Sesal?

1304 Words

Cowok itu masih bergeming, bahkan saat seharusnya kesakitan karena luka di wajahnya bukan sekedar memar biasa. Leana yang sedang membersihkan lukanya melirik ke arah Davian yang mengatakan 'sudah' tanpa suara. Berat hati, Leana membereskan peralatan P2nya dan beranjak. Ia tahu bukan saatnya untuk mengajak Dennis bicara. Ada banyak pertanyaan di benaknya, tapi melihat Dennis yang tak bersuara sejak dibawa ke UKS, akhirnya Leana mengalah. "Den." Dennis mendongkak pada Radit yang baru memasuki ruangan. Cowok itu tampak ragu mengatakannya, "Em i-itu, lo ... dipanggil sama pak Darma." Ia tahu, cepat atau lambat pertengkarannya dengan Samudra akan sampai ke telinga guru. Dennis menatap para sahabatnya yang sejak tadi hanya berdiri tanpa mengajak bicara. Ia kembali beralih pada Radit, memberi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD