Namun, Sienna dan Adrian tampak tak peduli dengan pandangan orang-orang di sekitar mereka. Adrian menarik kursi untuk Sienna dengan penuh perhatian, membuatnya merasa sangat dihargai. Mereka berdua duduk berhadapan, menikmati secangkir kopi hangat sambil sesekali tersenyum satu sama lain.
Sienna tersenyum sambil menghirup aroma kopi.“Tempat ini indah sekali, Adrian. Pemandangannya begitu menenangkan. Terima kasih sudah mengajakku ke sini.”
Adrian tersenyum lembut.“Aku tahu kamu suka tempat-tempat tenang seperti ini. Selain itu, aku ingin kita bisa menghabiskan waktu berdua tanpa gangguan.”
Adrian meraih tangan Sienna yang tergeletak di meja, menggenggamnya dengan lembut. Sienna merasakan kehangatan dan ketulusan dari sentuhan Adrian, membuatnya merasa nyaman.
Sienna sambil memejamkan matanya. “Aku tidak menyangka akan bisa merasakan kedamaian seperti ini lagi. Dulu, aku sering berpikir hidupku akan selalu penuh luka.”
Adrian memandang Sienna dengan sorot mata mengagumi. “Kamu layak mendapatkan kebahagiaan, Sienna. Dan aku ingin menjadi orang yang bisa memberimu itu. Aku tahu kita mungkin terlihat berbeda di mata orang lain, tapi biarlah mereka berpikir apa yang mereka mau.”
Sienna tersenyum dan mengangguk, merasa semakin yakin bahwa Adrian adalah sosok yang tepat untuknya. Mereka kemudian berbicara ringan tentang rencana pernikahan mereka dan masa depan yang ingin mereka bangun bersama.
Saat mereka tengah larut dalam percakapan, seorang pengunjung wanita yang tidak bisa menahan rasa penasaran akhirnya mendekati meja mereka.
Pengunjung wanita menghampiri mereka berdua.“Maaf mengganggu, tapi saya hanya ingin bertanya… apakah Anda berdua benar-benar pasangan?”
Adrian dan Sienna saling berpandangan sebentar, lalu Adrian dengan tenang menjawab sambil tersenyum ramah.
Adrian menjawab. “Ya, kami adalah pasangan. Kami berencana menikah dalam waktu dekat.”
Wanita itu tampak terkejut namun segera tersenyum dan mengangguk sambil memuji bahwa mereka adalah pasangan yang serasi, meskipun perbedaan usia mereka terlihat jelas.
Setelah pengunjung itu pergi, Sienna menatap Adrian dengan senyum kecil.
Sienna "Tampaknya kita jadi bahan pembicaraan, ya? Aku tak terbiasa dengan perhatian seperti ini.”
Adrian tertawa kecil.“Biarkan saja, Sienna. Orang-orang selalu menilai dari penampilan luar. Yang penting adalah bagaimana kita merasa satu sama lain.”
Sienna mengangguk, merasa tenang dengan sikap dewasa Adrian. Mereka melanjutkan menikmati pagi itu, tenggelam dalam percakapan ringan dan tawa. Di tengah kesederhanaan momen tersebut, Sienna merasa seolah dunia hanya milik mereka berdua.
Di balik pandangan banyak orang yang salah paham tentang hubungan mereka, Sienna dan Adrian justru menemukan ketulusan dan kejujuran yang selama ini mereka cari. Di coffee shop pinggir danau itu, Sienna berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan menjaga hubungan ini sebaik mungkin, sekaligus memulai hidup barunya dengan penuh kebahagiaan.
Setelah beberapa saat perjalanan, mereka tiba di apartemen baru Sienna, yang telah Adrian persiapkan dengan nyaman.
Sienna takjub melihatnya, namun lebih dari itu, perhatiannya mulai terasa begitu dalam.
"Wah... ini... terlalu mewah untukku Adrian, aku.. tak bisa menerima ini..."Sienna tak melanjutkan ucapannya.
"Ssst, Sienna kau berhak mendapatkan ini, kau tak perlu sungkan, cukup kau menjadi dirimu sendiri ."Adrian mengelus rambut Sienna. Rasanya Adrian ingin memberikan separuh dunia pada Sienna.
Ia merasa dihargai dan dilindungi, sesuatu yang selama ini tidak pernah ia rasakan dalam rumah tangganya dengan Ardha.
Adrian menatap Sienna dengan mata penuh ketulusan. “Sienna,” katanya dengan suara yang mantap, “Aku ingin kamu menjadi pelabuhan terakhirku. Aku akan melamarmu dalam waktu dekat dan memberimu kehidupan yang layak kamu dapatkan.”
Sienna tersenyum, namun ia tetap menyuarakan keinginannya. “Adrian, kalau kita bersama, aku ingin punya peran nyata di perusahaanmu. Aku ingin berkarier, bukan sekedar jadi istri di rumah. Aku butuh itu untuk merasa utuh.”
Adrian tertawa kecil, lalu memandangnya dengan penuh kasih. “Sienna, kamu tidak perlu membuktikan apapun padaku. Tapi jika itu yang membuatmu bahagia, aku mendukung penuh. Kamu tidak hanya akan berkarier di kantorku, aku akan memberikan 20 persen saham perusahaan untukmu. Kamu bisa menjadi bagian penting dalam segala keputusan besar yang kita ambil. Tapi ingat, di atas segalanya, aku ingin kamu menjadi nyonya Adrian Alarick,” ujarnya sambil mengecup tangan Sienna dengan lembut.
"Ttttapi...itu terlalu berlebihan Adrian, aku .. tak bisa menerimanya!"Sienna menggelengkan kepalanya.
Sienna tersentuh dengan ketulusan Adrian. Ia merasa diberi kesempatan untuk membangun kehidupan yang bermakna, tidak hanya di sisi pribadi, tapi juga dalam dunia profesional.
"Kau sungguh berbeda, disaat wanita lain ingin menghabiskan uangku, kau malah menolak."
Dengan dukungan Adrian, ia merasa lebih percaya diri untuk memulai babak baru dalam hidupnya, tanpa bayang-bayang masa lalunya.
Sienna semakin yakin dengan tekadnya untuk membalas semua sakit hati yang Ardha sebabkan. Sepanjang hari itu, dia mendampingi Adrian di kantor, tampil anggun dan penuh percaya diri.
Kehadirannya langsung menjadi pusat perhatian, terutama karena Adrian yang biasanya dingin dan tak tersentuh terlihat hangat dan penuh perhatian terhadapnya. Sienna menikmati setiap tatapan kagum dari para karyawan, namun yang paling memuaskannya adalah melihat wajah terkejut Ardha saat dia melihat Sienna berdampingan dengan Adrian.
"Sienna?Dia...kerja di perusahaan ini?"Ardha dalam batinnya.
Sienna tersenyum kecil, menikmati posisi yang kini ia pegang. Baginya, ini adalah awal dari balas dendam yang manis, sekaligus kesempatan untuk menunjukkan bahwa ia bisa berdiri di atas kesakitan yang pernah Ardha sebabkan.
"Ardha perkenalkan ini... Sienna, dia akan bekerja di kantor ini, Sienna kenalkan ini Ardha salah satu manajer di perusahaan ini. " Adrian memperkenalkan Ardhana pada Sienna tanpa tahu bahwa mereka pernah terikat dalam hubungan pernikahan.
"Sienna,"ucap Sienna dengan suara lembut. Dan penampilan Sienna membuat Ardha terpukau karena sangat berbeda saat menjadi istrinya, yang sangat sederhana bahkan tanpa makeup.
Sienna semakin merasa memiliki kekuatan, untuk bangkit kembali. Kehadirannya di sisi Adrian bukan hanya simbol dari awal baru, tetapi juga pengingat bagi Ardha bahwa Sienna telah beralih ke tempat yang jauh lebih kuat dan berwibawa."Kau akan tahu Ardhana Bimantara, aku akan membalas sakit hatiku!"Batin Sienna.
"Dia terlihat lebih menarik, Setelah berpisah denganku,"gumam Ardha. Dia tidak tahu hubungan antara Sienna dan Adrian. Hanya tahu Sienna bekerja di kantornya.
Sienna melangkah masuk ke kantor Adrian dengan tekad yang semakin membara. Bersama Adrian yang selalu tampak dingin dan berwibawa, ia langsung menjadi pusat perhatian seluruh karyawan.
Mereka semua terkejut melihat sisi lembut Adrian yang biasanya tegas dan disegani, namun hari itu, Adrian tampak memperlakukan Sienna dengan penuh perhatian dan respek.
Sienna merasakan tatapan kagum dan kekagetan dari para staf kantor. Aura kepercayaan diri Adrian, ditambah dengan kehadirannya, membuat mereka tampak seperti pasangan yang tangguh dan berpengaruh. Sienna menikmati perhatian itu, ia ingin menunjukkan pada semua orang, terutama pada Ardha, bahwa dirinya tidak lagi sekadar wanita yang bisa dianggap sebelah mata.
Adrian memimpin Sienna ke ruangannya, memberikan pengenalan singkat tentang setiap divisi dan memperkenalkannya ke beberapa rekan senior.
"Selamat pagi, mohon perhatian sebentar, saat ini ada nona Sienna di samping saya, dia akan bekerja sebagai staff di divisi Marketing, saya harap anda semua bisa bekerja sama dengan baik ."Adrian memberikan sedikit ucapan perkenalan.
"Perkenalkan nama saya Sienna."Dengan lantang dan percaya diri Sienna memperkenalkan diri.
Sienna menyimak dengan cermat, setiap apa yang diucapkan Adrian, mengamati suasana dan dinamika kantor dengan penuh perhatian. Ia merasa berada di tempat yang tepat, beriringan dengan seseorang yang mendukungnya sepenuhnya.
Setelah beberapa waktu, saat mereka berdua sedang duduk di ruang rapat kecil, Adrian menatapnya dengan senyum tipis. "Kamu bisa mendapatkan apapun yang kamu mau di sini, Sienna. Ini baru awal dari semua yang akan kita bangun bersama," katanya dengan nada rendah namun penuh tekad.
Sienna mengangguk mantap, hatinya semakin yakin dengan jalan yang telah ia pilih. Tekad balas dendamnya pada Ardha kini semakin kokoh, ia akan membuktikan bahwa ia jauh lebih berharga, dan tidak ada lagi ruang bagi siapapun untuk meremehkannya.
Di ruang kerjanya yang luas dan elegan, Sienna memandang tumpukan dokumen di hadapannya dengan tekad yang bulat.
Dia telah memutuskan untuk mengerahkan seluruh kemampuannya agar bisa memberikan hasil yang maksimal bagi perusahaan Adrian, dan lebih dari itu, untuk dirinya sendiri.
Tak ada lagi ruang bagi perasaan lemah, ia ingin menjadi wanita yang mandiri dan berdaya, serta membuktikan bahwa dirinya mampu berdiri tanpa bergantung pada siapapun."Sudah saatnya, aku menunjukkan, bahwa aku kuat, dan tidak pantas direndahkan!"