b***h

972 Words
Kaylee tidak ppercaya dengan apa yang sudah ia dengar dari mulut Shawn. Tapi dengan cepat Kaylee mengenyahkan semua ucapan yang Shawn katakan kepadanya. Pria itu mungkin sudah tidak waras sehingga mengatakan yang tidak-tidak. Kaylee juga bukan tipe wanita yang percaya dengan ucapan pria, apalagi Shawn pria asing untuknya. "Minggirlah, Aku ada kelas." Kaylee mendorong Shawn untuk tidak memblok jalannya. "Tidak mau." Bukan menghindar, Shawn malah tersenyum tiiga jari dihadapan Kaylee. "Apa maumu." Kaylee mengulangi ucapannya. "Kamu tidak tuli kan? Aku sudah katakan kepadamu, kalau aku tertarik padamu." Jawabnya aneh. Kaylee memutar bola matanya malas untuk meladeni Shawn yang berbicara semakin aneh.. "Kumohon, menyingkirlah dan berhenti untuk membual." Kaylee benar-benar dibuat naik pitam. Apa semudah itu Kaylee mempercayai apa yang dikatakan Shawn padanya? Tentu saja tidak. Bahkan Kaylee menganggap jjika Shawn mabuk disiang hari. "Pokoknya tidak mau. Baiklah, mungkin kita memulai duari awal, seperti siapa namamu." Shawn mendekati wajahnya kewajah Kaylee. Sontak Kaylee langsung memalinngkan wajahnya agar Shhawn tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya. "Kalau aku tidak mau menjawab apa yang akan kau lakukan."  Kaylee harus cari akal agar pergi mejauh dari Shawn. "Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kau mejawab  semua pertanyaanku.." Jawabnya tanpa dosa. "Aku harus pergi, nanti aku terlambat." Kaylee masih berusaha untuk keluar, tapi lagi-lagi Shawn menghalangi jalannya. "Kamu akan terlambat jika tidak menjawab pertanyaanku." "Kaylee, namaku Kaylee. Cepat menyingkir aku sudah memberitahumu siapa namaku." Kaylee mendorong kembali Shawn. Tapi Shawn tetap menghalangi jalan Kaylee. "Apa lagi-" Belum selesai Kaylee ingin menyemprot Shawn, pria itu mengambil tangan Kaylee sambil menggoyangkan tangannya. "Hai Kaylee, aku Shawn." Katanya penuh semangat. Kaylee buru-buru melepas tangan Shawn dan pergi darinya sebelum peria itu semakin menggila dengan berceloteh tidak jelas lagi. "Sampai bertemu lagi, Kaylee. Dan mari kita menjadi lebih dekat." Kata Shawn sambil melambaikan tangannya dibelakang Kaylee yang tidak menoleh sedikitpun darinya. "Sungguh sangat menarik." Shawn memperhatikan Kaylee yang sudah menjauh darinya. Memang gila, tapi Shawn tidak berbohong kalau dia ingin dekat dengan Kaylee. Shawn menganggap jika Kaylee wanita yang sangat menarik di balik penampilannya yang nerd itu. **** Kaylee selesai kelas langsung pulang, sungguh penat hari ini gara-gara manusia gila yang membully nya. Ingin Kaylee membalas tapi tidak bisa sampai dia benar-benar lulus tanpa harus ada bayang-bayang dihantui jika dia akan diketahui sebagai p*****r. Sungguh melelahkan untuknya. Kaylee juga tidak ingin seperti ini, menjadi seorang p*****r. Tapi kehidupan berkata lain yang mengharuskan dia untuk menjadi p*****r. Kaylee mengingat saat dia pertama kali ditawari menjadi p*****r. Saat itu, tengah malam sedang menunggu bus sehabis dari perpustakaan dan tanpa sengaja tertidur dan tidak ada satu orang pun yang membagunkannya. Seorang wanita paruh baya cantik datang mungkin sedang menunggu bus sama sepertinya. Wanita itu terus memperhatikannya dengan lekat membuat Kaylee menjadi risih. Tiba-tiba wanita itu mengucapkan sesuatu yang Kaylee bingung. "Bunga yang bersembunyi ditumpukan lumpur." Ucapnya seperti itu. Kaylee menoleh dan menerutkan keningnya tidak mengerti dengan yang diucapkan wanita paruh baya itu. "Sedang menunggu taxsi?" Tanya wanita itu kepada Kaylee. "Tidak." Jawab Kaylee singkat. Karena Kaylee memang takut dengan orang asing. "Kau tidak tahu jika jam bus terakhir jam sepuluh?" Jawabnya dwengan senyum mengembang penuh makna. Melihat senyum itu Kaylee semakin takut. Tapi berusaha keras untuk tidak ia tunjukan. "Terimakasih atas infonya." Kaylee opergi meninggalkan wanita itu. Tapi baru beberapa langkah wanita itu memanggilnya dan menghalangi langkahnya. "Ini, temui aku, dan aku akan menunjukan dunia berbeda untukmu." Wanita paruh baya ini memberikan kartu namanya. Untuk sopan santunnya, Kaylee menerimanya dan pamit pergi. Di rumah Kaylee melihat kartu nama itu dan berpikir apa yang dimaksud wanita itu dengan dunnia berbeda. Untuk mengenyahkan pikiran-pikiran aneh Kaylee menyingkirkan kartu itu dan kembali berbaring. Tapi karena rasa ingin tahu nya sangat besar, kaylee kembali melihat kartu itu. Keesokan harinya Kaylee mendatangi alamat yang tertera di kartu nama itu yang ternyata sebuah club malam. Kaylee ragu untuk masuk kedalam, tapi Kaylee tiipe yang sangat penasaran sebelum ia tahu apa yang dimaksud dengan duunia berbeda. Akhirnya Kaylee masuk kedalam club itu. Dengan penampilan super cupunya, tentu saja Kaylee menjadi pusat perhatian. Pandangan meremehkan dari orang-orang yang datang dan melihat Kaylee. Mereka mentertawakan Kaylee dan mencibir jika Kaylee salah tempat. Kaylee tentu saja mendengan satu persatu omongan itu, tapi karena dia sudah terbiasa dengan ocehan tidak enak kepadanya, Kaylee membiarkan itu. Kaylee bingung kemana dia harus pergi menemui wanita paruh baya itu karena Kaylee tidak menghubungi wanira itu sama sekali. bodoh memang, Kaylee penasaran apa yang dikatakan wanita itu tapi dia tidak menghubungi dan mengatakan apa yang dimaksud dengan itu. Kaylee ingin pergi dari tempat itu. Tapi seseorang datang menariknya. Tentu saja Kaylee berteriak takut sampai pengunjung menatapnya. "Hey Lotus, ini aku." Ternyata suara yang dia kenal. Ya wanita paruh baya itu yang menarik tangannya. Kaylee harus bersyukur atau bagaimana? Karena dia sudah sangat takut berada ditempat itu. "Kau mencariku?" Tebak wanita paruh baya itu. Kaylee tidak menjawab karena memang tebakannya benar. "Kau penasaran dengan yang aku katakan bukan?" Tebaknya lagi dengan tepat. Sambil tersenyu, wanita itu menarik Kaylee ketempat yang jauh dari keramaian. "So?" Wanita itu memancing Kaylee untuk berbicara. "Aku ingin tahu apa yang anda maksud." Akhirnya Kaylee berbicara. "Jika kau ingin tahu sekali, ikuti aku." Wanita itu berjalan lebih dahulu, lalu Kaylee mengikuti dari belakang. Kaylee dibawake ruang kostum dan makeup. Kaylee menganggap jika dunia yang dimaksud wanita itu adalah dunia seni seperti menjadi penari di tempat itu. Kaylee di suruh duduk untuk didandani. Kaylee mennurut saja, dia pun duduk dan mengikuti intruksi yang diminta orang itu. Seperti mengganti pakaian dan lain-lain. Kaylee terkejut dengan perubahan wajahnya yang begitu berbeda. Tidak ada kacamata, tidak ada poni yang menutupi wajahnya. Makeup full diwajahnya pun sangat pas. Kaylee bahkan tidak mengenali wajahnya sendiri. Tanpak anggun dan pakaian yang dia pakai pun sangat elegan. Orang-orang sekitarnya pun tidak akan mengenal Kaylee yang sekarang. "Sudah aku bilang, kau seperti bunga yang bersembunyi ditempat berlumpur. Seperti Lotus." Ujarnya seperti bangga menemukan emas digurun. "Kau menyukainya?" Tanya wanita paruh baya itu. Tanpa sadar Kaylee menggangguk mengiyakan. "Apa yang harus lakukan untuk masuk kedunia itu?" Tanya Kaylee tentang dunia yang dimaksud wanita paruh baya itu. Wanita itu mendekati Kaylee untuk berbisik. "Jadilah b***h berkelas." Ucapnya pelan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD