# Arther segera tersadar saat merasakan gerakan Karen. "Sudah bangun? Kau membuat jantungku hampir saja lepas..." Ucap Arther gembira. Wajah pria itu tampak kusam, rambutnya tidak beraturan dan matanya sembab. Karen menatapnya sesaat. "Anakku...." Ucapnya. Arther meraih jemarinya. "Tidak apa-apa, Jenny bertindak cepat dengan langsung mengikuti semua instruksi dokter Adam. Lihat, sekretarisku bisa diandalkan bukan?" Ucap Arther. Karen menarik nafas panjang. Ia tidak akan sanggup hidup lagi jika kali ini ia gagal sekali lagi menjaga janin di dalam kandungannya. Perlahan ia menarik tangannya dari dekapan Arther. "Sampaikan terima kasihku pada Jenny. Dia sangat baik dan andal, kau beruntung memilikinya." Ucap Karen. Raut kecewa sedikit terlihat di wajah pria itu. "Kau baru saja men