"Sialan... semua gara-gara laki-laki itu." geram Varo. Memukul setir mobilnya. Dia masih mengingat kejadian 4 jam tadi. Membuat dirinya hanya memutar kota. Tanpa kembali pulang ke rumahnya. Sejak Queen dipaksa pulang oleh calon suaminya. Pikirannya masih belum bisa tenang. Entah, apa yang terjadi pada dirinya. Dia merasa hatinya tercabik-cabik. Tapi, dia tidak suka dengannya. Hanya ingin memastikan saja. Varo, membayangkan. Bagaimana dia bersama dengan Queen. Seolah kepalanya penuh dengan wajahnya. Tapi, itu tak bertahan lama. "Aarrrggg... Semuanya membuatku benar-benar stres." ucap Varo. Dia kembali memukul setir mobilnya dengan kedua tangannya. Dor... Suara tembakan mengejutkan Varo. Seketika matanya terbuka lebar. Dia kembali mengemudi mobilnya dengan kecepatan sedang. Tatapan m