"Letty, sayangku ...."
Kalimat itu akhirnya membakar darah Letty dan dia tidak mau semuanya berakhir begitu saja. Letty tidak ingin menolak Alex seperti tadi siang dan memilih untuk membiarkan semuanya terjadi tampak tidak di sengaja.
Alex mengangkat dagu Letty dengan perlahan. Dia sedikit ragu saat ingin memajukan bibirnya. Manik coklat pria itu berkabut dengan gairah yang ia tahan sejak tadi. Letty terlena oleh manik coklat yang tengah menatapnya dengan damba. Gadis itu memberanikan diri untuk memajukan wajahnya membuat hidungnya menyentuh hidung Alex.
Alex menarik tengkuk Letty dan membawa bibirnya menyentuh bibir gadis itu namun kali ini Alex berusaha selembut mungkin menyentuh bibir Letty. Dia ingin menikmati tekstur lembut itu dengan perlahan. Letty merasakan sesuatu yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Perasaan berdebar-debar karena gugup tapi juga penasaran hingga akhirnya dia pasrah. Letty mulai menginginkan sentuhan-sentuhan yang lainnya yang bisa di berikan oleh Alex.
Letty kehilangan kesadaran saat ciuman mereka semakin basah. Alex semakin menarik tengkuk Letty agar wajahnya semakin menempel padanya, sambil menaikkan tempo ciuman mereka. Letty membuka mulutnya. Dia ingin memberikan akses penuh pada lidah Alex untuk semakin menggeliat di dalam mulutnya.
Alex semakin hanyut dalam hasratnya. Dia berdiri dari dudukny. Berpindah, lalu berjongkok di depan lutut Letty sambil menopang tubuhnya dengan kedua lututnya. Alex hilang kontrol. Dia membawa tangannya meraba tubuh Letty dari depan hingga kebelakang. Mengusap punggung gadis itu dengan sedikit terburu-buru sambil mengubah kecupan di bibir menjadi lumatan, perlahan meningkat menjadi sangat rakus.
Alex semakin menggoda Letty dengan keintiman yang mereka bangun. Letty tidak menyangka jika dirinya bisa melangkah sejauh ini. Seumur hidup baru kali ini Letty mengalami perasaan seperti ini. Bahkan tanpa sadar dia melenguh. Menarik kepalanya ke atas dan memberi kebebasan pada Alex untuk bisa menyicipi kulit lehernya.
Nafas Alex menggelitik leher Letty dan lidahnya menari dengan indah di sana. Alex terus mencium dan menjilat kulit Letty. Dia seolah tidak ingin meninggalkan satu inci pun dari kulit gadis yang tengah pasrah menerima sentuhan yang mulai menjadi liar itu. Letty melarikan tangannya ke belakang kepala Alex. Sesekali dia menjambak rambut Alex saat pria itu menghadiahkan gigitan kecil di kulitnya.
Letty memejamkan mata saat merasakan sentuhan bibir Alex di tubuhnya. Tangan Alex mulai bergerak mencari pengait kain yang menghalangi tubuh Letty. Dia berhasil mendapatkannya dan dalam satu kali tarikan, tali itu sudah terlepas. Alex masih memejamkan mata begitu juga dengan Letty. Hanya suara jantung yang meningkat dan seolah menggema.
Pikiran tentang Fredrick, tentang sindikat dan tentang Alex bersatu padu dalam benak Letty. Dia berusaha keras menepis semua pemikiran lain dan ingin berkonsentrasi menikmati momen ini. Bisakah gadis itu menikmatinya? Salahkah dia jika dia menginginkan Alex? Semua gadis bahkan sudah merasakan bagaimana rasanya menghabiskan semalam berdua bersama kekasih mereka jadi, malam ini biarkan gadis itu menikmati malam indahnya bersama pria yang di cintainya.
"Letty ...." Alex menarik wajahnya dari leher Letty. Dia naik ke atas untuk kembali menatap manik abu-abu biru itu. d**a Letty naik turun dan napasnya sedikit berantakan, padahal Alex belum memulai permainan yang sesungguhnya.
"Apakah kau ...." Alex kembali meraih tengkuk Letty dan menariknya ke arahnya. Hidung mereka bertabrakan dan Alex sedikit kesulitan mencari udara di sekitarnya. "Kau mau melakukannya denganku?" tanya Alex.
Letty menarik napas. Salivanya begitu berat di tenggorokannya. Diam-diam tubuh Alex mulai membuat Letty mendamba. Sebuah perasaan mendamba yang sulit di jabarkan dengan kata-kata hingga Letty lebih memilih untuk menganggukkan kepala.
"Kau mencintaiku?" tanya Alex lagi. Letty mengangguk. Alex tertawa dan napasnya menyapu kulit wajah Letty membuat Letty bergidik. "Malam ini kau akan menjadi milikku," ucap Alex lagi.
Hanya satu kali anggukan kepala dari Letty lalu Alex mengangkat tubuh gadis itu. Menghadiahkan ciuman di bibir Letty, kemudian 1Alex menggendong Letty dan gadis itu mengalungkan tangannya di pundak Alex.
Alex membaringkan Letty perlahan di atas ranjang kecil di belakang sofa. Dia menatap kebawah pada kimono yang tidak lagi terpasang dengan rapi. Letty mengerjap berulang kali saat dilihatnya Alex tengah menatap tubuhnya. Lalu, ketika Alex mulai menyibakkan pakaiannya, gadis itu menahan napas tapi juga semakin penasaran dengan yang akan terjadi selanjutnya.
Perlahan, Alex mulai membawa tubuhnya menindih tubuh mungil Letty dengan tetap menjaga berat badannya. Alex menyibakkan rambut Letty lalu kembali menempelkan bibirnya pada bibir Letty. Pria itu seolah tidak pernah puas dengan bibir merah muda itu. Dia hanya ingin merasakannya lagi dan lagi. Sementara Letty sangat menikmati permainan bibir Alex.
Di bawah sana, tangan Alex mulai bergerak perlahan menjelajahi perut Letty membuat garis di sekitar pusar yang membuat gadis di bawahnya harus melenguh dan mengangkat tubuhnya. Alex tersenyum. Dia melepas ciumannya lalu berbaring di samping Letty sambil menahan kepalanya dengan tangannya yang membentuk siku di atas ranjang.
"Alex ...," gumam Letty. Dia memejamkan matanya saat merasakan tangan Alex perlahan naik ke atas. Letty menahan napas saat Alex meremas dadanya dengan lembut. Tangan Letty mulai mencari perlindungan lewat kain sutra yang ada di bawahnya. Tidak berhenti sampai di situ. Alex semakin menjadi-jadi saat dia tahu gadis itu telah memberikan akses tidak terbatas atas dirinya. Jemari Alex mulai turun, menyelusup ke bagian bawah tubuh Letty yang masih tertutup pakaian dalamnya.
Letty dan Alex kompak menelan ludah. Manik abu-abu biru itu berubah sayu saat jari tengah Alex mulai menyentuh bagian paling sensitif di tubuhnya. Alex menelan ludah lagi saat merasakan sesuatu yang hangat yang bersentuhan dengan jari tengahnya di bawah sana. Pria itu semakin berani dan terdorong oleh hasratnya, lalu Alex mendorong jari tengahnya kedalam membuat Letty mengeluarkan desahan panjang. Pria itu langsung meraih bibir Letty. Melumatnya dengan sangat rakus sementara Letty mencari perlindungan dengan menarik kain sutra di bawahnya.
Alex mengerutkan dahi saat jemarinya semakin luas bermain dibawah sana. Dia menarik bibirnya. Terpikir seuatu oleh Alex saat dia merasakan ada yang berbeda di bawah sana. Dia menatap Letty sambil menahan gejolak dalam dirinya.
"Apa kau belum pernah melakukannya?" tanya Alex. Dia menarik jarinya dari dalam tubuh Letty untuk memberi kesempatan pada gadis itu untuk bicara.
Letty hanya mampu menarik napas sebab deru napasnya mulai berantakan.
"Katakan padaku," tuntut Alex.
Letty mengigit bibir bawahnya lalu perlahan menggelengkan kepala.
"Benarkah?" tanya Alex lagi.
"Kau sendiri yang merasakannya," ucap Letty.
Alex menatap kebawah pada bagian tubuh Letty yang sudah tidak tertutup kain lagi. Pria itu bertahan di sana selama beberapa saat lalu kembali menatap Letty. Dia memilih untuk berbaring di samping Letty. Alex membawa tangan kirinya ke belakang kepala sementara tangan kananya meraih kepala Letty. Gadis itu mengangkat kepalanya dan membiarkan Alex menaruh tangannya di bawah kepala Letty.
Suasana mendadak hening saat keduanya lebih memilih untuk menatap langit-langit ruangan. Alex tidak ingin berbuat bodoh dengan membiarkan hasrat dan nafsu menguasainya. Dia baru tahu jika gadis di sampingnya masih perawan dan rasanya Alex tidak ingin merusak tubuh indah itu dengan nafsunya.
Letty sedikit lega tapi, ada juga perasaan kecewa yang dia tidak mengerti mengapa dia harus merasakannya.
"Maaf," ucap Alex. Dia memiringkan tubuhnya menatap gadis di sampingnya. Tersenyum saat manik abu-abu biru itu kembali menyapanya. Alex membawa tangannya untuk menyibakkan helaian rambut yang menutupi wajah Letty.
"Kenapa minta maaf?" tanya Letty.
Alex merapatkan tubuhnya lalu melilitkan kakinya pada kaki Letty.
"Aku hampir menyakitimu hanya karena nafsu sialan—"
Ucapan Alex terhenti saat Letty membawa jari telunjuknya di depan bibir Alex. Letty menggeleng. "Bukan salahmu, aku pun menginginkannya," ucap Letty.
Alex tersenyum. Dia semakin mendekatkan dirinya pada Letty lalu memberi kecupan lagi di bibir gadis itu. Mereka berbaring sambil berhadap-hadapan.
"Kita akan melakukannya, tapi hanya jika kau benar-benar sudah siap," ucap Alex.
Letty senang. Alex membuat keputusan yang benar. Dia tidak ingin memaksa kehendaknya dan membiarkan nafsu menguasainya. Pria itu memilih untuk menghargai Letty. Merusak kesucian gadis itu hanya akan memberikan beban padanya. Alex tidak mau hubungannya dengan Letty berakhir seperti gadis-gadis yang pernah menghabiskan semalam berdua dengannya. Letty berbeda. Dia gadis yang sudah mencuri hati Alex dan pria itu ingin memperlakukan Letty dengan sangat spesial.
Alex menarik tubuh Letty lalu mendekapnya dengan erat. Sebuah kecupan di puncak kepala yang sanggup membuat Letty semakin yakin dengan perasaannya.