Kekasih Sejati

Kekasih Sejati

book_age18+
46
FOLLOW
1K
READ
boss
drama
comedy
humorous
straight
brilliant
expert
male lead
crime
poor to rich
like
intro-logo
Blurb

Zayn sangat bangga dengan statusnya sebagai bujang abadi hingga Lulu yang manis, cantik, bersemangat dan seksi memasuki hidupnya.

Sebelum menyadari apa yang telah terjadi, dia menikahi Lulu untuk menyelamatkannya. Dia lalu bermasalah dengan sekelompok penyelundup hanya karena wanita itu telah memakan berlian milik mereka. Dia telah menancapkan gas kembali ke kota bersama Lulu, kakeknya dan seekor domba bernama Murti, berusaha menghindari kejaran penjahat yang menginginkan berlian milik mereka kembali. Mereka melakukan petualangan yang menegangkan sekaligus mengasikkan.

Zayn hanya bisa berharap dia dan istri tidak sahnya lolos dari lubang maut ini, mengesahkan hubungan mereka dan melakukan bulan madu yang tertunda.

chap-preview
Free preview
Ksatria Kuda Putih
Hanya mereka yang nekat saja yang mau menikah, apalagi di usia yang terbilang masih dini. Meninggalkan masa muda yang indah dan menggantinya dengan kehidupan penuh tanggung jawab yang berisiko, tertekan dan terpenjara dalam suatu ikatan pernikahan. Hawa panas keluar dari trotoar meresap ke dalam sepatu pantofel yang dipakai oleh Zayn. Dia membuka suit berwarna abu-abu dan bersyukur dia keluar dari tempat pernikahan sebagai saksi bukannya mempelainya. Bagaimanapun menjadi bujangan abadi adalah panggilan hidupnya. Dia lalu melihat mempelai wanita sedang berdiri dekat pintu mobil dan tersenyum lebar pada orang-orang di sekitarnya. Kain kebaya yang digunakannya membuat wanita itu kesulitan untuk bergerak namun itu tidak membuat ekspresi kebahagiaannya sirna. Sang mempelai lelaki mendekati dan mencium pipi mempelai wanita. "Ayo sayang, semua orang sudah menunggu kita di tempat resepsi," ujar Bella, mempelai wanita. "Ku kira kau akan langsung mengajakku berbulan madu," goda nakal Sam. Wajah wanita itu merona merah mendengar kata bulan madu. Zayn memutar bola mata malas. Itukah yang namanya jatuh cinta. Tidak usah menunggu malam pertama pun, dia biasa menghabiskan malamnya dengan wanita cantik. Semua wanita itu sama saja, mengapa harus menyerahkan hidup pada satu wanita? Kata orang, jatuh cinta dan menikah bisa mengubah seseorang. Perkataan seperti ini membuatnya berpikir sejuta kali lipat untuk melakukannya. Dia bangga dengan kehidupan bebas yang dimilikinya dan dia tidak ingin ada seorang wanita pun datang dan merusak apa yang disukainya selama ini. Apalagi mengatur hidupnya. "Kau yang berikutnya akan menikah, Zayn!'' tunjuk Sam dari dalam mobil pada Zayn. "Lebih baik aku mati, dude," teriak Zayn. "Ingat kata-kataku, seorang dara cantik akan membuatmu bertekuk lutut," ucap Sam yakin lalu melambaikan tangannya sebelum mobil meninggalkan tempat pernikahan itu. Zayn melonggarkan dasinya. "Bertekuk lutut," ia mengomel dengan suara rendah."Hanya jika aku dilahirkan kembali sebagai belalang sembah." Zayn memandang ke arah gedung olahraga tempat diselenggarakannya nikah massal. Tempat Sam, sahabatnya juga beberapa puluhan pengantin lainnya yang melakukan ijab kabul. Tema pernikahan yang dipilih kali ini adalah 'Pemberhentian terakhir cinta'. Tema ditulis besar di pintu masuk gedung dengan hiasan bunga-bunga berwarna-warni yang mengelilinginya. Tema yang bagus untuk digunakan, batin Zayn ironis. Juga tempat pemberhentian terakhir untuk hura-hura, akal sehat, dan kebebasan. Zayn sendiri tidak mengerti temannya yang lebih dari mampu untuk membuat pesta megah memilih untuk menikah di acara nikah massal. Seharusnya dia melakukannya di tempat yang lebih elegan bukannya lapangan besar yang harus mengantri terlebih dahulu baru melakukan ijab. Betul-betul kegilaan orang yang sedang mabuk asmara. "Aku ini keturunan terakhir spesies yang hampir punah. Spesies bujang abadi," batin Zayn bangga. Sembari berjalan Zayn berpikir tempat mana yang bisa dia gunakan untuk merayakan keberhasilan tetap menjadi bujang di umurnya yang masih 35 tahun. Sam telah mencopot gelar itu dan kini gelar itu masih tersemat apik di dalam dadanya. Dan dia bangga. Dia adalah tipe pria yang tidak mau mempertaruhkan hartanya di meja judi dan tidak mau mempertaruhkan perasaannya pada suatu hubungan. Bukan karena dia tidak mengagumi wanita tapi karena banyak wanita yang mengaguminya dan rela memanjakan dirinya kapan pun juga. Bruk! Sesuatu atau seseorang menabraknya dengan keras. Jeritan bercampur dengan lenguhan Zayn saat dia tiba-tiba terhuyung-huyung berusaha menyeimbangkan diri. Kain putih berenda memenuhi matanya. Ia menggapai-gapai dan jarinya tersangkut pada, rambut? Dia mencium minyak wangi aroma mawar. Aroma itu terus tercium hingga dia terjatuh ke trotoar. Zayn terengah-engah, berjuang menghirup udara. Hal yang tidak mudah dilakukan ketika ada seseorang yang menindih tubuhnya. Zayn menyingkirkan segenggam rambut ikal dari wajahnya dan beradu pandang dengan sepasang mata bening berwarna cokelat. Mata itu mengerjap kaget menatapnya. Matanya mampu menghipnotis Zayn untuk sesaat. "Aku … ," gadis itu terengah-engah,"Minta maaf." Dia meringis," Lututku sakit." "Seluruh tubuhku juga sakit," ujar Zayn sengit. Gadis itu merasa tidak enak, dia lalu berniat bangkit namun sikunya malah mengenai ulu hati Zayn di saat yang sama Zayn merasakan merasakan panasnya trotoar seperti setrika panas menyetrika kemeja di atas punggungnya langsung. Zayn mengerang lagi. Gadis itu langsung bangkit dan berdiri, lalu dia berputar-putar di tempat, menggerakkan dua tangannya seperti orang sedang menari. Akan tetapi, dari pancaran matanya terlihat kepanikan dan kecemasan. Sambil berjuang untuk bernafas Zayn mulai memperhatikan kaki panjang dan langsing juga putih bersih milik gadis itu. Gadis muda itu memakai pakaian kebaya putih dengan bawahan rok dengan motif batik selutut. Dia juga memakai sepatu kets murahan berwarna merah, sangat tidak serasi dengan pakaian yang dikenakannya. Sebuah kerudung renda putih tersampir di lehernya. Wajahnya berbentuk jantung dengan belahan cantik di tengah dagu. Bibir yang merah dikatupkan rapat dan membuat lubang di dua pipinya yang chubby. Rambut wanita itu dicat berwarna cokelat kehitaman sangat serasi dengan kulitnya yang putih dan bersih. "Kenapa kau berputar-putar seperti kincir angin, membuat orang pusing saja," ucap Zayn ketus. Kedua alisnya disatukan membentuk tiga garis ditengahnya, dia menduga jika lutut wanita itu pasti sudah sembuh karena terus bergerak sedari tadi. Zayn menepuk celananya yang kotor terkena debu. Dia lalu berdiri hendak mengomel tapi terhenti ketika terdengar pekikan dengan suara yang rendah dari bibir mungil dan seksi milik wanita itu. "Akh! Mereka datang, tolong aku! Jika tidak mereka akan membunuhku," ucap gadis itu lalu dia memeluk Zayn, bersembunyi di d**a Zayn. Tangannya menunjuk pada pria yang memakai jas lengkap berwarna hitam lengkap dengan kaca mata hitamnya. Mereka berada di ujung jalan raya tepatnya masih dua ratus meter dari tempat Zayn berdiri. Mata Zayn menuju ke arah dua pria itu. Satu pria menatap ke arah mereka. Entah dari mana asalnya tiba-tiba hatinya terpanggil untuk peduli pada gadis ini. Dia lalu mendekap wanita itu. Menghalangi pandangan dua pria tadi pada gadis cantik ini. "Tolong aku!" pinta gadis itu lagi dengan suara yang gemetar dan mata yang mengembun. "Bunuh, kenapa?" tanya Zayn penasaran. "Karena aku melarikan diri dari pernikahan, hutang judi kakek, operasi perut, … ceritanya panjang!" ucap gadis itu panik. Zayn ikut bingung dengan jawaban gadis itu. Tapi hatinya berkata jika wanita itu memang benar-benar membutuhkan bantuannya. Dua orang itu berjalan mendekat ke arah mereka. Zayn bisa merasakan tubuh gadis ini gemetar di kulitnya. Dia seorang kakak dari dua orang adik wanita, tidak akan mungkin membiarkan gadis ini terluka. Zayn langsung melihat gedung pernikahan itu lagi. Tiba-tiba terbesit ide untuk pura-pura menjadi mempelai di dalam. Toh wanita itu juga memakai kain kebaya putih. Dia lalu menggiring wanita itu masuk ke dalam gedung, duduk di baris kedua dari depan, pura-pura ikut menjadi calon mempelai. Dua pria tadi masuk bersama satu teman yang memakai atasan batik dan satu pria lagi memakai pakaian pengantin berwarna putih gading. Mereka memasuki gedung, mengedarkan pandangannya pada setiap sudut ruangan, seperti mencari keberadaan gadis itu. "Apakah itu calon suamimu?" tanya Zayn. Gadis itu menoleh ke arah yang Zayn tunjuk, menelan saliva susah dan menganggukkan kepala. Zayn melihat pria berpakaian pengantin itu melihat mereka. Naluri Zayn ingin melindungi gadis itu. Dia lalu berusaha agar gadis muda di depannya tidak terlihat oleh para penjahat itu dengan cara meletakkan kepala wanita itu di dadanya. Seperti sepasang sejoli yang memadu kasih. Di depan Zayn sepasang calon pengantin sedang bertengkar hebat. Sang wanita terlihat marah dan sanga pria berusaha untuk menenangkannya. "Aku tidak akan pernah mau menikahi pria sepertimu," ucap mempelai wanita itu, dia lalu menarik hiasan rambut berupa mahkota dan roncean bunga melati dari kepalanya, sehingga gelungan rambut palsu di kepalanya ikut juga terlepas. Lalu membuangnya sembarangan ke kursi. "Dengarkan dulu sayang, beri aku waktu untuk menjelaskan," ujar pengantin lelaki dia lalu berniat mengejar calonnya tapi sudah terlambat," Akh!" ujar pria itu marah lalu membuang kertas berisikan formulir pendaftaran lengkap. Zayn memungut mahkota lengkap dengan ronce kembang melati yang masih utuh dan juga formulir itu. "Pakai ini," kata Zayn dengan suara berbisik. "Setidaknya ini bisa menyamarkan dirimu." Dia langsung menyematkannya di kepala gadis itu. Gadis muda itu menengadahkan melihat ke arah Zayn. Mata kelinci yang sedang ketakutan terlihat jelas di wajahnya, membuat hati Zayn luluh dan melemah. Dengan sabar dia menata rambut calon mempelai wanitanya sehingga terlihat rapih. Entah mengapa hatinya mendesir setiap kali menatap mata gadis itu. Setelah mahkota itu tersemat apik di kepala gadis itu, Zayn lalu menarik selendang dari bahunya guna menutupi kepala. "Cantik," ucap Zayn terpesona. Pipi gadis itu terlihat merona mendengar pujian dari Zayn. Zayn lalu mengambil secarik kertas formulir di pangkuannya, lalu membacanya. Rizky Alam dan Ramira, nama dua mempelai yang ada di dalam formulir itu. "Apakah mereka masih melihat ke arah kita?" tanya gadis itu lagi yang masih takut menoleh ke belakang. "Mereka mendekat," bisik Zayn melihat dua orang itu sedang memeriksa orang-orang yang duduk di barisan kursi belakang. "Adakah pintu lain selain pintu utama tadi?" tanya gadis itu. "Ada letaknya di belakang podium. Buruknya, yang melewati pintu itu hanya pasangan yang sudah menikah. Jika kita langsung berlari tentu akan memancing perhatian,mereka lalu mengejar kita." Gadis itu menganggukkan kepalanya mengerti. "Bagaimana jika kita pura-pura saja menikah terlebih dahulu agar mereka tidak curiga," ucap Zayn sembari mengangkat berkas formulir itu. Dia sendiri bingung mengapa hanya ide itu yang terlintas otaknya yang cerdas. Gadis itu menengadah terkejut mendengar usul Zayn. Dia baru saja lari dari pernikahannya tadi dan kini dia malah akan menikahi pria yang berbeda. Tetapi itu lebih baik daripada dia mati dioperasi oleh calon suaminya yang tadi. Pikir gadis itu. Gadis itu mengintip melalui lengan Zayn. Mereka sudah mendekat, dia tidak punya cara lain untuk kabur dari mereka. Merasakan getaran ketakutan di kulit gadis itu, membuat Zayn ingin menjadi ksatria kuda putih untuknya. Tapi Zayn tidak tahu jika masalah ini bisa membahayakan nyawanya nanti.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Om, Jadi Cinta Enggak?

read
97.2K
bc

Scandal Para Ipar

read
704.6K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
4.5K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
152.5K
bc

JANUARI

read
43.9K
bc

Tentang Cinta Kita

read
214.2K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
171.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook