57 - Terjun Bebas

1940 Words
          Sebelum Zeth masuk ke alam bawah sadar Jura, ia sudah memikirkan berbagai macam skenario, bahkan puluhan skenario tentang apa yang akan ia lakukan ketika ia berhasil masuk ke dalamnya.           Tapi, dari puluhan skenario itu, ia tidak pernah membayangkan kalau hal pertama yang akan ia lakukan ketika ia berhasil masuk ke dalam alam bawah sadar Jura adalah terjun bebas dari ketinggian ratusan atau mungkin ribuan meter dari  permukaan laut.           Zeth hanya bisa mendengar tiupan angin di telinganya, karena ia belum mempersiapkan dirinya untuk jatuh dengan kecepatan tinggi dari langit, ia hanya bisa menggerakkan seluruh anggota tubuhnya dengan panik dan mencoba untuk memutar tubuhnya menghadap ke bawah, menghadap ke tanah yang sebentar lagi akan menerima Zeth dengan menyenangkan.           Karena tidak ingin mati muda, ia menghabiskan waktu yang tersisa sebelum tubuhnya bertabrakan dengan tanah yang ada di bawah sana untuk memfokuskan Mana yang ada pada tubuhnya ke kakinya, ia juga berusaha mengendalikan angin yang ada di sekitarnya untuk memperlambat kecepatan jatuhnya.           Untung saja, kekhawatirannya dan juga Sylphid sebelum masuk ke alam bawah sadar Jura tidak terjadi. Zeth masih bisa menggunakan sihirnya dengan baik. Jika bakatnya … ia belum mencobanya.           Setelah kecepatan jatuhnya melambat, dengan mudah kedua kaki Zeth menyentuh tanah dengan selamat. Mungkin umurnya hanya berkurang beberapa tahun karena rasa terkejutnya yang tiba-tiba harus terjun bebas dari ketinggian yang luar biasa.           Merasa jiwa mau pun raganya masih tetap selamat dan utuh, akhirnya Zeth memiliki waktu untuk menyebarkan pandangannya ke sekeliling.           Tidak seperti gambaran mengenai apa yang ia dengar dari cerita Jura mengenai tempat tinggalnya, saat ini Zeth berada di tengah-tengah hamparan rumput yang sangat luas, tidak terlihat ujungnya sama sekali. Di sekitarnya bahkan tidak ada pepohonan atau bangunan, juga tidak ada makhluk hidup satu pun di tempat itu. Langit yang berada di atasnya pun memperlihatkan kalau saat ini hari hampir menjelang malam.           ‘Sylphid, kau di sana?’           ‘Ya! Ya! Kau dengar aku?’           ‘Aku yakin kita masuk ke alam bawah sadar Jura tanpa … kesalahan sedikit pun. Tapi, kenapa tidak ada apa pun di tempat ini? Apa kita terkirim jauh dari tempat Jura berada?’           ‘Uhh … aku kurang tahu. Setelah masuk ke tempat ini, aku tidak merasakan hawa keberadaan Lumina di mana pun. Rasanya ada sesuatu yang menghalanginya … ada sesuatu yang menyegelnya.’           ‘Segel? Sesuatu yang menyegel Lumina? Menyegel Mana?’           ‘Semacam itu. Apa kau ingat ketika masuk ke dalam menara yang ada di dekat desa Ish? Kurang lebih rasanya seperti itu.’           ‘Maksudmu saat ini kita sedang berada di dalam sebuah menara  yang sama seperti yang ada di dekat desa Ish?’           ‘… mungkin?’           Zeth memijat keningnya, kemudian bertanya, ‘Tapi kenapa saat ini aku masih bisa menggunakan sihir dan berbicara padamu? Apa ini ada sangkut pautnya denganku yang memaksa masuk ke tempat ini?’           ‘Bisa jadi karena kau berasal dari luar dunia ini, Zeth. Membuat hukum di dunia ini tidak bisa diterapkan kepadamu …?’           Zeth kembali menyebarkan pandangan ke sekitarnya. Mungkin apa yang ia lihat saat ini adalah ilusi, sama ketika ia dan Syville yang bertemu dengan Artemis dan mendapatkan busur serta anak panah miliknya.           ‘Sebaiknya aku mulai mencari di mana keberadaan Jura sekarang …’           .           .           Karena tidak ada apa pun yang dapat dijadikan tanda kalau Zeth sudah memeriksa tempat di mana saat ini ia berada atau belum, ia jadi tidak yakin dan merasa kalau saat ini ia tersesat di dunia yang tidak memiliki apa pun di dalamnya.           Ia pun sadar kalau dirinya sudah menghabiskan banyak waktu untuk mencari di mana keberadaan Jura. Namun aneh, langit yang terus memperlihatkan semburat jingga tidak berubah sedikit pun. Seharusnya, saat ini hari sudah menjadi malam, karena sudah berjam-jam lamanya Zeth mengitari tempat yang tidak ada apa pun ini.           ‘Apakah waktu membeku di tempat ini?’           ‘Kalau waktu memang membeku, kenapa kau masih bisa merasakan angin yang berhembus menerpa wajahmu? Seharusnya angin juga ikut berhenti, ‘kan?’           Zeth mendecakkan lidahnya, kembali menggunakan Aero untuk mempercepat langkahnya mencari di mana keberadaan Jura. Sesekali ia juga memanggil Jura dengan suara yang sangat kencang, berharap ada jawaban darinya atau setidaknya orang lain yang ada di tempat itu. Namun sampai tenggorokkannya terasa sakit, Zeth tetap tidak mendengar jawaban dari siapa pun.           Tapi kali ini ada sesuatu yang berbeda. Tubuh Zeth terpantul dengan menyakitkan, ia baru saja menabrak sesuatu yang tidak terlihat. Hidungnya terasa bengkok karena ia tidak berhasil memperlambat kecepatan larinya sebelum menabrak entah apalah itu.           Sambil mengusap hidungnya yang untung saja tidak berubah bentuk, tangan Zeth yang lain mencoba untuk meraba apa yang ada di depannya.           Hampir sama seperti ‘dinding yang tidak terlihat’ yang pernah mengurung dirinya ketika ia baru saja diculik oleh Presiden dan terpilih menjadi anggota The Oblivion, apa yang ada di depannya ini sedikit berbeda karena kali ini ia tidak terkurung di dalamnya.           Dibantu dengan sebelah tangannya yang terus menyentuh ‘dinding yang tidak terlihat’ itu, Zeth berhasil menggambarkan kalau apa yang ada di depannya ini berbentuk seperti lingkaran dengan diameter kurang lebih dua puluh meter.           Dengan kening yang berkerut, Zeth mengusap dagunya berpikir dengan keras. ‘Katakan … apa mungkin … mungkin … Jura berada di dalam lingkaran yang tidak terlihat ini?’           ‘Selama kau berada di tempat ini, kau tidak menemukan apa pun, Zeth. Ini pertama kalinya kau menemukan sesuatu … meski tidak terlihat. Mungkin benda apalah itu bisa dijadikan sebuah petunjuk?’           Zeth mengetukkan buku jarinya pada lingkaran yang tidak terlihat itu. Tidak ada suara ketika jarinya mengetuknya, benda itu pun tidak bergeming sedikit pun.           ‘… Bagaimana jika aku coba menghancurkan benda ini, Sylph?’           ‘Aku tidak bisa menjawab dengan percaya diri kalau idemu itu bagus, Zeth.’           Zeth melipat tangannya di d**a. ‘Bagaimana jika Jura berada di dalam benda ini?’           ‘Karena kondisi tubuh Jura yang ada di dunia nyata terlihat mengkhawatirkan … ada kemungkinan kalau dia memang terkurung di sana …’           ‘Sepertinya kekuatan fisik tidak akan menghancurkan benda ini dengan mudah. Mungkin kita bisa menghancurkannya jika dengan sihir.’           ‘Tapi, Jura yang memiliki kemampuan sihir lebih baik dibandingkan dengan dirimu saja masih terkurung di dalamnya. Bagaimana bisa kau menghancurkannya? Ah, bukannya bermaksud untuk membuatmu terlihat payah, ya.’           Ujung bibir Zeth sedikit berkerut ketika mendengar Mana miliknya sendiri mengatakan hal itu padanya. ‘Karena Jura memang bagian dari dunia ini, bukankah itu berarti saat ini Jura tidak bisa menggunakan sihir?’           ‘Benar juga … coba kau lakukan, Zeth.’           ‘Setelah mendengar perkataanmu yang sebelumnya, aku jadi tidak percaya diri,’ gumam Zeth pelan sambil mengerutkan dagunya sedikit.           ‘E, ayolah~ Aku hanya bercanda~’           Mengabaikan perkataan Sylphid selanjutnya, Zeth mencoba untuk mengumpulkan sebagian besar Mana miliknya pada tangan sebelah kanannya, kemudian melapisinya dengan sihir tanah agar kekuatannya lebih besar dibandingkan dengan biasanya.           Ia juga membayangkan setelah pukulan dari tangan kanannya mengenai benda yang tidak terlihat di depannya ini, apa pun benda itu, benda itu akan hancur berkeping-keping dan memperlihatkan apa yang ada di dalamnya, yang semoga saja Jura berada di sana.           .           .           Jura kembali membuka matanya, dan hal pertama yang ia lihat lagi-lagi adalah langit dengan semburat jingga. Ia sudah berhenti menghitung berapa kali ia tertidur di dunia yang kemungkinan besar dibuat oleh Henry ketika hitungannya mencapai lima ratus.           Dalam lubuk hatinya, ia berharap kalau selama lima ratus kali ia tertidur di tempat ini … tidak memiliki arti kalau ia sudah terkurung di dunia ini selama lima ratus hari …           Ratusan bahkan ribuan cara sudah Jura lakukan untuk keluar dari penghalang magis yang mengurungnya. Tapi tidak ada satu pun yang berhasil membebaskannya dari sana.           Ia juga sudah memohon untuk dibebaskan dari tempat itu kepada Henry. Sayangnya, meski suaranya telah habis, tidak ada seorang pun yang mengeluarkannya dari tempat itu.           Saat ini, Jura tidak ingin melakukan apa pun lagi. Ia hanya tiduran di atas rerumputan dan bernapas. Memikirkan Syville dan yang lainnya hanya membuat matanya perih, ia harus cepat-cepat keluar dari dunia ini dan kembali kepada mereka … tapi bagaimana?           Sendirian di tempat ini dalam waktu yang cukup lama membuatnya hampir kehilangan akal sehatnya. Atau mungkin, ia memang sudah lama kehilangan akal sehatnya. Jika saja ia tidak mengingat Syville, Key, Lucius, Baron dan Zeth … mungkin saat ini ia benar-benar sudah gila.           Semangat yang sudah lama hilang entah kenapa tiba-tiba kembali pada dirinya, membuat Jura memaksa tubuhnya untuk bangun dari posisi tidur dan kembali menggunakan kedua kakinya yang sudah cukup lama tidak ia gunakan.           Seperti bayi rusa yang baru saja lahir, kedua kaki Jura yang gemetar membawanya sampai ia tertabrak oleh penghalang magis yang mengurungnya.           Sekali lagi, ia memukul, menendang, bahkan membenturkan kepalanya kepada penghalang magis itu, berharap akan ada sesuatu yang berubah dari dinding tidak terlihat yang mengurungnya entah sampai kapan, berharap sebuah keajaiban akan terjadi.           Entah siapa yang mendengar doa dan harapannya, atau mungkin Henry akhirnya merasa kasihan kepadanya karena saat ini tangan dan kaki Jura sudah tertekuk ke arah yang tidak seharusnya dan kepalanya yang sudah berdarah karena ia terus membenturkannya. Karena saat ini, penghalang magis yang ada di depannya tiba-tiba mengeluarkan suara. Suara retakkan yang semakin lama terdengar semakin kencang.           Jura langsung mundur beberapa langkah menjauhi penghalang magis itu, melihat retakan yang melayang di udara yang semakin lama semakin besar dan mengelilingi sekitarnya.           Ia harus menutup kedua matanya karena cahaya yang hampir membuatnya buta menusuk matanya tanpa ampun, meski ia sudah menutup kedua matanya dengan tangan, cahaya itu tetap terlihat di balik kelopak matanya, membuat Jura semakin takut.           “Jura!”           Suara yang sudah lama tidak ia dengar namun terasa tidak asing itu akhirnya membuat Jura memberanikan diri untuk membuka kedua matanya.           Air mata langsung membasahi kedua pipinya. Meski kakinya terasa sangat sakit, ia memaksa dirinya untuk berlari ke arahnya. “Lucius … Lucius!”           Dengan wajah yang panik, Lucius menangkap Jura yang hampir saja terjatuh ke atas tanah. Ia membalas pelukan erat yang diberikan oleh Jura padanya.           Sambil mengusap rambut Jura dengan lembut, ia berkata, “Maaf, maaf aku terlambat. Maaf karena kau harus menderita. Lihat semua luka yang ada pada tubuhmu ini. Siapa yang melakukannya?”           Jura menggelengkan kepalanya, air mata yang tidak kunjung berhenti membuat baju Lucius menjadi basah. “Tidak apa-apa … jika aku tidak melakukannya, mungkin saat ini aku sudah gila. Terima kasih karena sudah datang, Lucius.”           Lucius terkekeh pelan, kembali memeluknya dengan erat. “Ayo kita pergi dari sini, Jura. Kita akan kembali pada yang lain dan mengobati lukamu itu.”           Jura mengusap kembali menganggukkan kepalanya, terisak beberapa kali sebelum akhirnya ia melepas pelukannya dari Lucius. “Ya, aku tidak mau berada di tempat ini lebih lama lagi …”           “Ya, ayo kembali,” gumam Lucius pelan.           .           .           Setelah mencoba memukul benda tidak terlihat yang ada di depannya selama beberapa kali, akhirnya Zeth melihat sebuah retakkan yang semakin lama semakin membesar dan menyebar ke sekitarnya.           Cahaya yang menyilaukan menusuk kedua matanya tanpa ampun. Setelah beberapa saat, akhirnya Zeth membuka kedua matanya.           Sayangnya, harapan yang dibuat oleh Zeth beberapa waktu lalu tidak menjadi kenyataan. Meski kemungkinan besar lingkaran yang tidak terlihat yang mengurung Jura di dalamnya sudah hancur, tidak ada Jura di mana pun.           Namun setelah dilihat baik-baik, di tempat itu terdapat ratusan atau mungkin ribuan bunga lili yang sudah layu. Beberapa di antaranya hanya ada kelopaknya saja, terlihat seperti seseorang mencabutnya dengan sengaja untuk menghabiskan waktu.           Zeth menggaruk bagian belakang kepalanya dengan bingung. ‘Ah, kukira Jura ada di dalam sini …’           ‘Tapi terlihat jelas sebelumnya ada seseorang di tempat ini … apa mungkin Jura memang sebelumnya berada di tempat ini dan berhasil keluar?’           Zeth mendesah panjang, kembali melapisi kakinya dengan Aero. ‘Setidaknya kita mendapat petunjuk. Mungkin aku harus memutari tempat ini lagi sampai hidungku kembali menabrak sesuatu.’ []                                    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD