40 - Batu dan Pasir

2198 Words
         Ketua yayasan mengizinkan Jura, Fillia dan juga Henry untuk pulang dan membawa barang-barang yang mungkin masih mereka butuhkan di dalam menara itu.          Jura yang semua barang yang paling ia butuhkan—tongkat sihir dan buku Grimoire—sudah berada di dalam tubuhnya, tentu tidak perlu melakukannya.          Lagi pula, Jura bisa tahu kalau jika ia pulang terlebih dahulu, kemudian semua orang yang ada di rumahnya tahu kalau Jura akan masuk ke dalam menara karena tugas yang sama seperti ayahnya … bisa-bisa mereka mengurung Jura dan tidak akan membiarkannya keluar rumah lagi.          Semua barang yang diberikan oleh ketua yayasan juga sudah cukup baginya. Bekal berupa makanan mau pun minuman dalam tas yang menggunakan sihir spatial cukup untuk satu bulan lamanya. Tentu saja, Jura tidak memiliki pemikiran untuk berada di dalam menara itu dalam waktu yang lama.          Melihat Jura yang memilih untuk tidak pulang terlebih dahulu, Fillia dan Henry memutuskan untuk mengikutinya. Tentu saja Jura tidak memaksa mereka untuk melakukannya, terlebih lagi dengan rencananya di kepala untuk mengurung mereka di suatu tempat yang aman di dalam menara itu dan pergi untuk menghancurkan inti menara serta menghancurkan buku itu juga.          “Karena tidak ada hal lain yang diperlukan, mungkin kami bisa berangkat saat ini juga, Ketua Yayasan,” kata Jura pada ketua yayasan yang masih melihatnya dengan wajah yang khawatir.          “Kalau begitu kemarilah. Untuk mempersingkat waktu, aku akan menggunakan sihir teleportasi,” balas ketua yayasan sambil menyiapkan tongkat sihirnya.          Fillia yang paling pertama mendekat pada ketua yayasan, disusul oleh Jura dan juga Henry. Dalam sekali hitungan, bahkan Jura yang belum sempat mengedipkan matanya, tiba-tiba pemandangan di sekitarnya berubah, saat ini mereka berempat sudah berada di luar ruangan.          Jura menyebarkan pandangannya, meyakinkan dirinya kalau menara yang ada di depannya saat ini sama dengan menara yang pernah ia masuki di masa lalu. Tidak seperti menara yang ada di dekat desa Ish yang dikelilingi oleh kristal, menara yang saat ini berada di depan Jura terlihat seperti terbuat dari bebatuan dan juga pasir.          Tanah yang seharusnya ditumbuhi oleh rerumputan halus seperti yang ada di sekitarnya, berubah menjadi pasir yang mengelilingi menara itu. Setiap detiknya, Jura bisa melihat kalau pasir yang berada di sekitar menara itu semakin lama semakin melebar, menandakan kalau menara itu benar-benar menghisap Mana di sekitarnya.          Tidak hanya perubahan pada tanah yang disadari oleh Jura, tetapi pada pepohonan yang tumbuh tidak jauh dari sekitar menara, semuanya menjadi kering bahkan mati.          ‘Ah, aku kembali ke tempat ini lagi,’ kata Jura dalam hati.          ‘Untunglah menaranya sama seperti menara yang ada di masa lalu, ya? Aku sempat khawatir akan ada perubahan karena kau bertindak berbeda dengan yang dulu, Jura …’          ‘Kalau pun aku sampai berakhir untuk memasuki menara yang lain, aku bisa pergi sendiri ke menara yang dulu. Tidak perlu khawatir.’          Jura bisa merasa kalau saat ini Lumina sedang memukul keningnya dengan keras. ‘Kau ini … tindakanmu yang terlalu santai selalu membuatku merasa terkena serangan jantung.’          ‘Hmph, padahal Mana tidak memiliki jantung seperti manusia.’          ‘Ugh, itu perumpamaan! Perumpamaan, kau mengerti!?’          “Wah, hebat sekali! Ketua Yayasan dapat dengan mudah menggunakan sihir teleportasi untuk memindahkan kami semua ke tempat yang sangat jauh dari akademi sihir!” sahut Fillia tiba-tiba yang mulai melancarkan aksinya membangun ‘nama yang baik’ untuk dirinya.          Tentu saja, ketua yayasan tidak merasakan apa pun dari pujian yang biasa saja seperti itu. Lagi pula, jika diukur dengan kemampuan sihir pada umumnya, tingkat sihir ketua yayasan hampir setara dengan Jura yang saat ini menguasai buku Grimoire. “Ini tempatnya. Masih sama seperti sebelumnya, kekuatan sihir pada menara itu belum terlalu kuat. Aku yakin tidak akan ada sesuatu yang bisa membuat kalian berada di dalam keadaan berbahaya di dalam sana.”          Jura menganggukkan kepalanya ketika sadar kalau ketua yayasan melirik ke arahnya. Mungkin sama seperti yang dilakukan Jura sebelumnya, ketua yayasan ingin memastikan kalau menara yang ada di depan mereka ini sama seperti menara yang dahulu pernah Jura masuki.          Setelah melihat anggukan kepala dari Jura, bahu ketua yayasan yang sebelumnya terlihat kaku karena mungkin tegang langsung menjadi santai seketika.          “Sekali lagi, aku harus minta maaf dan hanya bisa merasa malu karena tidak bisa membantu kalian masuk ke dalam sana dan menghancurkan menara itu,” tambah ketua yayasan. “Tolong, kembalilah dengan selamat.”          “Ayo kita masuk dan menghancurkan menara ini secepat mungkin! Aku tidak bisa berlama-lama di tempat ini karena ada yang menungguku untuk pulang,” kata Jura yang sudah tidak sabar dan langsung melangkahkan kaki menuju portal sihir yang ada pada pintu masuk menara itu.          “Tunggu, Jura! Jangan gegabah seperti itu, bagaimana jika ada sesuatu yang bisa melukaimu!?” sahut Henry sambil mengejar Jura.          “Kami pergi terlebih dahulu, Ketua Yayasan!” kata Fillia sambil menganggukkan kepalanya satu kali dan ikut berlari menyusul Jura dan Henry yang sudah berada di depan portal masuk menara itu.          “Jangan terlalu jauh dari Jurianna. Dia bisa melindungi kalian lebih baik dari siapa pun saat ini.”          ‘Maaf, Ketua Yayasan! Tetapi kau tahu sendiri kalau aku akan meninggalkan mereka dan pergi  menghancurkan inti menara ini sendirian!’ kata Jura dalam hati.          Dahulu sekali, Jura dan yang lainnya masuk ke dalam portal ini tidak dikirim secara acak seperti pada menara yang ada di dekat desa Ish. Mungkin kali ini sama seperti sebelumnya, mereka bertiga tetap akan bersama setelah masuk melewati portal tersebut.          “Rasanya … meski aku tahu akan hal itu, aku masih tetap tidak yakin.”          “Apanya?” tanya Henry bingung sambil mengerutkan keningnya karena Jura tiba-tiba berbicara seperti itu.          “Tidak ada salahnya berhati-hati,” kata Jura sambil menggenggam tangan Henry.          Henry yang tidak mengerti apa pun sedikit terkejut karena tangannya tiba-tiba digenggam oleh Jura. Tetapi ketika melihat tangan Fillia juga digenggam olehnya, untuk sesaat Henry merasa sedikit kecewa.          “Aku khawatir kita akan terpisah satu sama lain setelah melewati portal ini. Siapa tahu kalau portal ini memiliki trik seperti itu, ‘kan?” jelas Jura ketika melihat wajah kebingungan Fillia dan juga Henry.          “Apa ada portal sihir yang rumit seperti itu?” tanya Fillia.          “Masih banyak tipe sihir di luar sana yang lebih mengerikan, bahkan ada juga benda sihir yang bisa mengendalikan seseorang. Membuatnya mengikuti keinginan terdalamnya tanpa memikirkan dampak buruknya pada yang lain,” ungkap Jura dengan senyuman tipis di wajahnya. “Mungkin benda seperti itu ada di dalam sana.”          “Serius?” bisik Fillia pelan.          “Kalau kalian menemukan sesuatu yang mencurigakan, jangan mendekatinya, apalagi sampai menyentuhnya,” usul Jura. “Hmm … lagi pula aku tidak akan membiarkan kalian melakukannya.”          “Apa maksud—”          Pertanyaan Henry terpotong karena Jura yang langsung menariknya dan juga Fillia untuk masuk ke dalam portal sihir yang ada pada menara itu.          “Jurianna! Kenapa kau tidak lebih berhati-hati!?” sahut Fillia dengan suara yang bergetar, kemudian ia menarik tangannya dari genggaman Jura.          Jura tertawa satu kali, dengan senyuman meledek, ia berkata, “Apa kau takut? Bukankah Ketua Yayasan sudah bilang tidak akan ada yang bisa membahayakan kita di dalam menara ini?”          “Tapi kita tetap harus hati-hati! Bagaimana jika perkiraan Ketua Yayasan salah?”          Jura mengangkat kedua bahunya kemudian melepas genggaman tangan Henry. “Ketua Yayasan tidak salah. Di dalam menara ini baru terbentuk tiga atau empat jebakan di beberapa ruangan. Selama kita tidak membuang-buang waktu, monster atau semacamnya tidak akan terbentuk.”          “Jangan mengatakannya dengan mudah seperti kau pernah masuk ke dalam tempat ini!”          “Ini kali keduaku masuk ke sini,” gumam Jura pelan. “Ayo kita cari inti menara ini.”          Henry memijat pelan keningnya dan mulai menyusul Jura yang sudah berjalan terlebih dahulu, kemudian di susul oleh Fillia yang sudah memegang tongkat sihirnya dengan erat.          Bagian dalam menara tempatnya berada benar-benar sama percis dengan apa yang ada di masa lalu. Lantai dan temboknya terbuat dari batu, dan banyak pasir yang tersebar di setiap ruangan. Bahkan, ada pasir yang terjatuh dari langit-langit. Sebelumnya Jura merasa khawatir kalau menara ini akan runtuh dengan mudah.          Tetapi setelah dipikir-pikir lagi, jika benar menara ini akan runtuh dengan mudah karena bagian dalamnya yang terbuat dari tumpukan batu dan pasir … kenapa menara ini sangat sulit untuk dihancurkan? Setelah Jura berpikir seperti itu, dirinya yang dahulu khawatir kalau menara ini akan menguburnya hidup-hidup mulai tenang dan hanya fokus untuk mencari keberadaan inti dari menara.          Dari luar, menara ini terlihat sangat tinggi, namun di bagian dalam menara itu tidak ada tangga yang dapat membawa mereka ke lantai atas. Terlihat pula dari luar kalau menara ini tidak akan memiliki lorong panjang, karena bagian luarnya tidak terlihat lebar.          Jura dan yang lainnya terus menelusuri lorong lurus yang panjang setelah masuk melalui portal. Butuh waktu tiga sampai lima menit sebelum akhirnya jalan yang berada di depan mereka terbagi menjadi dua.          Sama seperti sebelumnya, setelah lorong panjang yang mereka telusuri, di ujung lorong tersebut terdapat sebuah batu dengan tulisan kuno yang sampai saat ini masih Jura tidak ketahui apa yang tertulis di sana. Kemudian di ujung lorong tersebut terdapat jalan yang terbagi menjadi dua, menuju kiri dan kanan, yang sama-sama berbentuk lorong panjang juga.          Sebelumnya, mereka bertiga memilih untuk berpencar dan mencari di mana keberadaan inti menara tersebut. Jura bersama Fillia memilih jalan sebelah kanan, sedangkan Henry sebelah kiri.          Di ujung jalan sebelah kanan, terdapat sebuah ruangan yang di dalamnya terpasang jebakan yang akan membangkitkan monster besar berbentuk golem yang terbuat dari pasir. Sedangkan inti dari menara berada di sebelah kiri.          Saat itu, karena Fillia dan dirinya yang lengah, serangan dari monster itu berhasil mengenai Fillia yang langsung terlempar jauh dan menabrak dinding hingga sebagian besar tulang pada tubuhnya hancur.          Jura yang saat itu tidak semahir dirinya saat ini hanya bisa berdiri ketakutan di tempatnya dan melihat Fillia yang diinjak dengan mengerikan oleh monster itu.          Bahkan ia tidak bisa melupakan suara tulang patah yang di dengarnya sampai saat ini. Setiap kali ia menginjak sebuah ranting, ia selalu teringat dengan kejadian itu.          Berbeda dengan saat ini, Jura dapat dengan mudah menghancurkan monster golem itu. Tetapi ia tetap akan menjalankan rencana yang sudah ia susun di kepalanya.          “Tulisan apa ini? Apa kita pernah mempelajarinya di akademi?” tanya Fillia setelah melihat tulisan kuno yang tertulis pada batu yang saat ini berada tepat di depan mereka.          Henry berjalan mendekati batu itu dan ikut melihat tulisan kuno di atasnya. “Tidak … aku yakin kita tidak pernah mempelajarinya. Apa kau mengetahui sesuatu, Jura?”          Fillia dan Henry sama-sama memutar kepala mereka untuk menatap Jura, yang hanya dibalas oleh Jura dengan kedua bahunya yang ia angkat. “Aku tidak tahu. Bagaimana jika kau menyalin tulisan itu dan setelah keluar dari menara ini, kita bisa memperlihatkannya pada Ketua Yayasan?”          Fillia menepuk tangannya satu kali dan langsung mengeluarkan sebuah kertas dan alat tulis dari dalam tasnya. “Ide bagus! Kalau begitu, aku akan menyalin tulisan ini secepatnya.”          Henry menganggukkan kepalanya beberapa kali dan ikut memerhatikan Fillia yang sedang menyalin tulisan kuno itu.          Setelah perhatian Fillia dan Henry tertuju pada tulisan kuno pada batu itu, Jura mengeluarkan tongkat sihirnya dan langsung membuat penghalang magis yang sangat kuat. Sangat kuat bahkan Ketua Yayasan atau ayahnya sedikit kesulitan untuk menghancurkannya.          Jura membuatnya agar mereka berdua tidak bisa keluar dari penghalang magis itu tanpa seizin dirinya.  Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui, ‘kan?          Jura dapat menghancurkan menara ini tanpa merasa terganggu dengan Fillia dan Henry, ia juga tidak perlu khawatir kalau buku dengan kekuatan terkutuk itu akan mengendalikan Fillia atau Henry. Ditambah penghalang magis yang dibuat oleh Jura sangat kuat, sehingga tidak akan ada bahaya yang dapat melukai mereka berdua.          Mungkin Henry menyadari sesuatu, karena ia langsung memutar tubuhnya dengan wajah yang panik. “Apa yang terjadi? Kenapa … udaranya terasa berbeda?”          “Ada apa, Henry?” tanya Fillia yang berhenti menyalin tulisan kuno pada batu tersebut.          Tidak menjawab pertanyaan dari Fillia, Henry berjalan mendekati Jura dan langsung tertabrak oleh penghalang magis yang dibuat olehnya. Sambil memukulkan kedua tangannya pada penghalang magis yang tidak terlihat itu, Henry berkata, “Jura! Apa kau baik-baik saja? Sepertinya aku dan Fillia terkurung di dalam sebuah penghalang magis.”          Fillia langsung berdiri dan mencoba untuk menyentuh penghalang magis pada sisi yang berbeda. “Kau benar. Apa ini sebuah jebakan?”          ‘Mereka tidak sadar kalau kau yang membuatnya, ya?’ tanya Lumina.          ‘Dengan ini, aku bisa berpura-pura pergi tanpa dicurigai oleh mereka, ‘kan?’          “Apa kau bisa mengancurkannya dari dalam? Jika aku mencoba untuk menghancurkannya dari luar, di tempat yang sempit seperti itu aku khawatir kekuatan sihirku mengenai kalian berdua!” sahut Jura dengan wajah yang dibuat panik.          Henry mencoba untuk menggunakan sihir dan mengarahkannya ke lorong sebelah kiri. Tetapi, serangannya sangat lemah bahkan penghalang magis yang dibuat oleh Jura tidak bergeming sedikit pun.          “Tidak bisa. Bagaimana denganmu, Fillia?”          Fillia ikut menembakkan kekuatan sihirnya, dan tentu saja tidak bisa menghancurkan penghalang magis buatan Jura.          Dengan wajah yang dibuat panik, Jura berkata, “Sepertinya ada sesuatu yang membuat penghalang magis ini tiba-tiba muncul. Sebaiknya aku memeriksa tempat lain.”          “Tunggu, Jura! Jangan pergi! Jura!” sahut Henry yang mencoba untuk menghentikan Jura yang sudah mulai berlari memilih lorong sebelah kanan.          Jura harus menghancurkan jebakan berupa monster golem itu terlebih dahulu sebelum inti menara. Khawatir kalau monster golem itu terhubung dengan inti dari menara. [] 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD