No please

1055 Words
Kaylee segera mengenyahkan pikiran gilanya tentang itu. Dia harus bertekad mempertahankan apa yang harus ia pertahankan dari godaan mahluk tampan seperti Maxwell. Hidupnya hanya untuk uang saja. Lagipula mereka tidak mungkin dipertemukan kembali. Sangat mustahil menurut Kaylee karena yang dia baca di kartu nama yang diberikan Maxwell, ternyata pria itu benar-benar kaya. Jadi tidak mungkin Maxwell mendatangi nya lagi. "Aku pergi." Kaylee pamit kepada b***h boss yang masih saja mendumal tentang yang Kaylee dapat hari ini. Kaylee menyunggingkan senyumnya. Dia benar-benar seperti mendapat sebuah keberuntungan hari ini. Mendapat uang cukup besar tanpa harus bersandiwara sedang melakukan seks kepada tamunya yang sedang berhalusinasi. Berkali-kali lipat dari Maxwell. Uang itu bisa menebus obat dan biaya rawat inap. Kaylee terlalu fokus dengan planningnya sampai dia berjalan tidak melihat-lihat. Dia ditabrak oleh seseorang. Kalau saja Kaylee tidak ditangkap oleh orang yang menabraknya, sudah dipastikan dia akan terjatuh dengan bebasnya. "Maaf saya tidak sengaja. Apa anda baik-baik saja?" Tanya pria itu khawatir dan meminta maaf kepada Kaylee. Padahal sudah jelas Kaylee lah yang salah karena tidak memperhatikan jalannya. Tapi pria itu dengan gentle meminta maaf terlebih dahulu kepada Kaylee. Kaylee mengubah posisinya kembali dan membenarkan roknya yang sedikit terangkat. Setelah itu melihat pria yang sudah menangkapnya. "Tidak apa-apa Saya juga meminta maaf kepada anda, dan terimakasih." Kaylee tersenyum sedikit untuk meyakinkan pria itu kalau dia tidak apa-apa. Dan meminta maaf lalu berterimakasih karena sudah memeganginya agar tidak tidak terjatuh. Pria itu hanya tersenyum menanggapi Kaylee. "Kalau begitu saya pergi dulu." Kaylee meninggalkan pria itu sendiri sambil menatap Kaylee dengan dahi berkerut. "Shawn." Panggil seseorang dari pria yang ternyata adalah Shawn, satu kampus dengan Kaylee. "Ada apa?" Tanya temannya. "Tidak ada apa-apa. Tadi aku kira aku sudah bertemu seseorang. Tapi aku salah lihat." Jawab Shawn dengan mata masih menatap Kaylee yang sudah menjauh. "Dasar aneh!! Hayo cepat, kita bisa tertinggal." Teman Shawn menariknya untuk masuk ke dalam club. Apakah Shawn mengenal Kaylee, mengingat jarak mereka sangat dekat. Tapi penampilan Kaylee sangat jauh saat dikampus. Dan Kaylee pun tidak sadar jika Shawn satu kampus dengannya bahkan yang pernah menolongnya saat dibuly. ** Hari telah berganti, Kaylee seperti biasa melakukan rutinitas yang membuatnya bosan, yaitu kuliah. Sebenarnya bukan bosan, Kaylee hanya malas jadi bahan bullying di kampusnya. Apakah orang-orang selalu seperti itu dengan orang yang menurut mereka berbeda? Apa kesempurnaan itu memang wajib untuk bersosialisasi dengan lingkungan? Jika memang seperti itu, maka semua orang yang menganggap dirinya tidak sempurna, apa tidak ada tempat untuk mereka? Bisa saja Kaylee datang ke kampus dengan penampilan sebagai 'L' hanya saja dia tidak mau terlihat menonjol dan Kaylee tidak mau banyak yang menempel padanya hanya karena penampilan. Lalu jika mereka mengetahui jika Kaylee adalah p*****r, mereka akan tetap menyudutkannya. Apapun yang orang lakukan, untuk manusia suci, tidak, bukan, tapi orang yang menganggap dirinya sendiri suci dan bersih akan mencari celah seperkian centi agar mereka menganggap jika dirinya yang paling bersih tanpa celah. Manusia yang tidak pernah bisa menerima perbedaan dilingkungan mereka. Kaylee berjalan untuk pergi keperpustakaan, karena ada tugas yangg harus dia selesaikan. Karena semalam dia sibuk menghitung uang yang dia dapat dari Maxwell. Senyum mengembangnya terus ia cetak di bibir ranumnya karena dia mendapat jackpot dari Maxwell. Tapi tentu saja dengan wajah menunduk, Kaylee tidak pernah benar-benar menunjukan wajah aslinya kesemua orang. Wajah dan penampilannya sengaja Kaylee bedakan agar dia tidak ketahuan kalau sebenarnya dia seorang b***h nomer satu di Amerika. Tapi senyumnya menghilang saat ada orang dengan sengaja menabrak punggungnya dengan keras. Kaylee memegang bahunya yang terasa nyeri akibat benturan orang yang sama yang menabraknya kemarin. "Sepertinya kau sangat senang hari ini, kacamata tebal." Ucap pria yang menabrak Kaylee dengan sengaja. Mungkin pria itu melihat senyum Kaylee. Kaylee tidak menjawab ucapan pria itu dan memilih untuk pergi. Tapi pria itu menahan tangan Kaylee dan menariknya dengan kasar agar lebih mendekat kepadanya. Pria itu menatap kaylee dengan tajam lalu tangannya mencengkram kedua pipinya sampai bibir Kaylee mempot. "Kalau dilihat dari dekat kau boleh juga." Pria itu melihat wajah Kaylee dengan intens membuat Kaylee risih. Belum lagi tangannya yang berada di wajahnya membuat Kaylee sangat kesal. "Lepaskan." Kata Kaylee dingin. "Hoho!! Lihat, wanita batu ini bisa marah." Bukan melepaskan, pria itu meledek Kaylee yang meminta untuk dilepaskan. "KU BILANG LEPASKAN." Ini kali pertamanya Kaylee berteriak. Sontak orang-orang menatapnya. Kaylee sudah terlalu muak dengan manusia-manusia seperti mereka. Dan benar saja, bukan menolong, mereka malah memperhatikan Kaylee dengan ponsel yang menyala untuk direkam. "Berteriaklah, tidak ada yang perduli denganmu disini. Kau hanya debu kecil yang tidak terlihat." Ucapnya lagi dengan mengatakan jika Kaylee hanya debu yang tidak terlihat. "Kalau aku debu lalu kau apa? Sampah? Sampah kotor dan menjijikan" Kaylee dengan berani menatap pria itu dan mengatakan jika dia seorang sampah. "Kau sudah berani membalas?" Pria itu terlihat tidak suka kaylee mentakan seperti itu padanya. Jika dulu Kaylee hanya menerima apa yang mereka lakukan, tapi sekarang kesabaran Kaylee sudah habis. Bukan sekali dua kali mereka memperlakukannya seperti itu. Bahkan pernah Kaylee dikuncikan di gudang satu malam. "Haha.." Pria tertawa renyah saat Kaylee dengan berani mengatainya. Dia pun mendorong keras Kaylee sampai Kaylee jatuh kelantai. Tidak ada satupun yang menolong Kaylee, malah mereka mengabadikannya dengan video. Kaylee mencoba untuk berdiri, tapi pria itu kembali mendorong Kaylee kembali sampai tidak bisa berdiri. "Kau pikir kau siapa sudah berani menjawab dan mengataiku sampah." Pria itu menarik kerah baju Kaylee lalu meghempaskan kacamata yang dikenakan Kaylee. Bukan hanya itu saja, kacamata Kaylee di injak sampai pecah. Kaylee ingin berdiri dan mencekik pria itu sampai tewas, tapi belum dia melakukan itu, ada yang melakukan nya. Kaylee melihat dengan mata buram nya jika pria itu dipukul habis-habisan oleh pria yang Kaylee tidak tahu. "Kau baik-baik saja?" Tanya pria itu. Kaylee mengingat suara ini, suara yang belum lama dia dengar. Dan seperkian detik pun Kaylee mengingat jika pria yang ada dihadapannya itu adalah pria yang sama saat dia bertabrakan di klub. "Shawn.. Kau gila meninggalkanku sendirian dikantin. Aku belum memba-" Teman Shawn berhenti berbicara melihat Kaylee yang masih terduduk dilantai. "Apa yang sedang terjadi?" Tanya teman Shawn tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Shawn mengulurkan tangannya untuk pegangan Kaylee berdiri. Kaylee pun langsung menggapai tangan Shawn untuknya berdiri. Kaylee ingin berlari cepat agar menghindari Shawn. Kaylee takut jika Shawn mengenalinya sebagai L. Kaylee ingin pergi tapi sialnya kaki dia terkilir untuk digerakan sedikit saja pun terasa nyeri. Apakah sekarang sudah saatnya status Kaylee sebagai p*****r diketahui?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD