 , AKM dan AWM. AWM dan AKM itu aku serahkan pada Bona agar ia dapat belajar senjata modern. Bona tidak tertarik dengan FN 45 karena ia bilang ia lebih suka senjata jenis revolver. Bona juga merampas satu tas berisi uang tunai dan ketika selesai , kami segera kembali ke kota. “ ada yang tidak beres. Ada 100 juta di tas ini. Dan kenapa kemah itu dijaga ketat sekali. Kayaknya bener , Benny dan Legiun AD itu ada main. “ gerutu Bona ketika perjalanan menuju kota. “ atau mungkin atasan mereka , maksudku Legiun ini, ada main sama Benny Pitak “ Bona lantas tertawa “ Yah itu dia maksud aku Edi! Makin gergetan deh sama kamu! “ Bona pun tertawa. Kami kembali ke kota dan aku langsung menuntun Bona ke tempat yang Wulan katakan. Dan rupanya , jalanan di mana rumah Bordir itu berada , sudah dipenuh oleh puluhan Legiun. Diantara legiun-legiun itu , dari kejauhan kami melihat Benny Pitak , b******n yang dicari itu. “ itu dia .... “ gumam Bona. Jarak kami 200 meter dari mereka dan aku hendak menembak b******n itu dengan senapan mauserku. “ tidak , setelah k****a , kita butuh dia hidup-hidup. “ Bona segera mencegahku. “ apa? “ menangkap b******n ini hidup-hidup sangat tidak mudah. Karena ada kurang lebih dua peleton yang mengawalnya saat itu. “ Komandan , kenapa tidak gunakan mobil saja? Bukankah kereta kuda terlampau lamban?” “ tidak prajurit , kita tidak diizinkan menggunakan mobil. Perintah langsung dari Kolonel “ sahut sang komandan. “ Kenapa kita harus menyelamatkan b******n ini? “ dan seketika itu juga , Benny pitak menoleh kepada mereka “ kenapa kalian harus mengawalku? Karena atasan kalian yang pengecut itu, menyewaku dan anak buahku untuk merampok Bank! Sekarang, pemburu bayaran itu mungkin telah mengambil uang bagianku , dan sekarang mereka mengincarku! Lakukan tugas kalian! Kapten!!!” Laskar kerajaan , yang sadar akan terjadi keributan besar segera menyingkir. Kukeker dua prajurit yang menenteng FN Minimi lalu tanpa ragu-ragu “ Jedar! Jedar! “ Mereka semua terkejut. Bona menembak enam orang sekaligus dari jarak 200 meter hanya dengan revolvernya . Belasan orang maju dan aku langsung menembak tiga orang “ Brrt ! Brrt!! Dor! Dor!” Mereka membrondong AK dan FN 45 mereka ke arah kami. Aku dan Bona pun berlindung. Saat itu juga , seorang remaja muncul dari salah satu gang , lalu menembak-nembakkan Remingtonnya hingga pelurunya habis. Ia tak sengaja membunuh dua orang. Legiun-legiun itu hampir menembaknya namun Bona seketika keluar dari tempat persembunyian , lalu menembak enam orang sekaligus. Aku pun keluar dan menembak empat orang sekaligus. Kamo menyelamatkan anak itu dari kematian. “ Benny Pitak!!!!!” “ sayang sudah! Sudah! Jangan kejar meres! Aku mohon. “ lalu seorang pramuria cantik muncul menarik-narik lengannya. Aku menjelit ketika ternyata pramuria itu adalah Wulan “ Dia yang memperkosamu dan merusak hidupmu! Aku tak akan biarkan dia hidup! Jiancuk sialan itu harus mati!!!” “ Karno!!! Sudah jangan!!” Bona lalu mendorong remaja itu “ diam di sini Bung! Ini urusan orang dewasa! “ bentaknya “ Hey!! “ remaja itu marah besar. Kami segera menaiki kuda kami dan mengejar Benny pitak. Ada empat kereta kuda dan tujuh prajurit berkuda yang mengawalnya. Empat memutar dan hampir menembak kami , namun aku menembak mereka lebih dulu. Kuisi ulang Rugerku , dan saat itu juga Bona menembak tiga sisanya. Kini hanya tersisa empat gerobak. Mereka memberondong kami dengan Ak dan FN 45. Bona menyapu bersih gerobak yang paling belakang , lalu mengisi ulang revolvernya. Lalu aku menyapu bersih , gerobak kedua. Kini tersisa dua gerobak kuda. Mereka memacu gerobak mereka makin kencang dan terus menembaki kami. Topi Bona tertembak dan lengannya terserempet peluru. Aku tertembak di paha namun beruntung tidak terjatuh dari kuda. Aku mengeker mereka dan menyapu bersih gerobak yang dibelakang kereta Benny pitak. Kini tersisa satu gerobak yang berada di depan Benny. Dan remaja itu kembali. Ia memotong Jalan dan kali ini berada di depan mereka semua. Ia langsung menembaki gerobak di depan dan secara tidak sengaja menyapu bersih gerobak itu. Namun legiun yang duduk mendampingi kusir segera mengekernya dan menembak remaja itu tepat di kepalanya. “ Dor!! “ Beruntung aku menembak legiun itu lebih dahulu. Aku juga menembak kusir di sebelahnya sehingga kereta itu melenceng dan akhirnya berhenti di luar jalan. Dua orang dengan shotgun SPAS keluar , namun Bona dengan santainya menembak mereka berdua tepat di kepala. “ Benny!!!! “ remaja itu nyaris menembak Benny namun Bona langsung mengeker kepalanya “ jangan mengacau Bung. Kami butuh dia hidup-hidup! “ Remaja itu tampak kecewa. “ Jiancuk!!! Ayo maju sampean!! Lawan aku satu lawan satu! Tangan kosong! “ Benny langsung memasang kuda-kuda silat. Kuda-kudanya sangat kokoh dan mematikan . Ia bisa saja melompat dan membunuh Remaja itu atau Bona. “ Yang benar saja! “ kesal Remaja itu menembak Benny tepat di kemaluannya “ Dor!! “ “ Arrrghhh” Bona tertawa terbahak-bahak. Darah mengucur dari tempat yang dahulunya adalah p***s dan buah zakar Benny. Bona lalu mengikat Benny , dan menggulingkannya seperti Babi di belakang kudanya. Lalu kami dan remaja itu kembali ke kota.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD