Steve menatap Lingga. Lingga terlihat memiliki wibawa. "Aku saat ini memang sudah berubah. Aku berharap, meski sudah tidak amnesia, aku tetap sebaik ini." Steve tidak yakin dirinya akan kembali seperti dulu lagi. Steve kembali menempati tubuhnya lagi terasa tidak mungkin. Jiwa Steve sudah pergi bersama jasad Sidik. Itu yang diyakini oleh Steve. "Ya, Tuan. Semoga saja." Lingga turut mendoakan. Karena bagi Lingga, Steve versi baru ini lebih menyenangkan. Lebih bisa diajak bicara. Tidak angkuh dan tidak keras kepala. Mau mendengarkan ucapannya. "Mobilmu bagus." Steve memuji mobil Lingga. "Ini bukan mobil saya. Ini mobil Tuan yang khusus diberikan kepada saya untuk keperluan pekerjaan. Memang saya bawa pulang, biar saya bisa merawatnya dengan baik." Ternyata bukan mobil Lingga. Melai