Vega Or Vario

2797 Words
Brukk,,, Vario terjatuh ke lantai karena syok saat menyadari jika sebelah tangan Jupiter ada di buah dadanya , juga karena hak sepatu yang Vario gunakan bergeser dan Vario kesulitan untuk mengimbangi tubuhnya karena ternyata Vario tetap tidak bisa menggunakan sepatu hak tinggi itu dengan sempurna. "Oh,,, b******k. Apa yang kau lakukan!" Umpat Vario saat dirinya malah berakhir di lantai, masih menggunakan taplak meja sebagai roknya dan sialnya lagi taplak meja yang Vario gunakan itu juga ikut tersingkap hingga sebagian tubuh Vario setengah telanjang. Tidak jauh dari apa yang Vario rasakan, Jupiter juga merasa hal yang aneh kali ini, bagaimana tidak, dia baru saja di cium oleh sang dosen dan Jupiter yang justru mencengkram buah d**a dosennya dan sekarang pemandangan yang merusak otak kaum laki-laki justru terpampang di depannya. "Oh,,, shitt." Balas Jupiter mengumpat dalam hati dengan kepala yang terasa berdenyut nyeri. Vario masih terduduk di lantai dengan tangan yang masih menutup paha dan inti tubuhnya, dan ternyata beberapa mahasiswa lain sedang merekam kejadian, apa yang sedang terjadi antara Jupiter dan Vario. "Alex,,," spontan Vario menjerit kan nama Alex tapi Jupiter malah lebih dulu membuka baju kemeja yang dia gunakan sebagai luaran itu lalu melemparkannya pada Vario sambil menutup mata, dan karena kepepet, Vario juga tidak sempat berpikir untuk menolak kemeja yang Jupiter lempar ke pahanya karena saat ini kondisinya darurat. Buru-buru Vario menutupi pahanya menggunakan kemeja yang Jupiter lempar padanya, melingkarkan kemeja itu dengan kedua lengan kemeja yang Vario ikat sebagai tali, saat Jupiter malah berbalik memunggungi Vario, menghindari pandangannya pada sang dosen gilanya. "Aku harap orang tuamu tidak datang menemuiku untuk membicarakan perihal surat skorsing yang aku kirimkan untuknya, karena dengan cara itu mungkin aku tidak akan lagi bertemu denganmu!" Ucap Vario sinis saat bangkit dari duduknya sambil menenteng sepatu hak tingginya. "Oh,,, kita memang tidak akan pernah bertemu lagi, tapi bukan karena aku yang akan keluar atau di DO dari kampus ini. Tapi Anda, Anda yang akan keluar dari kampus ini karena sebentar lagi surat pemecatan akan Anda terima." Balas Jupiter tidak kalah sengitnya. "Oke. Kita lihat siapa yang akan tetap bertahan dan siapa yang akan tereksekusi dari kampus ini, aku atau dirimu Jupiter Orion!" Tegas Vario sambil menatap tajam pada manik mata Jupiter dan setelah itu Vario berbalik melanjutkan langkahnya untuk sampai di parkiran di mana mobilnya terparkir. Belum sampai Vario pada area lobby parkiran saat Alex justru terlihat berlari menghampirinya. "Ada apa lu manggil gue? Apa ada masalah lagi?" Tanya Alex ketika buru-buru menghampiri Vario ketika Vario memanggil namanya dengan cukup keras. "Lu kemana aja ! Kenapa lu lama banget nyamperin gue saat gue panggil?" Kesal Vario sambil menimpuk d**a Alexander dengan sepatu yang sedari tadi dia tenteng. "See. Mahasiswa kurang ajar itu kembali membully gue. Setelah berhasil membuat gue menempel pada kursi dan merobek rok gue, kini mahasiswa begal itu malah membuat gue terjatuh hingga nyaris telanjang di koridor kampus!" Ucap Vario dengan sangat kesal lalu buru-buru masuk ke dalam mobilnya, menutup pintu mobilnya dengan sangat keras kemudian memukul dashboard mobilnya untuk melampiaskan rasa sakit hatinya pada mahasiswa yang satu ini. Alexander tidak berani mendekat ketika wanita itu sedang murka seperti ini karena itu artinya bencana untuknya. Vario langsung menghidupkan mesin mobilnya kemudian buru-buru meninggalkan area kampus. Alex tahu jika Vario sedang sangat kesal dengan segala pemberontakan yang dilakukan oleh mahasiswanya di hari pertama dia menjadi seorang dosen pengajar maka membiarkan Vario menenangkan dirinya adalah alternatif yang bisa Alexander ambil saat ini karena jika ditenangkan pun Vario akan tetap mengamuk seperti singa betina yang lagi datang bulan. Oh Alexander sudah mengenal betul kepribadian Vario yang satu ini, secara mereka tidak hidup dan bersama kemarin sore tapi Vario sudah seperti adik perempuannya karena sejak Kharisma datang membawa putrinya hari itu, Vario dan Alex seolah dibesarkan secara bersama-sama meskipun usia mereka terpaut lima tahun. "b******k,,,," umpat Vario. "Dasar mahasiswa tidak punya etika. Jangan panggil nama gue Vario jika tidak bisa membuat kalian tunduk dengan peraturan gue. Dan jangan berpikir gue akan menarik skorsing kamu jika orang tua mu tidak datang menemui gue dan meminta maaf." Ucap Vario lagi sambil terus memukul stirnya dan melaju dengan kecepatan penuh tanpa tujuan, dan Alexander mengikuti dari arah belakang menggunakan mobil lain. Vario terlihat mengurangi kecepatan laju mobilnya lalu berhenti di tepi jalan tepat di bawah pohon randu yang sedang berdaun lebat, dan Alex buru-buru menghampirinya , menunggu sebentar sampai Vario terlihat tenang dan keluar dari dalam mobilnya, baru setelah itu Alex juga keluar dan menghampiri Vario. "Apa rencana kita selanjutnya?" Tanya Vario sambil menghela nafas, dan sebagainya dia sudah jauh lebih tenang. "Seperti yang kita sudah sepakati sebelumnya hari ini lu akan pulang ke rumah wanita itu untuk menemui Mamanya!" Ucap Alexander mengingatkan rencana awal mereka untuk menemui Hanzel, Ibu dari Vega K Dwayne, wanita yang masih belum sadarkan diri di rumah kakak perempuannya, Gabriella. Vario manghels nafas lalu membuangnya dengan sangat pelan kembali mengulangi hal yang sama berharap rasa kesal marah yang sebelumnya dia rasakan bisa sedikit mereda karena bagaimanapun dia harus terlihat tenang untuk menemui wanita yang mulai hari ini akan dia panggil Mama. "Oke. Kita OTW." Jawab Vario yang justru melaju ke arah apartemen lamanya, untuk berganti pakaian karena tidak mungkin dia akan pulang dengan pakaian compang-camping seperti ini karena dari info yang berhasil mereka dapatkan, Vega K Dwayne adalah tipe perempuan anggun dan perfeksionis baik dari segi pekerjaan, penampilan, juga sikap terhadap ibunya. Maka dari itu Vario yang urakan, dan kalo bicara suka ceplas-ceplos harus benar-benar bisa bersikap seperti Vega K Dwayne agar penyamarannya tidak di curigai. Setelah Vario selesai berganti pakaian dengan pakaian yang sebelumnya mereka persiapkan, kini Vario mengemudikan mobil menuju kediaman keluarga Dwyane, dengan Alex yang akan tetap berada tidak jauh darinya sebagai bodyguard pribadinya, karena ternyata Gabriela setuju untuk membantunya hanya saat Alex akan selalu ada di sampingnya sebagai bodyguard dan mau tidak mau Vario harus setuju dengan syarat yang Gabriella minta. Tampak dari jauh rumah besar itu terlihat seperti istana. Ada beberapa penjaga yang berjaga di depan pintu gerbang rumah itu dan saat Vario berhenti tepat di depan gerbang rumah itu, seorang penjaga mendekati mobil Vario yang dikemudikan oleh Alexander. Penjaga keamanan itu mengetuk kaca mobil Alex dan Vario menurunkan setengah dari kaca mobilnya agar penjaga itu bisa melihat jika dia sudah kembali dan tentunya dia kembali sebagai Vega K Dwayne. "Buka gerbangnya." Teriak penjaga itu dan Vario kembali menaikan kaca mobilnya sementara Alex langsung melaju memasuki pintu gerbang rumah besar itu. Dua orang penjaga keamanan rumah mengikuti mobil Alexander untuk membantu membuka pintu mobil tersebut sebagai mana yang biasa mereka lakukan pada anak majikannya, Vega K Dwayne. Terlihat ada beberapa mobil terparkir di halaman depan rumah itu dan penjaga keamanan tadi buru-buru menghampiri mobil Alex lalu dengan cekatan membantu membuka pintu mobil itu agar majikannya bisa lebih mudah untuk keluar dari dalam mobil. "Nona muda. Kami senang Nona kembali!" Sapa seorang penjaga keamanan dan Vario hanya mengangguk dengan ekspresi datarnya. "Ada tuan Ducati dan Nyonya Lexi di dalam dan mereka sedang berada di ruang baca Nyonya besar!" Sambung penjaga itu dan Vario hanya menyimak dengan ekspresi datar karena dia juga sudah menyelidiki siapa Ducati dan siapa Lexi, mereka adalah sepupu dari Hanzel, wanita yang mulai hari ini akan menjadi ibunya, dan harus dia panggil Mama. "Putriku masih hidup. Kemarin aku sudah bicara dengannya. Dia selamat dari kecelakaan itu!" Ucap Hanzel mengatakan jika Vega K Dwayne, putrinya selamat dari kecelakaan maut yang tiga Minggu lalu di beritakan oleh beberapa stasiun televisi, tapi lihat, kelima orang yang saat ini menemui Hanzel untuk meminta tanda tangan Hanzel untuk pengalihan jabatan sementara, karena perusahaan tidak mungkin membiarkan kekacauan terjadi karena tidak adanya pemimpin di perusahaan itu. Terlebih lagi isu Vega K Dwayne kecelakaan dan meninggal sudah beredar dan beberapa investor mempertanyakan kelanjutan dari proyek-proyek mereka. "Aku percaya jika Vega masih hidup, tapi untuk saat ini perusahaan sedang di serang oleh investor untuk segara memberikan putusan terkait dana dan proyek mereka yang baru berjalan hanya lima puluh persen. Kita tidak bisa mangkrak lebih lama lagi karena ada tiga proyek yang ditarget rampung bulan depan!" Timpal Lexi. Lexi adalah anak dari sepupu Hanzel , dan Lexi juga merupakan sahabat sekaligus sekertaris pribadi Vega K Dwayne. "Ini hanya sementara, Hanzel. Jika Vega, putrimu sudah kembali , semua juga akan kembali berjalan seperti mana biasanya. Kami tidak bisa mengambil keputusan tanpa surat penyerahan kekuasaan itu tidak kau berikan padaku, dan akan semakin banyak tuntutan dari investor kita, dan kau tau itu bisa berdampak tidak baik untuk perusahaan." Sambung Ducati, kembali meyakinkan Hanzel untuk menandatangani surat kuasa di depannya. Hanzel menghela nafas dalam lalu melepaskannya dengan sangat pelan. "Vega hanya tidak hadir di perusahaan selama tiga Minggu. Dan seharusnya ini tidak terjadi dalam waktu dekat." Jawab Hanzel yang memang ingat betul jika Vega putrinya di kabarkan mengalami kecelakaan tiga minggu lalu namun bukankah beberapa hari yang lalu Hanzel juga sudah berbicara dengan Vega melalui sambungan telepon dan itu sudah cukup membuat seorang ibu yakin jika putrinya baik-baik saja tapi mungkin ada kendala lain yang membuat Vega belum bisa kembali ke rumah saat ini, entah apa itu Hanzel juga tidak tahu tapi mana mungkin hari ini Ducati, selaku paman dari Vega justru memintanya untuk membuat surat pengalihan kekuasaan. "Baiklah. Sepertinya aku sendiri yang harus melakukan konferensi pers dan menjelaskan jika semua yang sudah direncanakan dan disepakati bersama akan tetap berjalan seperti rencana awal. Dan untuk hilangnya Vega saat ini, biar aku yang ambil alih semua urusan kantor!" Sambung Hanzel lagi. Hanzel bukanlah wanita tua yang hanya menikmati hati tua dirumahnya. Usianya baru lima puluh tahun, dan dia masih sangat cantik dan cerdas. Sama seperti putrinya, hanya saja Hanzel lumpuh, dan tidak bisa berjalan, jadi dia hanya duduk di kursi roda hampir lima belas tahun setelah insiden mengenaskan yang terjadi padanya lima belas tahun lalu, tapi bukan berarti Hanzel tidak bisa mengganti peran Vega di perusahaan saat ini. "Oh, apa maksud mu, Hanzel? Apa kau akan ke kantor dengan kursi roda ini? Jangan gila. Apa yang akan di katakan oleh para investor dan partner bisnis kita jika sampai perusahaan di pimpin oleh,,," ucapan Ducati terpotong sambil melirik ke arah kaki dan kursi roda Hanzel. "Oleh seorang wanita cacat seperti ku?" Hansel melanjutkan sendiri ucapan Ducati yang terpotong karena kata-kata semacam itu sudah sering Hanzel dengar dulu ketika dia masih aktif di kantor, sebelum semua pekerjaannya di ambil alih oleh Vega, putrinya. "Aku tidak musti datang ke kantor bukan. Aku bisa melakukan pekerjaan ku di rumah, dan untuk konprensi pers yang aku maksud tadi, kalian bisa mengundang beberapa stasiun televisi untuk datang ke sini dan kita akan melakukan secara propesional." Sambung Hanzel tapi Ducati malah terlihat tidak terima. "Hansel, Ducati benar. Kita tidak bisa mengambil resiko jika klien kita protes dengan hadirnya kau di perusahaan. Apa kau lupa jika tujuh tahun lalu, perusahaan hampir bangkrut karena scandal ini? Dan aku harap kau tidak akan bodoh untuk kembali melakukan keegoisan itu dengan tetap kekeuh tidak mau menandatangani surat pengalihan kekuasaan ini, paling tidak sampai Vega kembali." Tolak petinggi lain di perusahaan itu yang juga masih keluarga mendiang ayah Hanzel karena para pebisnis memang tidak akan mau di pimpin oleh seorang wanita cacat. Dan di saat bersamaan dengan itu pintu ruangan itu di buka dari arah luar dan Alex tampak masuk lebih dulu ke dalam ruangan itu. Alex hanya berdiri di antara pintu ruangan, memastikan jika keadaan di dalam sudah aman. "Siapa kau?" Tanya seseorang pada Alex yang hanya berdiri di sana, dan pandangan Hanzel juga ikut teralihkan pada sosok tampan dan kekar yang saat ini berdiri di ambang pintu dengan setelan jas rapi lengkap dengan dasi layaknya bodyguard sungguhan. Alexander tidak menjawab tapi detik berikutnya, Vario tampak di belakang punggung Alex dan menyapa semua yang ada di ruangan itu dengan senyum terbaiknya. "Selamat siang semuanya. Maaf jika aku membuat kalian menunggu!" Sapa Vario ramah lalu melirik satu-satunya wanita dengan rambut pirang, yang ternyata sangat mirip dengan wanita yang saat ini tengah berbaring koma di tempat Gabriela, dan kini tatapan mata Vario juga bertemu dengan wanita yang Vario yakin jika itu adalah Hanzel , ibu dari Vega K Dwayne. Dengan langkah bergetar Vario menghampiri wanita cantik itu lalu melihat di mana dia duduk, Vario baru mengetahui jika wanita yang akan dia panggil Mama itu ternyata adalah wanita lumpuh, dan Vario menarik nafasnya dalam untuk menghilangkan rasa gugupnya lalu berjongkok untuk memeluk dan mencium pipi wanita itu dengan pelukan rindu, karena ternyata Vario juga sudah sangat lama memimpikan bisa memeluk sosok seorang wanita yang akan dia panggil Mama. "Oh, Vega. Kau benar-benar membuat Mama khawatir sayang! Kemana saja kau tiga Minggu ini? Tidak bisakah kau tidak membuat Mama gelisah?" Ucap Hanzel saat mengurai pelukan putrinya, Vega. "Oh, maaf Mama, aku sedang dalam masa pemulihan pasca kecelakaan malam itu. Tapi Mama masih beruntung, karena aku selamat dari inciden naas itu!" Bisik Vario di sisi telinga Hanzel tapi Hanzel malah sudah terlihat akan menjatuhkan air mata. "Oh ternyata ada tamu juga di sini? Ada apa ini? Kenapa kalian berkumpul di sini?" Tanya Vario mencoba berpura-pura tidak tau apa yang dari tadi sudah dia dengar terkait perdebatan antara laki-laki yang akan dia panggil paman dan ibunya. "Kau,,," syok Ducati. "Oh ya. Ini aku Vega K Dwayne. Maaf jika aku telah membuat kalian semua khawatir dengan perusahaan. Dan kali ini kalian bisa bernafas lega karena aku sudah kambali," ucap Vario berusaha setenang mungkin lalu mempersilahkan semua yang ada di ruangan itu untuk keluar secara terhormat, karena dia ingin melepas rindu karena tidak bertemu selama tiga Minggu dengan sang ibu, dan Alex tetap berjaga di depan pintu ruangan itu saat Vario tengah bersama Hanzel, ibu dari Vega K Dwayne. "Kamana saja kau selama ini Vega? Dan kecelakaan itu,,," Hanzel langsung mengintrogasi putrinya dengan pemberitaan di televisi. "Semua orang bisa mengalami kecelakaan Mama, dan itu adalah hal yang biasa terjadi. Tapi Mama harus bersyukur, karena aku masih baik-baik saja, dan bisa kembali pada Mama dan percayalah, aku tidak akan pernah meninggalkan Mama!" Jawab Vario sambil menggenggam kedua telapak tangan wanita itu, Hanzel. "Berjanjilah kau akan tetap bersama Mama, dan jangan pernah membuat Mama khawatir seperti kemarin. Mama bisa mati jika kau tak kembali pada Mama. Dan,,," "Mama. Aku tidak apa-apa. Aku akan tetap bersama Mama, sampai kapanpun jua. Jadi stop berpikir yang tidak-tidak Mama, karena itu hanya akan membuat Mama merasa kekhawatiran yang semakin tinggi." Tolak Vario sambil mengusap pipi basah Hanzel karena air mata. Naluri seorang ibu memang cenderung lebih sensitif, jadi hal yang sangat wajar jika Hanzel akan merasa hancur ketika berita kecelakaan itu menimpa putrinya. Putri satu-satunya yang dia miliki. Dan dari sini lah Vario langsung menyadari, arti permohonan Vega malam itu, memohon untuk menjaga dan menyelamatkan ibunya, karena ibu wanita itu adalah wanita lumpuh. Ada banyak obrolan yang Vario dan Hanzel bicarakan, dan Vario dengan cepat bisa menyesuaikan diri dengan Hanzel juga paruh baya yang merupakan ibu asuh Vega, dan hari itu Vario memutuskan untuk tinggal di rumah keluarga Vega K Dwayne, berperan sebagai Vega K Dwayne, untuk menjaga wanita itu sampai Vega tersadar dari komanya dan kembali pada keluarganya, dan mau tidak mau Alex juga akan ikut tinggal di sana. Keesokan harinya. Pagi ini Vario kembali ada jam di klas spesial di kampus merah putih, dan pagi ini Vario benar-benar menyiapkan diri dengan segala kemungkinan serangan yang mungkin di lakukan oleh mahasiswanya lagi, tapi kali ini Vario akan melawan mereka dengan cara halus. Vario baru sampai di depan loby parkiran saat ponsel di sakunya berdering dan di sana tertera nama sang rektor YAMA, dan sejurus kemudian, Vario menerima panggilan itu. "Ya hallo!" Sapa Vario lebih dulu. "Nyonya Vega. Bisakah Nyonya ke ruang kerja ku saat ini? Ada hal penting yang harus kita bicarakan!" Ucap sang rektor dan Vario langsung mengangguk seolah lawan bicaranya ada di hadapannya. "Oke." Jawab Vario setelahnya, sebelum akhirnya menutup panggilan telpon itu. Dengan langkah santai Vario berjalan ke arah lift khusus untuk para pengajar dan pimpinan universitas itu dan baru saja Vario akan menekan tombol nomer empat, seseorang malah memencet tombol nomer dua. "Hey,,, apa yang kau lakukan!" Tegur Vario pada orang itu. "Ini lift khusus pengajar, kalo mahasiswa lewat,,," ucapan Vario terjeda karena ternyata orang itu adalah Jupiter. Mahasiswa begal yang kemarin dia skorsing. "Aku gak mau lewat tangga." Potong orang itu angkuh. "Kau,,," Vario menunjuk ke arah Jupiter. "Ya. Aku." Jawab Jupiter. "Heran kenapa aku masih di sini? Bukankah kemarin aku mengatakan bukan aku yang akan keluar dari kampus ini tapi , Anda dan aku yakin saat ini Anda pasti sedang terburu-buru untuk menemui pak Yama kan? Heeh, Anda akan kalah jika berhadapan dengan ku!" Kekeh Jupiter tapi Vario hanya menghela napas karena jadi tau tujuan pak Yama memintanya untuk ke ruang kerjanya di lantai empat. Vario buru-buru masuk ke dalam lift, mengabaikan ocehan Jupiter karena dia memang harus segera menemui rektor, tapi Jupiter juga ikut masuk ke dalam lift itu, untuk sampai di lantai dua bangunan itu, namun saat keduanya masuk dan pintu lift tertutup, tiba-tiba,,,
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD