Dua Bulan kemudian.
Lenox Hill Hospital Manhattan, New York, USA
"Awh ,ahhh ...." Erangan dari Elena menggema di royal class rumah sakit mewah ini.
"Dorong sedikit lagi nyonya, anda sudah dekat, kepala bayi anda sudah terlihat."
Para dokter dan petugas medis tengah berusaha sebaik mungkin untuk membantu sang nyonya besar untuk bisa melahirkan normal sesuai keinginannya.
"Fred, perutku sangat sakit," keluh Elena sambil menitikan air mata.
Fredrick terus berada di samping Elena. Lengan Fredrick di penuhi tanda cakaran kuku Elena, namun Fredrick tidak mempedulikannya. Dia terus menyemangati isterinya yang sedang bertarung berusaha melahirkan anak mereka ke dunia. Fredrick panik, namun dia berusaha tersenyum. Dia mengecup puncak kepala Elena.
"Ayo sedikt lagi sayang, kau bisa." Fredrick masih terus menyemangati isterinya.
Elena menarik napas panjang, seakan seluruh kekuatannya di pusatkan ke perutnya. Elena berusaha sekuat mungkin dan mengandalkan sisa-sisa tenaganya, Elena pun kembali mengeluarkan erangan panjang.
"Aaaaa......"
Seiring dengan teriakan kesakitan itu, terdengarlah suara mungil yang berteriak-teriak membuat semua pasang mata yang berada di ruang bersalin tampak menghembuskan napas lega mereka. Tak terkecuali Fredrick, dialah orang yang paling bahagia saat melihat bayi mungil berlumuran darah itu.
"Sayang kau berhasil, bayi kita telah lahir," ucap Fredrick pada Elena. Elena yang lunglai hanya tersenyum. Perlahan-lahan dia mulai kehilangan kesadarannya, dia begitu lelah. Sehingga tubuhnya ambruk seketika.
"Elena, Elena … wake up baby," Fredrick panik melihat kondisi Elena, dia menepuk pipi Elena.
"Dokter ...," teriak Fredrick yang mulai frustasi. Dokter Michael yang sementara membereskan sisa pekerjaannya di bagian bawah tubuh Elena, melirik ke atas mendapati tubuh Elena yang tidak sadarkan diri. Dengan sigap, dokter Michael pun langsung memeriksa denyut nadi Elena.
"Tuan Van Der Lyn, nyonya Van Der Lyn hanya pingsan, dia kelelahan karena melahirkan. Anda tidak perlu khawatir," ucap dokter Michael.
"Syukurlah," gumam Fredrick. Dia kembali mengecup puncak kepala Elena.
"Maaf tuan, anda bisa menunggu di luar sekarang. Kami akan membersihkan ruangan ini,” ucap salah seorang perawat yang sedang bertugas. Fredrick mengangguk pelan kemudian keluar dari ruangan ini.
Fredrick menuju ruang tunggu tempat di mana Lucas, Angelie dan kedua anaknya menunggu. Tiba di sana, Fredrick langsung di hampiri dua anaknya.
"Daddy …," panggil Letty dan Leo bersamaan. Mereka begitu senang saat melihat ayah mereka telah kembali dan mereka langsung menghampiri ayah mereka.
Fredrick tidak bisa menurunkan senyum di wajahnya. Betapa pun khawatirnya dia dengan kondisi istrinya, namun Fredrick tetap bahagia terlebih ketika melihat dua anaknya yang sedang berlari menghampirinya, Fredrick langsung membuka kedua tangannya menyambut dua anaknya.
"Hei, kalian mendapat seorang adik laki-laki," ucap Fredrick.
"Selamat bung," ucap Lucas.
"Selamat kakak," tambah Angelie.
"Ya, terima kasih," ucap Fredrick. Dia masih tersenyum haru.
"Lalu apa kau sudah memberinya nama?" tanya Lucas.
"Belum, Elena yang akan menamainya," jawab Fredrick.
"Dasar payah!" cibir Lucas.
Beberapa saat kemudian seorang perawat keluar dan membawa seorang bayi laki-laki di pangkuannya. Fredrick langsung menurunkan Leo dan Letty dan beralih menggendong bayi lelakinya. Dia sudah mahir menggendong bayi karena ini adalah kali ketiganya menggendong seorang bayi yang baru lahir.
"Ohh ….," gumam Fredrick kemudian dia mengecup pipi bayi tersebut.
Seseorang keluar lagi dari ruang persalinan, dan ternyata itu dokter Michael yang menangani proses persalinan Elena..
"Selamat tuan triliuner, bayi anda berjenis kelamin laki-laki dan beratnya mencapai 3.8 kilogram. Anda bisa membawa bayinya ke dalam untuk di beri ASI, ibunya sudah siuman,” ucap dokter. Letty dan Leo langsung berlari. Tanpa menunggu aba-aba Fredrick mereka langsung masuk ke dalam.
"Mommy …," seru kedua bocah itu. Mereka langsung melompat ke bangsal tempat Elena berbaring.
"Pelan-pelan sayang," ucap Fredrick.
"Kakak bayimu laki-laki," ucap Angelie. Fredrick langsung membawa bayi laki-laki tersebut ke pangkuan Elena.
Elena tersenyum, dia sangat bahagia. Seoalah lelah dan sakit Elena pasca melahirkan semuanya hilang tergantikan dengan rasa bahagia yang tak terbilang ketika melihat anak ketigannya. Dia meraih tubuh bayi mungil itu lalu mendekatkannya ke arah dadanya untuk diberi ASI.
"Dia mirip Canadia," ucap Angelie. Dia mengambil putrinya yang sudah berumur tiga bulan dari pangkuan pengasuhnya. Angelie mendetekatan dirinya dan bayinya ke samping Elena.
"Wah benar, wajahnya mirip Canadia." Elena lantas tertawa kecil saat melihat wajah bayinya begitu mirip dengan wajah keponakannya.
"No, adikku mirip aku," protes Letty dengan bibir yang di mayunkan.
"Itu tidak mungkin. Adikku laki-laki tentu saja dia mirip denganku." Leonard tidak mau diam saja, dia tidak terima akan ucapan kakaknya.
Fredrick, Elena, Lucas dan Angeli terkekeh mendengar ucapan polos mereka.
"Kakak, akan kau beri nama apa bayimu?" tanya Angelie.
Elena memalingkan wajahnya menatap suaminya. Fredrick hanya tersenyum. Seolah dengan senyuman itu dia mengisyaratkan bahwa Elena-lah yang harus memberi bayi mereka sebuah nama yang indah seperti dua anak mereka sebelumnya.
"Lenox, Lenox Erickzen Van Der Lyn," ucap Elena.
"Nama yang bagus. But by the way, apakah kau mengambil nama rumah sakit ini?" tanya Fredrick.
"Hanya sebuah kebetulan," jawab Elena.
"Letichia, Leonard dan Lenox. Mmm … triple L," ucap Lucas.
Semuanya tertawa bahagia karena keluarga Van Der Lyn telah ketambahan seorang anggota keluarga.
Seminggu kemudian...
"Pelan-pelan, sayang. Biar aku yang menggendong Lenox."
Fredrick membantu Elena untuk duduk di kursi roda. Dokter sudah memperbolehkan Elena untuk kembali ke rumah, dia perlu beberapa hari untuk di rawat di rumah sakit pasca melahirkan, dan saat ini Elena akan kembali ke rumah mewahnya.
Letty dan Leo tidak ikut serta ke rumah sakit karena Letty telah kembali bersekolah dan Leo sudah mulai masuk sekolah dasar. Mereka bersekolah di salah satu Imperial Elementariy School termewah di New York.
Fredrick membawa serta beberapa pelayan mansion termasuk babysitter, mereka semua ada sekitar sepuluh orang dan semuanya sedang sibuk membantu majikan mereka.
"Semua sudah selesai, tuan besar," ucap salah satu pelayan.
Fredrick langsung menginstruksikan para perawat dan pembantunya untuk segera menuju ke lobi. Fredrick menyerahkan Lenox kepada Charlotte pengasuhnya dan dia beralih mendorong kursi roda yang diduduki Elena. Sesampainya di lobi, mobil limousine hitam sudah terparkir di depan rumah sakit ini. Terdapat juga beberapa body guard Fredrick yang menahan para wartawan dan paparazzi yang sudah menunggu di depan rumah sakit mewah New York ini untuk mengabadikan gambar putera Van Der Lyn yang baru lahir. Betapa pun mereka tidak bisa menembus seluruh keamanan Fredricksen Van Der Lyn yang memasang pagar body guard shield di depan rumah sakit.
Fredrick dan keluarganya segera memasuki mobil limo, dan meninggalkan kawasan rumah sakit mewah ini menuju kawasan Manhattan.