Awalnya Davis berpikir untuk tinggal di kediaman Finley untuk memperoleh informasi tentang hubungan keluarga mereka dengan orang-orang di ibu kota.
Dia memiliki firasat bahwa ada sesuatu yang mencurigakan tentang hal itu, dan dia merasa penasaran jika tidak mengetahuinya. Namun, dia tidak pernah mengira bahwa rencananya gagal karena insiden tadi.
Hanya memikirkan skandal tadi malam membuatnya marah. Saat ini, ponselnya tiba-tiba berdering. Davis melihat ke layar ponsel bahwa itu dari Kaisan. “Ada apa?”
“Tuan Davis, ada orang yang datang mengaku sebagai Kakek dan Ibu Anda. Mereka ingin bertemu. Kami tidak bisa menghentikan mereka, dan sekarang mereka ada di ruangan Anda.”
Davis tertegung dan ekpresinya berubah. Dia mencibir. Bagus sekali, mereka berani mengambil inisiatif untuk menemui
