11.Garis Wajah

2816 Words
Setelah arisan keluarga dan semua sudah kembali pada aktifitas masing masing,di situ jugalah aku kembali dengan rutinitasku.Apalagi selain kerja dan clubbing. Aku mau apa lagi coba?,bertahan di kantor,aku hanya perlu memeriksa laporan staff lalu tanda tangan,selebihnya gak ada.Aku tidak harus merancang bangun sesuatu.Paling meeting pada produsen mesin alat berat yang aku mau beli,atau meeting dengan klien yang akan memakai jasaku.Lobi lobi bisnis,setelahnya aku santai.Beda seandainya aku buka perusahaan perakitan mesin atau assembling mobil atau kendaraan bermotor,butuh juga aku melakukan pengecekan gambar rancangan.Aku mengecek gambar rancangan proyek aja tidak detail seperti seorang arsitek,macam Nino.Hanya memeriksa untuk menentukan mesin apa yang di butuhkan untuk kebutuhan bangun rancangan gedung itu. Heran aku juga sama Nino yang mau bersusah payah merancang bangun gedung.Enak jadi insiyur mesin kaya aku,lebih santai.Dan ditambah keberuntungan lain,aku mewarisi perusahaan papaku dan banyaknya relasi bisnisku. Kesantaianku itu,yang membuatku masih keluyuran ke club.Untuk apa lagi kalo bukan membeli suasana ramai supaya aku tidak kesepian.Setiap orang seperti yang aku bilang sebelumnya pasti selalu menerimaku untuk bergabung.Dan aku selalu tidak kehabisan stok perempuan untuk aku cabuli sampai aku bawa ngamar.Gampang untuk seorang Reno sih. “Gak pindah aja Ren?”tanya wanita yang sudah habis aku gerayangi. “Nantilah,masih betah”jawabku. Masih jam 11 malam,buat apa buru buru juga.Wanita itu tertawa pelan lalu santai meminum minumannya. “Habis….”desisnya santai setelah segelas margarita sudah habis di teguk. “Pesan lagi aja”jawabku. Dia tertawa. “Minumanmu masih ada……minum punya kamu aja….kan kita jadi bisa berciuman…..”bisiknya. Aku tertawa.Mana mungkin aku mau ciuman.Kalo menciumi lehernya atau meremas dadanya aku bersedia,itu juga dia santai menerima kok.Malah semakin lebih merapatkan tubuh sintalnya ke arahku dan menggeliat manja.Aku di sodorin yang seperti ini,tentu saja aku sikat.Bukan aku yang harus malu,tapi dia.Seharusnya ya,tapi lagi lagi dia santai kok,merapatkan tubuhnya di dadaku dan membiarkan tanganku bergerilya meraba bagian d**a turun ke perut juga pahanya,karena dia memakai hotpants. Dengan santai dia melayani candaan teman wanita yang tadi bareng bergabung bersama kelompokku yang kelakuannya tidak jauh beda.Mereka seragam.Sama sama murah.Teman temanku juga melakukan hal sama dengan wanita yang mereka rangkul atau peluk.Raba raba,peluk bahkan ciuman panas.Khusus aku tidak minat berciuman.Ada 5 pasang m***m yang duduk melingkar di sofa yang kami booking di club ini. “Pesen minum lagi gak Ren?,habis ini”seru salah satu temanku. “Pesen aja!!,gue ngikut”jawabku karena focus menciumi leher dan bahu wanita yang bersamaku. Gemes…..ada tato kecil di bahu kanannya.Seksi aja,apalagi tatonya berwarna dan bukan cuma berwarna hitam.Aku sempat tertarik tato,tapi Nino menolak terus waktu aku ajak tattoo,jadi aku hilang minat. “Kalo udah tua,dan kulit kita keriput,kebayang gak sih lo tuh tattoo bakalan kelihatan bagaimana di kulit kita?,malas gue takut bosen terus ngapusnya susah”tolak Nino waktu itu. Aku jadi tersugesti dan batal tato. “Mau minum apa Ren?”kejar temanku lagi menjeda lamunanku. Aku berdecak pelan. “Udah gue bilang gue ngikut!!,berisik sih lo!!”bentakku. Wanita itu tertawa lalu menoleh dan mengusap pipiku.Siapa pun akan kesal kalo keasyikannya terjeda. Aku jadi malas dan bersandar di sofa sambil mengawasi mereka yang memesan minuman.Pelayan mencatat lalu berlalu.Aku jadi mengawasi sekitarku,semakin ramai. “Mau turun gak?”tanya wanita itu lagi lagi berisik Maaf aku soalnya lupa namanya siapa waktu kenalan tadi,jadi jangan tanya. “Malas…..penuh juga”tolakku. Dia tersenyum lalu kembali mengobrol dengan yang lain memperbaiki rangkulan lenganku di bahunya juga merapatkan lagi tubuhnya padaku. Aku masih mengawasi sekitar,sampai kemudian aku menajamkan penglihatanku saat 4 pelayang club berderet membawa pesanan minuman kami.Dia…….salah satu pelayan itu…..kok bisa….mirip sekali dengan gadis dalam mimpiku. Jujur aku terpaku saat dia dan 3 pelayan lain menaruh pesanan kami di meja.Dia tersenyum dan mengangguk pelan ke arahku lalu menunduk.Asli!!!,mirip sekali cuma beda tampilan pakaian.Kalo wanita dalam mimpiku selalu memakai gaun tipis dan melambai,kalo gadis di hadapanku,memakai kaos berkerah dan celana jeans hitam yang sepertinya seragam pelayan club ini.Kalo gadis dalam mimpiku menggerai rambutnya,gadis pelayan ini justru menguncir tinggi rambutnya.Aku gagal focus pada leher jenjangnya yang putih mulus walaupun lampu di sekelilingi temaram. “TUNGGU!!!”jedaku mencegahnya berlalu. 4 pelayan itu berhenti lalu berbalik.Kalo tiga yang lain menatapku,gadis itu justru menunduk dan menggigit bibirnya. “Kenapa Ren?”tanya wanita yang aku rangkul. Aku mengabaikannya dan aku bangkit berdiri. “Elo coba dekatan!!’pintaku pada gadis itu. “Saya?”tanyanya menunjuk dirinya takut takut. Aku berdecak pelan lalu mengangguk. Dia menatap teman temannya sebentar. “Kenapa sih mas?”tanyanya masih takut. Teman temanku menoleh serentak ke arahku dan wanita yang dari tadi aku cabuli malah berdiri. “Coba sini dekatan!!!”pintaku. Dia menatap teman temannya lagi sambil menggigit bibirnya.Aku yang jadi tidak sabar,aku yang mendekat dan kami jadi berdiri berhadapan setelah aku mengitari meja. “Mau apa sih mas??....kan pesanannya udah di antar?”tanyanya menatapku sekilas lalu menunduk. Aku mengabaikannya dan justru lebih tertarik mengangkat dagunya sampai tatapan kami bertemu.Aku terdiam.Sorot matanya bahkan mirip…..dalam,intens…..dan menggodaku.Dia menggigit bibirnya saat tanganku yang lain mengusap pipinya.Aku butuh memastikan kalo gadis ini nyata. “Siapa kamu?”tanyaku lirih dan masih menatapnya lekat. Bukan menjawab,dia malah mengawasi pergerakan tanganku yang mengusap pipinya.Bisa serupa gini?,dan ini nyata.Tinggi badannya,mungkin baunya,dan…….bibirnya…..Aku tanpa sadar mendekatkan wajahku dan tergoda menciumnya.Bukan mendapat balasan,aku malah merasakan kejantananku di tendang dengan lutut kakinya dan dia mendorong tubuhku menjauh dengan nafas terangah. “AW!!!!”jeritku. Seakan tidak cukup dengan gerakan cepat dia menampar pipiku lalu mengambil gelas minuman dan menyiram wajahku. “SAYA PELAYAN!!DAN BUKAN p*****r!!!!”jeritnya dengan mata terbelak dan mengusap bibirnya dengan punggung tangan. Aku terbahak,untuk pertama kalinya ada juga perempuan yang menolakku. Aku rasa yang lain juga bingung dengan kelakuanku karena semua jadi ikutan berdiri. “Ren…..”tegur teman lelakiku. Aku menghentikan tawaku. “Santai bro….”jawabku lalu mengambil tissue dan mengelap wajahku sambil mengawasi gadis pelayan yang sudah di rubung teman temannya. “Elo apa apaan sih?”tegur yang wanita pada gadis pelayan itu. Dia ganti terbelak ke arah para wanita yang menemani kami minum. “EH SALAH GUE DI MANA?,gue pelayan di sini,bukan p*****r kaya elo pada,harusnya elo ngamuk sama lelaki yang booking elo,kenapa cium gue kalo udah booking elo”jawabnya berani. Ke lima wanita itu terbelak lalu menjambak rambutnya.Aku berdecak pelan. “Lepas….”desisku pelan. “Mulutnya kurang ajar Ren….”tolak salah satunya. Kurang ajar dimana,orang yang di bilang gadis pelayan ini benar kok. “Mau elo apa?,gue gak takut sama elo berlima”jawab gadis itu dan benaran tidak takut. Wanita yang menjambak rambutnya melepaskan jambakan dan ganti menampar wajahnya.Dia menjerit lalu dengan brutal mengambil gelas dan menyiram juga wajah wanita yang tadi menamparnya sampai menjerit juga.Aku tertawa melihatnya. “Ren……”rengeknya padaku. Aku berdecak lagi. “Berenti gak!!,urusan elo ma gue”kataku menahan tangan gadis pelayan itu. Dia menatapku tajam. “Elo sama gue udah gak ada urusan!!”bentaknya lalu melepaskan cekalan tanganku. “Wah laporin aja sama managernya Ren”seru yang lain. Gadis itu malah tolak pinggang. “Gak usah elo repot aduin gue,tanpa perlu elo lapor,gue bakalan berhenti kok!”jawabnya lalu berbalik dan beranjak. Aku tertawa dan baru sadar saat dia sudah menjauh bersama teman teman pelayan yang lain.Aku mengabaikan panggilan teman temanku dan mengejar gadis itu.Aku mengumpat saat kesulitan menerobos kerumunan orang orang. “SHITT!!”umpatku lagi karena kehilangannya. Aku mengedarkan pandanganku sampai aku menemukan pintu yang di tempeli bacaan Staff Only.Aku bergegas menuju pintu itu,walaupun harus menembus barekade orang orang lagi. “Sory mas,khusus karyawan”tahan seorang lelaki bertubuh tegap. Sepertinya security. “Dimana kantor bos elo?”tanyaku. “Maaf urusan apa?”tanyanya. Aku menghela nafas untuk menekan amarahku. “Buruan di mana bos elo?,mau gue tembak kepala elo?”tanyaku garang. Dia menatapku sebentar lalu mengangguk dan membuka pintu. “Kantornya paling pojok,ada tulisannya.Tolong jangan buat masalah mas”pintanya. Aku tersenyum lalu mengangguk dan menepuk bahunya sebelum aku masuk.Dia menutup pintu lagi.Pencahayaannya lorong ini terang benderang.Aku tapi tetap celingukan mencari ruangan bos club ini.Baru aku menemukan gadis itu ternyata keluar dari ruangan itu. “Dia pikir dia siapa?,gue juga gak niat banget kerja di tempat m***m kaya gini”gerutunya setelah menutup pintu ruangan yang aku duga ruangan bos club karena ada tulisan BOS ROOM. “Bagus dong,emang elo gak pantes kerja di sini”komenku. Dia menoleh lalu terbelak menatapku. “Ngapain lo disini?”tanyanya galak dan tolak pinggang. Aku tertawa. “Oh elo mau laporin gue sama yang punya nih tempat?”tebaknya. Aku tertawa lagi. “Gue cari elo”jawabku sambil mendekat. Gadis itu perlahan mundur saat aku lebih mendekat lagi. “Gue teriak ya kalo elo deketin gue”ancamnya. Aku mengabaikannya dan lebih tertarik menyusuri lekuk wajahnya sampai dia bergeser dan justru mepet ke tembok.Kesempatanku untuk mendesaknya.Dia menahan nafas saat aku mengungkungnya dengan tanganku yang aku tahan di tembok. “Gue dari tadi tanya……nama elo siapa?”tanyaku dan menemukan hal lain. Sepasang matanya yang terbelak itu berwarna coklat terang.Indah sekali karena kontras dengan kulitnya yang seputih pualam.Bagian lehernya yang memerah dan sangat jenjang. “Buat apa?!!!”bentaknya galak lalu melengos. “Jangan buang waktu……gue gak suka nunggu….jadi bilang nama elo siapa…..”desisku lebih mendekat ke arah wajahnya. Dia berjinjit supaya bisa menghindariku.Bukan Reno kalo bisa mengalah.Aku lebih merendahkan lagi tubuhku dan dia semakin meringis dan memejamkan matanya. “Siapa?....cepat…..atau gue perkosa….”desisku c***l karena suka membaui tubuhnya. Dia terengah. “Kez…..ih sanaan…..gue takut….”rengeknya dan memalingkan wajahnya Aku tertawa dalam hati. “Siapa……”desisku mengulang. “KEZIA!!!”jawabnya sambil mendorong tubuhku menjauh. Aku tertawa. “Elo udah tau,minggir gue mau pulang!!!”usirnya mendorong tubuhku lagi. “HEI!!!”jedaku menahan tangannya. Dia menghela nafas lalu menoleh menatapku. “Mas….please deh…..cape tau……kan udah cium saya…..udah kali saya di lepas….saya mah amatiran kalah sama cewek cewek yang tadi sama mas”katanya dan membuatku terbahak. Dia melepaskan cekalan tanganku. “Lah emang siapa yang minat sama elo?”jawabku. Dia merona lalu menghela nafas pelan. “Udah ya!!,saya mau pulang….kemalaman banget ini,lagian saya udah berhenti kerja dan ayah saya di rumah sendiri….udah ya mas….kasihan apa sama saya,kan gara gara mas saya jadi berenti kerja”rengeknya sambil mengatupkan kedua tangannya. Aku jadi diam dan menatapnya. “Ibumu?”tanyaku. Dia balas menatapku. “Ibu saya meninggal,jadi ayah saya sendiri”jawabnya. Aku diam.Kok bisa kaya aku yang gak punya ibu. “Saudara?”tanyaku. Dia menggeleng. “Gak ada…”jawabnya lirih lalu menunduk. Aku mendekat dan berdiri mengawasinya. “Ayahmu tau kamu kerja di tempat seperti ini?”tanyaku. Dia semakin menunduk. “Hei….kalo aku tanya jawab dong,aku cuma mau tau”kataku jadi sopan gini. Dia mengangkat wajahnya lalu menatapku. “Buat apa tanya?,ayahku orang baik,mana mungkin dia izinkan aku kerja di sini kalo dia tau”jawabnya lalu melengos. “Lalu?”kejarku. “kepepet….daripada saya jual diri”jawabnya dan aku lihat airmatanya lolos. Aku menghela nafas. “Udah ya mas….udah dapat kan jawabannya?”tanyanya. Mau tak mau aku mengangguk dan dia beranjak setelah mengusap airmatanya dan tersenyum padaku saat dia menoleh lagi.Aku mengawasinya sampai dia masuk ke sebuah pintu di ujung lorong. Aku mendadak penasaran,alasan apa sampai dia mau kerja di tempat seperti ini.Seorang pelayan pun kalo kerja di club,resikonya terlalu besar.Bisa saja di lecehkan lelaki hidung belang atau lelaki mabuk.Wait!!,tapi aku juga melecehkannya kan???.Aku jadi mengacak rambutku.Kasihan…….. Tadinya aku mau beranjak pergi,tapi lalu urung,aku memilih masuk ruangan bos club ini. “RENO!!!”pekik pria bertampang chines dari kursi kerjanya. Aku diam menatapnya berusaha mengingat. “Bos sih ya lo!!,lupa sama gue?”keluhnya sambil bangkit berdiri menghampiriku. Aku coba mengiat. “Eh gue Ape,masa lupa sih lo??,Johanes Fernandez kawan elo kan?,yang buka restoran Sea food?.Dulu gue yang kasih tau Jo lahan di Kelapa Gading buat dia punya restoran”jelasnya. Aku tertawa karena baru ingat. “Apa kabar bro!!!”cetusku lalu menyalaminya. Dia tergelak. “Duduk Ren!!”ajaknya mempersilahkan. Aku menurut duduk. “Gak sangka elo punya nih tempat,yang di kota?”tanyaku. Dia tertawa. “Berat buka di kota.Pemda mulai cari panggung dengan kasih peraturan macam macam buat tempat hiburan malam.Udah jangan bahas soal itu,elo kok bisa sampe sini?”tanyanya sambil menawarkan rokok yang aku tolak. “Iseng bro…..”jawabku. “Genk elo udah nikah sih ya?.Elo udah nikah?”tanyanya. “Belum,kasihan cewek cewek kalo gue nikah”jawabku. Ape terbahak. “Gue bisa minta tolong gak?”tanyaku tanpa basa basi. Ape menatapku. “Soal apa?”tanyanya. Aku menghela nafas. “Karyawan elo yang baru berhenti”jawabku. Ape menatapku lagi. “Pelayan?Writess?”tanyanya. Aku mengangguk dan Ape terbelak. “Jadi elo pengunjung yang dia tabok?”tanyanya. Aku tertawa. “Gak usah elo pikirin soal itu,udah kena cipok gue jadi gue di tabok,udah biasakan?”jawabku. Ape terbahak. “b******n…..”desisnya. Aku ikutan tertawa. “Kezia kan namanya?”tanyaku. Dia mengangguk. “Buat apa,penasaran lo?”tanyanya. Aku gantian mengangguk. “Berapa lama di kerja di sini?”tanyaku. “Ada kali dua minggu,tadi diam minta berenti”jawabnya. “Elo gaji gak?”tegurku. Ape meringis. “Aturan kerja sebulan baru di gaji,tapi dia dapat uang makan sama uang transport”jawabnya. Aku langsung diam,kasihan sekali. “Sory Ren…..kerjanya rajin sih kata karyawan lain,cuma gak kuat mental kali gawe tempat gue,elo aja kasih kerjaan sama dia”saran Ape. Aku diam lagi. “Punya biodata apa KTP atau apa kek identitas dia,masuk sini mesti bawa CV kan?”tanyaku. “Ada gak ya…..gak perhatiin juga gue,kan kerja di club gini yang penting siap mental”jawabnya lalu bangkit ke meja kerjanya. Aku ikutan bangkit dan menunggu di depan meja kerja Ape.Aku mengawasi saat dia membuka berkas berkas berisi map. “Ada Ren!!!”cetusnya girang. Aku tersenyum saat dia menyerahkan selembar kertas padaku.Jauh dari kata standart untuk melamar pekerjaan di tempat ini.Aku jadi membaca sebentar.Kezia Freya Alatas,itu namanya lengkap dengan biodata lengkap.Astaga….muda sekali….baru 22 tahun.Aku jadi memijat keningku. “Alamat apa KTPnya gak ada?”tanyaku karena kolom alamat kosong,nomor handphone pun kosong. “Gue gak perhatiin,waktu dia ngelamar kerja yang gue lihatin mukanya cakep,yang penting itu”jawabnya enteng. Iya juga sih,buat menarik perhatian pengunjung club. “Ini buat gue ya!!’seruku karena ada fotonya Kezia. Ape tertawa. “Masih kecil brother,mau elo apain?”ejeknya. Aku tertawa. “Karena masih kecil,jadi bisa gue bentuk biar cepat gede”jawabku sambil melipat kertas dan menaruh di saku celanaku. Ape terbahak. “Benar Jo,b******n elo sih!!”ledeknya. Aku tertawa lagi. “Gue cabut ya!!,waktunya berburu”pamitku. “Good luck bro….jangan lupa,bawa truslah relasi sama kawan kawan elo,biar ini club rame”pintanya. “Santai….kenal Reno kan?”jawabku. Dia mengangguk sambil tertawa waktu aku beranjak keluar ruangannya.Aku jadi melenggang pulang dan hilang minat untuk nongkrong lagi.Sampai apartemenku,aku jadi menyempatkan diri duduk di sofa dan menatap foto Kezia. Gak tau ya apa karena obsesiku pada gadis yang ada dalam mimpi atau entah karena apa,aku melihat garis senyum wajah Kezia sekilas mirip mamaku. “Aku kayanya udah gila……”desisku melempar kertas di tanganku ke meja. Aku beranjak bangun untuk ganti baju lalu beranjak tidur.Semoga tidur bisa membuatku lupa akan kegilaan ini. Saat sudah jauh terlelap malah aku bermimpi dan sosok gadis itu muncul lagi.Gadis mirip Kezia dan kali ini tidak menggodaku,dia justru terlihat menangis saat menatapku.Aku yang kepayahan saat balas menatapnya. “Reno……..tolong……”desisnya. Aku terus menatapnya sampai dia bangkit dan aku terbelak,perutnya buncit. “Kamu hamil???”desisku tertahan. Dia tersenyum menatapku lalu mengusap perut buncitnya yang semakin kelihatan karena gaun tipis putih yang dia pakai beriak tertiup angin. “Ini anakmu……….”jawabnya. Aku terbelak lagi. “Kita bercinta bukan?........”lanjutnya dan masih mengelus perutnya. Aku yang meringis,bercinta?,kapan?.Itu yang ada di dalam pikiranku sambil mendekat ke arahnya.Aku bersyukur kali ini dia terdiam saat aku mendekat. “Who are you????”tanyaku lalu mencekal tangannya. Gerakannya mengelus perut membuatku tak tahan. Dia tersenyum lagi lalu melepaskan cekalan tanganku lalu beralih mengusap dadaku.Aku menahan nafas. “Aku rasa sepimu…….tidakkah kamu merasakan sepi itu?”tanyanya. Bodohnya aku mengangguk.Dan dia tersenyum. “Aku akan selalu ada di sini…….saat kamu merasa sepi……lepaskan kalo kamu tak mau lagi merasa sepi itu…….”lanjutnya lalu perlahan beranjak menjauh perlahan. Aku yang berlari mengejarnya saat dia justru semakin menjauh dan lebih menjauh lagi,aku mengejar senyum itu…..garis senyum mamaku….. Rasanya lelah sekali saat bermimpi berlari.Aku yang terbangun dengan nafas terengah dan hari sudah terang.Aku mengjambak rambutku menyadari ini mimpi lagi.Benarkah aku akan terus bermimpi seperti ini kalo aku merasa kesepian??.Aku mencoba mengingat kapan waktu di mana aku mimpi dengan gadis itu.Lalu aku melempar bantal saat menyadari kebenaran perkataan gadis dalam mimpiku,aku memang selalu bermimpi bersamanya saat aku merasa kesepian. Aku menghela nafas kasar saat beranjak keluar dari selimut dan keluar kamar.Aku beranjak mengambil minum lalu terdiam menatap foto Kezia yang tergeletak di meja. “Masa iya elo bunting?,kasihan amat sih lo?”keluhku pada foto Kezia. Aku menghela nafas lagi. “Kalo beneran bunting lakinya siapa?”lanjutku mendadak sakit jiwa. Aku jadi menelpon Gladis karena mencari jawaban. “Apa abang?”suara cempreng Gladis terdengar. Aku jadi tertawa. “Dis elo suka mimpi gak?”tanyaku. Gladis tertawa. “Elo mimpi apa?,mimpi basah mah jangan bilang gue kali”ledeknya. Aku berdecak kesal dan Gladis terbahak. “Gue tanya pernah mimpi apa gak,malah ledek”protesku. “Abis nanyanya lucu.Pasti gue mimpilah”jawabnya masih cekikikan. Jadi nyesel nelpon Gladis. “Elo mimpi apa bang???”tanyanya lembut. Aku jadi semangat lagi.Biar geblek,Gladis tipe yang suka mendengar.Walau kadang kadang bikin pening kalo manjanya keluar. “Masa gue mimpi cewek bunting”kataku. Gladis terbahak lagi dan aku berdecak pelan. “Udah deh gak jadi”putusku. “Eh ngambek……gue dengar kok.Perempuan yang di mimpi elo,pacar elo bukan?”tanyanya. “Gue mana punya pacar sih,koleksi banyak”jawabku. “Sombong amat!!!”semburnya. Aku terbahak. “Buruan Dis,elo tau artinya gak?”tanyaku. “Lah elo tanya aja dukun,penting aja gue jawab pertanyaan elo”jawabnya. Aku berdecak lagi dan Galdis tertawa. “Lagi kesusahan kali tuh cewek,jadi di kodein dengan bunting.Kalo cewek bunting gak ada laki kan bikin pening,beneran tuh cewek bukan salah satu koleksi elo?”tanyanya. “Gue jago ngebom doang,tapi gak minat bikin anak,jadi mana mungkin koleksi gue bunting”jawabku. “Bisa aja kalo elo kena azab,trus kondom elo bocor”sanggahnya. Aku mengacak rambutku.Muka gadis dalam mimpiku gak pernah aku gagahin,mana mungkin hamil,kan aku gak pernah tidurin Kezia.Kok malah Kezia sih??.Kalo gadis dalam mimpi itu Kezia,mana mungkin cipokan buat hamil. “Gak nolong elo mah”protesku. “Lah elo ngotak,makanya jangan tindihan perempuan mulu,jadi di kasih mimpi perempuan bunting ,elo jadi baper.Udah ah,Puput ribet ini mau main game di handphone gue.Radit masih tidur,gak enak badan Radit”pamitnya. “Okey….thanks Dis…”tutupku. Aku bolak balik gelisah sambil menatap foto Kezia.Benar Gladis sih,kalo dia bunting kasihan juga.Tapi masa iya aku mesti pikirin?,trus kalo beneran dia hamil,siapa yang bakal tanggung jawab,bisa aja kan dia di tidurin pacarnya,atau pengunjung club yang tertarik padanya.Aku mengacak rambutku lagi. Mending cari tau deh,dari pada gak jelas gini.Tapi…..gimana cari tau soal Kezia kalo aku cuma tau nama,tanggal lahir dan fotonya??.Aku memijat keningku.Astaga!!!. “OM EDWARD!!!”cetusku girang. Edward Tanjung pasti bisa mencari tau.Aku yakin walaupun bermodal foto dan nama.Aku bergegas mandi untuk ke rumah om Edward.Semoga keresahanku ada jalan keluar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD