“Hei…..kalian harus sopan pada orang tua.Masa angkat senjata begitu.Beliau ini Edward Tanjung.Jendral yang berhasil menumpas jaringan teroris, kalian malah perlakukan dia seperti penjahat,beliau pahlawan bangsa”cetus Tommy sambil menatap om Edward yang masih duduk santai.
Aku melihat om Edward yang tersenyum miring sambil mengangkat sebelah alisnya.
“Kalo kalian bersikeras menondongkan senjata,semua kesatuan tentara akan datang menculik kalian lalu menghabisi kalian seperti simpatisan PKI zaman orba,jadi lebih baik bersikap tenang”lanjut Tommy.
Perlahan todongan senjata itu di turunkan dan perlahan aku rileks.
“Jangan tenang dulu Ren,gue gak akan sentuh yang gak bisa gue sentuh,Edward Tanjung gak bisa sembarangan gue sentuh,tapi elo gampang gue sentuh dan gue habisi walaupun dengan tepukan tangan.Bukan begitu jendral?”ancamnya padaku.
Om Edward tersenyum lalu menatap Rengga.Rengga mengangkat wajahnya lalu menatap Tommy.
“Bea cukai nemuin satu kontenier 40 feet di tanjung periuk,dan di curigai isinya Syabu,yakin sih gue itu memang syabu.Pinter modus operandinya di kamuflase dengan bareng sparepart electronic dari cungko”desis Rengga dan perlahan aku melihat gurat wajah Tommy menegang.
Aku juga melihat Merriam meringis karena elusan tangan Tommy sudah berubah menjadi jambakan di rambut panjangnya.
“Ada harganya juga ya b******n model keponakan jendral”komen Tommy kali ini tanpa senyum.
Om Edward terbahak.
“Bukan sepenuhnya salah kepokanakan saya,istri anda harusnya lebih bisa berhati hati memilih,dengan siapa berurusan”jawab Om Edward.
Kalo aku tersenyum,Merriam justru menjerit karena Tommy sudah menjambak rambutnya lebih ke belakang sampai kepala Merriam mengadah ke atas.Aku kasihan sih melihat perempuan di perlakukan begitu,aku rasa Rengga dan om Edward juga.Aku bisa melihat Rengga dan om Edward sudah mengepalkan tangannya.
“Hunn….sakit…..”rengek Merriam.
Tommy mendekatkan kepala Merriam pada wajahnya.
“Selalu ada harga untuk setiap kesalahan cantik…….kamu tau kan berapa harga yang harus kamu bayar untuk kesalahanmu?”tanyanya dengan mulut yang hampir tidak terbuka.
Aku rasa sudah terlalu geram.Merriam mengangguk dengan wajah ketakutan lalu menjerit saat Tommy mendorong tubuhnya terlontar dari lengan sofa.
“Tom!!”jerit Rengga.
Tommy bangkit dan Merriam tergolek di lantai dan ketakutan.
“Urus dengan cara lelaki,lepaslah bini elo.Banci banget kali kalo lawan perempuan”lanjut Rengga.
Dengan gerakan cepat Tommy mengeluarkan pistol dari balik saku jasnya dan menodongkan pada Rengga.Gilanya nih pengacara geblek,santai banget,aku yang tegang.
“Banyak bacot lo ya!!,gue pikir elo cuma pengacara flamboyan yang suka cari sensasi”komen Tommy.
Rengga tertawa.
“Pindahin dah bini elo!!,daripada elo matiin,mending gue pake dulu,sayang Tom.Elo masih minat gak Ren?”tanyanya padaku.
Aku meringis dan dengan penuh emosi Tommy mencengkram kemeja Rengga sampai dia bangkit dan menodongkan pistolnya di kepala Rengga.Aku buru buru menatap om Edward yang masih santai duduk.Astaga,waktu dia masih tugas,udah kenyang kali ya lihat orang hampir di habisi seperti ini.
“Bacot elo mesti di bungkam pake pistol gue,sekali lagi elo ngebacot kaya tadi,mati lo sama gue”ancam Tommy geram.
Rengga tertawa mengejek.
“Makin kelihatan pengecutnya seorang Tommy Malta,gak kaya yang gue bayangin”jawab Rengga.
Tommy melotot maksimal.
“CUKUP!!”bentak om Edward.
Tommy menatap om Edward lalu mendorong tubuh Rengga dengan kasar.Santai banget nih pengacara,hanya memperbaiki kemeja dan jasnya lalu duduk lagi di sofa.
“Bawa pulang istrimu!!,perempuan hanya buat ribet saat lelaki harus kerja!!”perintah om Edward lagi.
Tommy memerintah lewat anggukan kepalanya dan dua bodyguards sudah menyeret Merriam keluar ruangannya.
“Intinya!!”cetus Tommy setelah pintu ruangannya di tutup lagi.
Rengga menatap om Edward lalu urung bicara saat beberapa bodyguards lain masuk ruang Tommy seakan siaga perang.
“Ini mau negosiasi apa mau eksekusi mati?”komen Rengga.
Om Edward terbahak.
“Santai Reng!,bukannya mertuamu sudah pernah mengepungmu dengan satu bataliyon tentara hanya untuk memaksamu memacari putrinya lagi?”kata om Edward.
Rengga tertawa.
“Om akan kirim pesan pada istrimu,siapa saja yang berani membuat lecet tubuhmu walau segaris tipis,istrimu punya kekuasaan di atas jendral,untuk memerintahkan bukan hanya satu bataliyon pasukan papinya,tapi satu korps pasukan dan di komandani mertuamu,menggulung habis semua musuhmu,jadi kamu tenang saja”lanjut om Edward.
Rengga terbahak.Dan aku melihat Tommy yang terbelak dengan rahang mengeras.Pada pamer kuasa gini.
“Sory Tom,gue lebih tekbal dari elo.Bini gue ternyata cinta mati sama gue”komen Rengga.
“BURUAN NGOMONG ELO MAU APA!!!”bentak Tommy.
Bukan menurut Rengga malah terbahak berdua om Edward.
“Big boss jadi darah tinggi gini!!”ledeknya masih aja berani.
Rasanya aku juga mau menembak mulut lemes Rengga saat ini.Tommy hanya menggeleng pelan kali ini.
“Reno bukan cuma keponakan Edward Tanjung,tapi juga big brodhers gue!!”kata Rengga sambil merangkul bahuku.
Aku tertawa pelan.
“Sayang gue sama saudara gue,walaupun dia bikin kesalahan”lanjut Rengga.
“Lalu?”tanya Tommy melemah.
“Gue gak akan usik urusan elo sama bea cukai,walaupun elo sialan banget juga dengan pakai jasa ekspedisi punya bokap gue untuk bisnis elo.Jadi lepas saudara gue!!,pertukaran Tom”jawab Rengga.
Tommy terbahak.
“Elo pikir gue takut atau percaya sama elo?”tanya Tommy.
“Terserah sih,kalo soal percaya mah,kalo kata teman kampret gue,percaya sama Tuhan yang benar,kalo percaya sama manusia banyak bikin kecewa.Persis elo kan yang percaya sama bini elo,ternyata dia berkhianat.Jadi menurut gue,kalo pun gue bohong,elo kan terbiasa di bohongin”jawan Rengga.
Aku terbahak lalu langsung diam saat om Edward melotot ke arahku.
“Kampret om,aku jadi ingat Nino”sanggahku.
“Nino udah ganti nama jadi kampret?”tanya Rengga.
Aku tertawa lagi.
“DIAM!!”bentak om Edward.
Aku menurut diam.
“Gimana?”tanya Rengga.
Tommy diam menatapku lalu menatap Rengga.
“Elo berani kasih jaminan apa kalo barang gue tetap aman?”tanya Tommy.
“Minimal gue gak akan bilang mertua gue kalo ada satu container berisi syabu di gudang ekspedisi bokap gue,gue jamin itu aman sampai orang suruhan elo jemput dan pindahin”jawab Rengga.
Tommy diam lalu beralih menatap om Edward.
“Jendral?”tanyanya.
Om Edward menghela nafas pelan.
“Saya akan pasang orang untuk menjaga gudang,dan mengawal sampai jarak pandang reserse unit narkoba tidak bisa mengendus barangmu”jawab om Edward.
Tommy masih diam.
“Lupa loh Edward Tanjung sama Virgiawan Lukito mertua gue,dua jendral besar?,orang gak akan berani juga cari masalah sama mereka.Masa yang kaya gini mesti gue jelasin sih Tom,come on!,gue juga mau nama gue bersih dan perusahaan bokap gue aman dari penyelidikan polisi,jadi gue juga bakal tutup mata dan telinga,bersikap pura pura gak tau”kata Rengga.
“Dan gue harus lepas Reno kalo gue setuju?”tanya Tommy.
Rengga mengangguk.
“Sepadan kan?,lagi kalo elo habisin juga untungnya apa?,malu kali kalo musuh elo dengar,elo matiin selingkuhan bini elo,bisa di anggap lemah lo jadi laki bisa kecolongan sama perempuan”jawab Rengga.
Pantes banget Rengga jadi pengacara,mulutnya juara sekali.
“Saran gue sih,tutup masalah ini,masalah receh Tom,elo bisa deretin seribu perempuan dan pake depan bini elo,kalo elo sakit hati.Cukup begitu aja,bini elo bisa sakit hati lebih dari rasa sakit yang elo rasain,perempuan kan baper,mending elo gituin dibanding elo siksa apa elo matiin.Bini elo sampe selingkuh pasti juga Cuma buat balas sakit hati sama elo yang pasti juga selingkuh di depan dia.Impas kan?”lanjut Rengga.
Rasanya mau sekali aku mencium kepala Rengga karena usahanya mengsugesti Tommy berhasil.Tommy terlihat tersenyum miring.
“Gimana Tom?”tanya om Edward.
“Jangan saling menyentuh dan ganggu,dan anggap kita tidak saling mengenal”kata om Edward.
Tommy mengangguk pelan.
“Deal,saya lepas keponakan Jendral,tapi kalo pengacara tengik dan b******n ini ingkar janji,saya akan berbuat sesuatu yang di luar bayangan kalian”ancamnya.
Rengga menatap om Edward.
“DEAL!!”seru om Edward lalu bangkit.
“Minum?”tanya Tommy ikutan bangkit.
“Makasih,ada banyak urusan yang mesti di bereskan.Urus istrimu dengan cara gentleman!!”tolak om Edward.
Aku mengikuti Rengga bangkit juga saat om Edward bersalaman dengan Tommy.
“Ingat Ren,jangan sentuh apa yang jadi milik gue”ancam Tommy.
Aku berdecak pelan.
“Gak enak juga pas gue pake,santai aja lo”jawabku.
Tommy terbelak dan gerakan pistol bodyguards nya sudah terangkat lagi dan di todongkan ke arah kami.
“Saya sudah cukup sabar Jendral,keponakan anda….”desis Tommy sambil menggeleng pelan.
Aku meringis menyadari kesalahanku saat om Edward menghela nafas pelan.
“Lalu?”tanya om Edward dengan mode siaga menyentuh pistol di saku blazernya setelah dia melipat kedua tangannya di d**a.
“Saya lepas kalo kalian berhasil lolos dari sini dan perjanjian kita lanjutkan”jawab Tommy.
Aku melihat lirikan om Edward padaku dan Rengga.
“Ayo om beresin!”seru Rengga bersamaan dengan tembakan pistol om Edward pada kedua pistol di tangan kedua bodyguards yang mengepung kami.
Aku sudah menunduk sebelum Rengga menyuruhku.Gokil nih jadi hujan peluru gini.Semoga peluruku cukup.Aku tidak tau berapa banyak pistol yang Rengga bawa.Kalo om Edward pasti lebih dari satu.
“Pesta brodhers!!”seru Rengga dan sudah menembak berdua denganku.
Bukan bagian d**a,tapi bagian tangan,bahu atau kaki karena cuma untuk melumpuhkan lawan.Yang sialan dari semua ini,Tommy santai duduk di kursi kebesarannya sambil merokok.Lebih dari Nino kampret ini sih.
“BRO!!”seru Rengga melempar pistol yang tergeletak di lantai saat menyadari peluruku habis.
“Thanks”seruku menangkapnya lalu mengantungi pistol Kalila,bisa ngamuk kalo aku tidak mengembalikan pistol kesayangannya.
Om Edward juga santai menembaki anak buah Tommy dan sesekali gelud.Aku dan Rengga juga sesekali menghajar bagian perut atau punggung lawan.Astaga rasanya tidak habis habis,padahal yang bergelimangan sudah cukup banyak.
DOR!!!,aku berdua Rengga diam begitu juga semua anak buah Tommy yang sedang tarung dengan kami.Gokil,om Edward dengan santai menembak ke rokok yang Tommy pegang dan Tommy memekik lalu memegang telapak tangannya yang berdarah.
“BOS!!”seru anak buahnya serentak lalu mengarahkan pistol ke arah om Edward yang lagi lagi terlihat santai.
“Kalian tembak saya,dengan peluru caliber kecil dan dari pistol rakitan pasar gelap,akan kalah cepat dengan peluru silver bullet yang saya muntahkan dari pistol saya dengan jarak tembak tepat di kepala bos kalian”desis om Edward.
Tommy tertawa tapi aku tau dia sudah grogi.
“Gak percaya?”tanya om Edward dan meletuslah tembakan dari pistol yang dia pegang dan kali ini seperti adegan film matrix.
Peluru itu tepat terarah ke bagian atas kepala Tommy tapi bukan menyentuh dahinya,peluru itu meluncur tipis di atas rambut Tommy yang kaku hasil pomade.Cukup seperti itu untuk membuktikan kalo posisi Tommy sudah ada di sasaran tembak om Edward.
“Keren……”desisku dan terdengar tawa pelan Rengga.
Tommy diam lalu memberikan perintah lewat tatapan matanya dan anak buahnya serentak diam menurunkan senjata.
“Pilihan cerdas.Pulang anak anak!”seru om Edward lalu menurunkan pistolnya.
Aku dan Rengga mendekat dan berdiri bergabung dengan om Edward.
“Ingat Tom!!,saya pegang janjimu untuk melepas keponakan saya.Saya tidak akan memgancammu kalo kamu ingkar sepertimu yang mengancam kami.Saya prajurit dan janji prajurit itu sebuah sumpah.Saat kamu ingkar,bukan lagi mulut saya yang menyalak,tapi kamu akan tau apa yang akan menyalak dan menggulung semua milikmu yang tak pernah bisa di sentuh orang”tutup om Edward lalu beranjak keluar ruangan setelah menaruh pistolnya lagi di saku blazer yang dia pakai.
Aku dan Rengga cengar cengir lalu mengekor.Kali ini Tommy benar benar tak berani,buktinya anak buahnya bertahan ditempat dan tidak mengikuti kami.Yang kami dengar justru amukan dan lolongan kekesalan Tommy dan semburan tembakan beberapa kali di sertain pecahan kaca.
“Keren om!!”cetusku begitu kami sudah di parkiran.
Om Edward hanya menggeleng pelan sambil menatapku.
“Silver Bullet,mission completed”serunya pada kabel handseat yang terpasang dan tersembunyi di balik lengan jasnya.
Aku dan Rengga berhigh five.
“Cara kerja jendral tuh!!”seru Rengga.
Aku tertawa sambil mengangguk.
“Pulang!!”bentak om Edward lalu masuk mobil yang pintunya di buka sopir.
“Ayo bro!!,daripada kita yang gantian di tembak”ajak Rengga.
Aku menurut ikutan masuk mobil.Kali ini aku berpindah posisi duduk karena om Edward yang meminta Rengga duduk di sebelahnya dan aku duduk di samping supir.Cara kerja pensiunan Jendral yang masih punya kuasa.Gimana tidak,saat mobil kami bergerak,tiga mobil SUV hitam juga mengekor lalu dalam perjalanan,dua dari ketiganya bergerak mengiringi kanan kiri mobil yang kami tumpangi sedangkan satu mobil bertahan di belakang.
“Twins Hospital sersan”perintah Om Edward lalu mengobrol lagi dengan Rengga.
Aku lupa harus menengok papaku.
“Om itu beneran Syabu secontainer di lepas?”tanyaku.
Mereka berdua tertawa.
“Masih aja bego”ledek Rengga.
Aku menoleh.
“Lah kan elo tadi yang bilang?”tanyaku.
“Kita gak nyentuh brothers,tapi Interpol asing kan bisa,bisa bilang kalo peti kemasnya udah di awasin dari mulai berangkat dari cungko,bisa di atur kalo commando jendral”jawab Rengga.
Om Edward tertawa.Supir juga tertawa.
“Caranya?”tanyaku.
“Elo mau jadi bandar?”ledek Rengga.
Aku berdecak.
“Gue serius”seruku.
“Kita memang kawal barang itu di gudang papa Rengga Ren,tapi sebenarnya justru menjaga supaya barang tidak di pecah dan di bagi ke bandar bandar cere.Itu yang membuat sindikat narkoba tidak bisa di kendalikan,karena mereka menyebar barang itu sampai ke puluhan bandar.Tidak akan ada habisnya kalo begitu.Kalo kita kawal dari gudang,justru kita akan tau di mana markas mereka juga big boss mereka jadi sekali tepuk dua lalat langsung mati.Operasinya jangan kamu pikirkan,nanti bisa kamu bocorkan saat kamu nidurin istri Tommy lagi”ledek om Edward.
Rengga terbahak.
“Hilang minat om,bikin mumet”sanggahku.
“Kata elo tadi,gak enak pas elo pake”ledek Rengga.
Aku tertawa.
“Ajigile loh,bini orang Reng,dusta itu gue,mantap jiwalah,apalagi gue doang yang bisa pecundangin mafia macam Tommy Malta”jawabku.
Om Edward menoyor kepalaku.
“Sekali lagi kamu begini,mau Inge dan Prass sujud di kaki om,gak bakal om nyodorin diri ke sarang serigala”omel om Edward.
“Lah tadi santai banget,sekrang ngeluh”ledekku.
“Kurang ajar om!!,boleh aku tembak gak sih kepalanya?”tanya Rengga.
Aku tertawa.
“Suntik Reng!!,habis itu kebiri,supaya berhenti jadi penjahat kelamin.Kenapa Nino bisa insyaf dan dia sendiri masih betah jadi begundal?,udah mau 40 tahun,heran”omel om Edward.
Aku terbahak.
Jam 9 malam,kami tiba di Twins Hospital.Aku pikir hanya mendropku,ternyata om Edward ikut.Rengga yang pamit pulang.
“Ren…..”desis tante Inge menyambutku.
Aku tersenyum saat dia berhambur memelukku.
“Jangan gini lagi ya Ren…..tante udah takut kamu mati,papamu juga”keluhnya sambil terisak.
Aku mengeratkan pelukanku.
“Kamu boleh ribetin apa pun sama tante kaya kamu masih kecil dulu,tapi tolong jangan buat tante takut”rengeknya lagi.
Aku mengangguk lalu mencium pucuk kepalanya.
“Udah Nge….udah selesai”jeda om Edward.
Tante Inge melepaskan pelukannya.
“Benar kamu udah selesai urusan sama mafia itu?,kamu gak kenapa kenapa kan?”tanyanya sambil memeriksa tubuhku.
“Aku baik baik aja tante”jawabku.
Tante Inge menghela nafas pelan.
“Syukurlah….Ed….makasih ya!!,gue udah bilang makasih sama Rafa soal pesawat yang di pake buat jemput Reno,sekarang gue makasih sama elo udah bawa anak gue pulang”kata tante Inge lalu ganti memeluk om Edward.
Om Edward balas memeluknya.Aku tersenyum melihat keakraban mereka,dari dulu loh,dari zaman mereka SMA.Keren kan??.Nino pasti berkaca pada persahabatan mama dan papanya jadi Nino juga memelhara hubungan baik dengan teman teman masa SMAnya.
“Mana Prass?”tanya Om Edward dan tante Inge ganti memeluk pinggangnya.
“Lagi bantu bang Narez ganti baju,mau tidur,habis sholat bareng Nino tapi Nino pulang,karena Noni kewalahan dengan si kembar yang terus nanya kemana Nino”jelas tante Inge.
Aku dan om Edward mengangguk.
“Demi kamu,papamu menolak menikah lagi Ren,harusnya saat dia setua ini dan sakit,ada istri yang mengurusnya.Kakak kakakmu,dan tante bukan tidak bersedia mengurusnya,tapi papamu yang merasa risih pada kami.Jadi om Prass,Nino dan Radit yang bergantian mengurus papamu”jelas tante Inge.
Aku diam dan merasa menyesal.
“Harusnya tugas itu kamu yang tangani,mengingat dia papamu”seru om Edward sambil menepuk bahuku.
“Aku lihat papa dulu!!”pamitku lalu beranjak ke pintu masuk kamar.
Aku mematung sejenak saat melihat om Prass dengan membantu papa berbaring di ranjang rumah sakit.
“Pah……”desisku.
Mereka menoleh.
“Ren…….”desis papaku dan om Prass tersenyum.
“Aku udah bilang,Edward pasti bisa bawa pulang anak abang,abang sih gak percaya”kata om Prass.
Papaku tertawa pelan.
“Sini Ren…..papamu kangen”seru om Prass
Aku mendekat lalu mencium tangan om Prass lalu beralih menatap papaku yang batal berbaring.
“Apa kabar pah?,si bandel udah pulang”sapaku.
Papaku malah menangis dan memelukku.
“Jangan pergi lagi Ren,papa kangen”desisnya bercampur isak tangis pelan.
Aku mengeratkan pelukanku dan mengabaikan tepukan pelan tangan Om Prass di bahuku lalu dia keluar kamar.
“Papa sakit apa?”tanyaku.
Papaku melepaskan pelukannya.
“Dokter bilang papa stress,papa mana mungkin gak stress,papa mikirin kamu ada di mana dan gimana kondisimu.Kamu lagi kena masalah sama siapa sih?”tanyanya.
Aku menghela nafas.
“Udah selesai pah,tinggal urusan lain yang belum selesai”jawabku.
“Urusan apa lagi?”tanyanya dengan nada khawatir.
Aku menggenggam tangannya yang keriput.
“Urusanku menjaga papa biar papa sembuh dan bisa pulang”jawabku.
Papaku tersenyum.
“Makasih nak……sebangor apa pun kamu,dari dulu…..buat papa kamu tetap jagoan kecil papa”jawabnya.
“Dan jagoan itu yang akan ganti menjaga papa,seperti dulu papa menjaga jagoan.Ayo istirahat”pintaku membantunya berbaring.
“Tapi kamu di sini kan?,tantemu bawel sekali,apalagi Nino,malah tambah stress papa di buatnya.Masih mending kalo Prass atau Radit yang di sini”lapornya.
Aku tertawa.
“Akan aku hajar mulut Nino kalo buat papa stress,ayo papa bobo!!,aku temanin papa”pintaku lagi.
Kali ini papa setuju berbaring dan aku menyelimutinya.
“Awas ya Ren kamu tinggalin papa”desisnya lirih.
“Apa aku perlu minta borgol sama om Edward biar papa percaya aku gak akan pergi?”tanyaku.
Papaku tertawa dan memberikan kesempatanku untuk duduk di bangku di sisi ranjangnya.Dia tersenyum hangat saat aku menggenggam tangannya lalu menciumnya.
“I love you pah…..”desisnya.
“Love you too son….”jawabnya lalu perlahan terpejam.
Aku tidak tau berapa lama aku menatapnya yang tertidur.Aku semakin menyadari kalo dia sudah semakin tua.Jarak umurnya dan tante Inge sekitar 10 tahun.Wajar kalo di usia tante Inge yang 60 an tahun,papaku sudah 70 an tahun.Untungnya papaku tidak punya riwayat sakit berat kecuali ya darah tinggi karena stress.Semua kondisinya prima,malah om Prass yang punya riwayat jantung.Makanya tante Inge galak soal ini.
Rasa lelah yang membuatku akhirnya terpejam di sisi pembaringan papa dan tak tau kalo tante Inge dan om Prass pamit pulang dengan om Edward.
Besok paginya baru aku menemukan sepupu sialan ku sudah datang dan santai minum kopi di sofa dengan papaku yang mendadak sehat karena aku datang.
“Obat orang tua itu anak,makanya kalo elo gak mau bokap elo sakit,elo jangan kemana mana”mulai ceramah sepupuku.
Aku tertawa lalu bangkit dan bergabung duduk dengan Nino.
“Makan No!!”rengekku.
“Kawinin sih om!!,udah gak pantes di sebut tua bangka,kalo tua bangke baru pantes.Umur udah 36 tahun masih aja minta makan sama aku,gak kenyang apa minta traktir trus dari kecil”jawabnya.
Papaku terbahak berduaku.
“Loh benarkan?,udah tua bentar lagi jadi bangke,gak rugi loh,udah mau di panggil lagi sama Tuhan masih aja belum rasain surga dunia”lanjutnya.
“Udah sering,masa elo gak tau”jawabku santai.
Nino menoyor kepalaku.
“Surga dunia bangke kalo versi elo sih.Kalo versi bokap elo baru benar.Udah tua tapi masih bisa nikmatin surga dunia dengan semakin banyaknya yang sayang dia,almarhum tante,anak,menantu dan cucu.Kalo elo?,yang sayang elo cuma perempuan yang mesti mastiin isi dompet elo baru sayang elo.Kalo elo jadi gembel,mana ada yang tulus sayang elo”omelnya.
Aku tertawa.
“Mandi ah……elo bawain gue baju kan??”tanyaku sambil bangkit.
“Makin bangke lo jadi orang”omelnya sambil menendang kakiku.
“Lah emang elo gak bawain baju ganti gue?”tanyaku.
“Ngapain!!,kali gue bini elo.Ambil sendiri lah!!,kalo gue udah ada yang siapin,sampe pake baju aja gue di pakein.Surga kalo hidup gue mah,emang hidup elo!!,neraka j*****m”jawabnya.
Aku berdecak pelan saat mendengar suara terbahak papaku di ikuti Nino.
“Kampret lo!!”omelku.
“Biarin aja,yang penting bini gue Noni Bule”jawabnya.
Gak akan menang kalo udah bawa bawa Noni bulenya.,Jadi mending aku pulang.
“Pah!!,sama Nino dulu ya,aku balik dulu ambil baju trus balik sini”pamitku.
“Beneran kamu kesini lagi?”tanya papaku.
“Tenang aja om Narez,om Edward masih masang selusin bodyguards buat kawal nih b******n k*****t,bandara juga udah di perintahin cekal perjalanan dia ke mana pun,walaupun cukup selusin anak buah om Edward,dan nih b******n gak akan bisa memanjakan langkah untuk kabur kemana pun”jawab Nino.
Aku tertawa lalu mencium tangan papaku untuk pamit.Beneran loh,anak buah om Edward berderet di depan pintu masuk.Belakangan aku tau,itu cara om Edward menjagaku dari sentuhan Tommy.
Itulah asal muasal dan akhir dari hubunganku dengan Merriam.Kalo kemarin dia bilang minta cerai dari Tommy agar bisa bersamaku dan dia pikir aku bersedia,bodoh kuadrat kalo aku bilang sih.Hasil dia tidak ngotak.Mana mungkin aku mau,yang tidak menimbulkan masalah untukku banyak bertebaran.Kalo mau berwajah khas latin macam Merriam,bukan perkara sulit.
Setelah papaku keluar dari rumah sakit,aku sudah dapat lagi gadis berwajah khas latin,malah lebih cantik dari Merriam dan tentu saja lajang.Waktu itu aku tidak tau gimana kondisi Merriam pasca berpisah denganku.Kabar Tommy pun aku dengar dari Rengga.Tommy harus menahan geram saat menyadari kekalahan dari Edward Tanjung saat syabu yang di selundupkan dengan barang sparepart elektronik dari Cina,di tangkap oleh kepolisian Cina atas konsprirasi om Edward dan pemerintahan Cina.Aku rasa Tommy tau tapi tidak berani berteriak ke permukaan karena dia tau kalo lawannya,Edward Tanjung dan bukan orang sembarangan.Untuk alasan itu aku selamat.