EPILOG

757 Words

NAVILA’S POV ‘Karena hidup tak pernah seindah bayanganmu.’ Seringkali aku mendengar hal ini ketika remaja dan beranjak dewasa. Sebuah kalimat yang selalu terngiang di kepalaku, sampai akhirnya aku bertemu dengan David Alvareno pertama kalinya ditengah hujan yang lumayan deras. Kalimat itu bahkan terus terngiang ketika dengan senyumanku, aku memerhatikannya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Sempat terpikir olehku untuk merubah kalimatnya menjadi, ‘Hidup hanya sekali, maka rubah hidupmu seindah mungkin.’ Lalu, saat itu, aku mulai berpikir untuk merubahnya. Lagipula, aku tahu bahwa ada hal yang tak mungkin di dunia. Setiap waktu, setiap hari, aku selalu memanjatkan doa pada Tuhan, agar diberi kemudahan untuk merubah hidup menjadi indah, atau membiarkanku bertemu dengan David sekali lag

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD