bc

My Handsome Bastard Boyfriend

book_age16+
584
FOLLOW
3.7K
READ
possessive
badboy
confident
police
doctor
drama
bxg
city
cheating
love at the first sight
like
intro-logo
Blurb

Davka Rajendra biasa disapa Davka oleh keluarganya. Davka berprofesi sebagai anggota kepolisian yang selalu menangani kriminalitas dan narkotika di negeri ini. Davka berusia 35 tahun dan sudah pernah menikah dengan seorang artis muda, namun sayangnya pernikahannya tidak berjalan dengan semestinya dan akhirnya mereka bercerai. Perceraian dan pengkhianatan itu membuat Davka frustasi. Hingga akhirnya, Davka ditantang oleh atasannya untuk menjadi ketua tim dalam peringkusan seorang gembong dari penjualan obat terlarang dan juga penjualan senjata api ilegal yang dilakukan oleh seorang pengusaha muda yang merupakan kekasih dari wanita yang ia sukai usai bercerai dengan istrinya.

Lavani Fulmala biasa disapa dengan Lavani atau orang terdekatnya sering memanggilnya dengan sebutan Lavly (Lovely). Wanita berusia 30 tahun ini adalah seorang dokter anak terkenal yang sukses dan memiliki karir yang cemerlang untuk wanita seumurannya. Lavani besar dan tumbuh dari seorang ayah pengusaha sukses. Lavani tidak pernah kekurangan kasih sayang walaupun ibunya sudah lama meninggal dunia di usianya yang masih sangat kecil. Lavani memiliki seorang kekasih yang sudah ia pacari sejak SMA yang bernama Vasant Radeva yang merupakan seorang pengusaha di bidang perkebunan yang memiliki pengaruh besar di negeri ini.

Akankah Davka membuat Lavani benar – benar menyukainya? Dapatkah Davka bersatu dengan Lavani? Dapatkah Davka menyelesaikan misinya?

A story by SZ. Soed.

chap-preview
Free preview
MHBB - 1
                    Matahari sudah sangat menyengat siang ini. Kulit sepertinya akan cepat berubah warna jika terus menerus di bawah sinarnya. Davka Rajendra, yang akrab disapa dengan Davka ini baru saja menyelesaikan tugasnya. Ia baru saja menyelesaikan misi untuk menangkap seorang p**************a kelas internasional yang menyeludupkan barang haram itu untuk masuk ke Indonesia melalui jalur udara. Davka menjadi ketua tim hari ini dan lelaki itu sudah berhasil menyelesaikan tugasnya dengan sangat baik. Davka menyeka keringat yang membasahi keningnya yang sudah sangat berkeringat akibat cuaca yang sangat ekstrim akhir-akhir ini.                 Davka beserta atasannya sedang berdiri sambil menikmati rokok yang baru saja dibakar ujungnya. Lelaki itu tampak sedang memainkan jari-jarinya di atas benda pipih yang sedari tadi bergetar karna panggilan sang istri yang tidak diindahkannya karna sedang menjalankan tugas. Davka baru saja merayakan anniversary yang kelima  dengan sang istri yang sangat ia sayangi. Wanita cantik yang menjadi incarannya sejak lama. Ternyata, dengan bermodalkan kenekatan. Akhirnya Davka bisa menaklukan hati wanitanya. Tapi sayangnya sudah sampai usia pernikahan kelima, mereka berdua masih belum dikarunia seorang anak.                 Larissa Hendrawan, aktris papan atas yang menjadi incaran banyak pria mapan dan tampan itu berhasil ditaklukan oleh Davka dalam hitungan beberapa minggu. Hingga setelah 2 tahun berpacaran. Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk menikah. Walaupun, sebelum mereka berdua menikah, Davka pernah memergoki Larissa berkhianat, tapi apa mau dikata kedua orang tua Larissa meminta lelaki itu tetap menikahinya walaupun Larissa sudah berani menduakan cintanya. “Ndan, izin untuk telpon istri saya.” Ucap Davka yang kemudian memasang senyuman ramah pada atasannya yang sudah ia anggap seperti ayahnya sendiri.                 Jika sudah berhadapan dengan atasannya satu itu, Davka sudah sering diberikan amanat untuk tidak terlalu formal dan memanggilnya dengan sebutan ayah jika sedang hanya berdua saja. Davka menurutinya. Namun, karna sekarang Davka sedang berada di bandara dan banyak sekali orang dan juga tim yang ikut bertugas maka ia tak memanggil Hendri dengan sebutan ayah.   “Baiklah. Kamu juga perlu istirahat.” Kata Hendri yang kemudian memberikan izin pada Davka untuk segera menjauh.                 Namun, sebelum lelaki tampan nan gagah itu menjauh dari Hendri setelah memberi hormat. Davka dipanggil lagi oleh Hendri. “Davka!” panggil lelaki yang sudah paruh baya namun semakin terlihat gagah dengan seragam yang membalut tubuhnya.                 Karna sadar namanya dipanggil, Davka kemudian membalikkan lagi tubuhnya dan melangkah menuju ayah angkatnya. “Ada apa Ndan?” tanya Davka sambil mengernyitkan dahinya bingung. “Ayah hanya lupa memberikanmu ini.” Hendri mengajaknya ke pojok ruangan untuk berbicara dengan anak angkatnya itu.                 Davka menurut sambil menatap Hendri dengan tatapan bingung dan penuh tanda tanya. “Ayah ingin memberikanmu tiket bulan madu bersama dengan Larissa. Setelah kasus ini selesai. Kamu boleh mengambil cuti dan menyerahkan tugasmu kepada anak buahmu.” Kata Hendri tersenyum sambil memberikan tiket untuk Davka dan Larissa. “Ayah ingin kamu dan Larissa cepat memberikan cucu untuk ayah gendong.” Lanjut lelaki itu sambil tersenyum dan memegang amplop yang baru saja ia ambil dari asistennya. “Astaga! Ayah terlalu berlebihan! Aku dan Larissa tidak apa-apa,” Davka tersenyum karna kali ini mungkin usahanya untuk mendapatkan momongan akan berhasil. “Terimalah, ini sebagai hadiah atas pernikahan kalian yang kelima.” Gumam lelaki paruh baya itu sambil memberikan amplop coklat di tangannya. “Dengan senang hati akan aku terima, Yah. Terima kasih banyak.” Davka menyunggingkan senyumannya hingga membuat barisan gigi putihnya terlihat sempurna. Tak lupa Davka memberikan hormat pada lelaki paruh baya itu lalu kemudian memeluknya dengan penuh sayang.                 Hendri dan istrinya menikah sudah lama. Anak-anak mereka sudah besar-besar dan hampir semuanya memilih tinggal di luar negeri. Semenjak saat itu, Hendri dan istrinya mengangkat anak yaitu Davka sebagai anak mereka. Ya, walaupun Davka juga bukan anak yang tidak memiliki orang tua dan saat itu usianya juga sudah besar. Tapi begitu melihat Davka, Hendri selaku atasannya langsung jatuh cinta dengan kegigihan anak lelaki itu. Davka merintis karirnya sebagai anggota kepolisian dari pangkat yang terendah. Lalu, dengan kegigihannya sekarang Davka sudah bisa menjadi ketua tim untuk urusan kriminal dan penjualan obat-obatan terlarang yang sudah membuat keresahan di negara ini.   / / / / / /                   Larissa baru saja menyelasaikan acara make upnya sambil beristirahat sejenak dari sorot lampu dan juga kamera. Wanita berusia 30 tahunan itu mengambil sepotong apel dengan garpu yang sudah dipotong-potong oleh salah satu asistennya. Larissa memangku buku skenario yang harus ia hafalkan dalam beberapa scene yang akan diambil gambarnya hari ini. Suara dering telponnya terdengar begitu ia sedang mengunyah apel yang ketiga.                 Wanita itu langsung menerima ponsel dengan logo apel digigit berwarna rose gold keluaran terbaru dari tas yang dipegang oleh asistennya yang lain. Larissa melihat id penelponnya dan langsung menyunggingkan senyuman begitu id penelponnya adalah tertulis ‘Luvi’ tak lupa ia menambahkan simbol hati berwarna hitam yang menjadi warna favorite si penelpon. “Hi!” sapa lelaki yang kini sedang tersenyum mendengar panggilannya dijawab oleh si wanita. “Hi! Kamu di mana? Kok ga ke lokasi shooting aku?” Larissa langsung membrendel lelaki itu dengan beberapa pertanyaan yang sudah pasti akan membuat lelaki itu tersenyum karna suara Larissa yang dibuat semanja mungkin. “Aku masih di kantor. Nanti sebentar lagi aku akan ke sana, pulang shooting kita bisa senang-senang karna   kamu besok libur.” Kata lelaki itu terdengar tersenyum. “Ga bisa! Davka hari ini mau pulang cepet katanya. Jadi aku ga bisa nginep sama kamu, Sayang. Gimana kalau besok pagi aku nyusul kamu. Malam ini, aku sama Davka dulu biar dia ga curiga.” Celoteh wanita itu sambil membalikkan lembar skenario yang sedang ia baca. “Besok? Kamu yakin bisa pergi pagi dan ketemu aku?” tanya lelaki itu lagi dengan nada kekecewaan. “Iya, aku janji besok pagi aku langsung ke tempat biasa dan bertemu denganmu,” kata Larissa yang membujuk lelaki itu agar mau menurutinya. “Ok Sayang! kalau gitu aku pasti siapin yang spesial untuk kamu. Ingat ya. Pagi jam 7, kamu harus udah sampai di hotel. Kalau ga aku ngambek sama kamu.” Lelaki itu sedikit mengubah nada suaranya menjadi kesal di akhir kalimatnya. “Iya Sayang. Jangan ngambek dong!” bujuk Larissa. “Ok-ok sampai ketemu besok dan aku akan siapkan yang spesial untuk kamu. Selamat bekerja ya Sayang.” Kata lelaki yang id penelponnya disebut dengan Luvi yang merupakan plesetan dari ‘Love’. “Iya Sayang.” Kata Larissa yang kemudian memutuskan sambungan telponnya.                 Wanita itu kemudian memberikan lagi smartphonenya pada asistennya yang kini sedang mengipasinya dengan kertas. “La, kamu ga kasian apa sama Davka? Dia itu udah ganteng, gagah, pintar kok kamu tega-teganya selingkuhin dia? udah gitu kalian sudah lama menikah tapi kamu ga mau kasih anak buat dia juga,” Kata asistennya yang sedang memijatnya.                 Namanya mba Mala, umurnya memang lebih tua mba Mala dibanding Larissa. Dan mba Mala memang sudah bekerja cukup lama dengan Larissa. Jadi Mala sudah cukup mengenal Larissa. Wanita itu bahkan sudah dianggap sebagai kaka Larissa karna saking dekatnya dengan asistennya yang satu itu. wanita itu juga terkenal dengan ucapannya yang ceplas-ceplos. “Mau gimana, Mba? Tubuhku ini kan asetku. Kalau nanti aku melahirkan anak untuk Davka, yang ada aku ga bisa kerja lagi. Nanti kalau tubuhku jelek dan ga ada produser yang mau make aku jadi aktrisnya, yang ada aku bisa kesulitan uang. Gajinya Davka paling berapa sih. Untuk skincare aku aja ga cukup kali.” Larissa berkata dengan nada sarkasnya. “Ckckck … La, La … nyebut kamu. Kamu ga boleh ngerendahin Davka seperti itu. Biar bagaimanapun, Davka itu pasti bisa punya karir yang panjang. Apalagi ayah angkat yang seorang Jendral kepolisian. Kenapa kamu harus takut sih La? Aku ga habis fikir sama kamu.” Mala menggelengkan kepalanya pelan sambil terus memijat tangan Larissa yang duduk di sebelahnya. “Lagipula aku dan Divyant saling mencintai. Selama Davka tidak tau hubunganku dengan Divyant. Maka biarkan saja. Aku akan terus main belakang dan bersenang-senang dengan lelaki mapan nan tampan itu. Apa yang Divyant kasih sekarang ini bahkan Davka tak pernah bisa memberikannya untukku. Tas mewah, mobil mewah dan juga perhiasan mahal. Mana ada Davka pernah kasih aku itu. Yang ada di otaknya hanyalah kerja, kerja dan kerja. Aku saja bingung masih dianggap istrinya atau tidak oleh lelaki itu!” Larissa berkata sangat sinis jika sedang ada yang menegurnya tentang Davka. “Gimana kamu mau dianggap istri yang bener, wong kamu aja ga pernah melayani dia dengan baik. Astaga! Kamu bener-bener keterlaluan ya, La. Aku ga nyangka uang bisa merubah kamu. Padahal aku sudah sering ingatkan ke kamu kalau kamu harus belajar membalas cinta Davka yang tulus. Suatu saat kamu pasti akan menyesal karna sudah menyia-nyiakan lelaki sebaik Davka yang mau menerima perempuan sepertimu yang tukang selingkuh!” Ucap Mala dengan nada sarkas dan terlihat kesal pada wanita di sebelahnya itu. “Sudah Mba, jangan mendebat keputusanku. Aku dan Divyant akan terus berhubungan sampai kami sama-sama sudah bosan. Selama itu juga tidak ketahuan dengan Davka dan kami masih saling bisa menguntungkan satu sama lain untuk apa aku harus takut. Aku diceraikan dengan Davka juga aku tidak perduli!” kata Larissa yang tampangnya tidak kalah kesal karna ucapan Mala.                 Mala kemudian pergi meninggalkan Larissa karna perdebatan yang tidak berfaedah itu dan memilih untuk pergi ke kedai es krim yang berada di depan rumah megah yang menjadi lokasi shooting Larissa.   / / / / / /                   Davka memarkirkan mobilnya yang merupakan keluaran Jerman berjenis SUV mewah dengan seri X3 berwarna hitam. Lelaki itu melepaskan kacamata hitamnya yang sedari tadi ia kenakan ketika masih menyetir SUV mewahnya. Davka juga sudah mengganti pakaiannya menjadi denim dan juga sweater hitam polos yang menjadi andalannya. Ia kemudian memasuki rumahnya yang terbilang cukup mewah untuk ukuran lelaki yang baru saja menginjak usia 35 tahun dua hari lalu itu. Rumah mewah dan juga mobil yang ia punya ia beli dari hasil jeripayahnya selama ini. Walaupun masih ada campur tangan ibunya yang membantu Davka untuk mengumpulkan uang.                 Jika ia berikan pada Larissa, sudah pasti hidupnya tidak akan semapan sekarang. Wanita itu hobinya berbelanja dan menghabiskan uang Davka. Davka bahkan tak pernah mengetahui berapa penghasilan istrinya itu dalam sebulan. Ia sudah berjanji tidak akan pernah menanyakannya dan membiarkan wanita itu mengelola sendiri uangnya. Jadi sudah lima tahun ini, lelaki itu lebih memilih menaruh uang pada ibunya dari hasil jeripayahnya selama ini dan tentunya memberikan beberapa persen gajinya pada Larissa sebagai nafkahnya untuk wanita itu. Untuk urusan rumah dan yang lainnya, Davka lebih memilih memberikan uang kepada kepala ART di rumahnya untuk mengurusnya. Jadi Larissa tidak perlu repot-repot mengurus rumah juga. Dia hanya perlu fokus bekerja dan melakukan yang dia suka tanpa harus memikirkan yang lainnya. Enakkan jadi Larissa?   “Bi, Larissa udah pulang?” tanya Davka kepada salah satu asisten rumah tangganya yang sedang menyapu lantai sore itu. “Belum, Tuan!” kata si bibi yang sekarang tersenyum ramah setelah menjawab majikannya.                 Davka terlihat kecewa mendengar jawaban si bibi. Ia kemudian menaruh sneakersnya di rak sepatu yang ia sengaja taruh di depan pintu rumah mewahnya.   “Ya udah, saya ke atas dulu.” Davka kemudian melangkah menaiki anak tangga dan segera menuju kamarnya.                 Kamar yang sudah selama 5 tahun ini dihuninya secara bergantian dengan Larissa. Bergantian? Tentu aneh didengarnya. Tapi itulah hidup Davka dan Larissa. Status mereka memang suami istri. Tapi untuk urusan menghuni kamar terbesar di rumah itu, memang mereka lakukan secara bergantian. Davka sendiri memang bisa terbilang jarang pulang karna memang selalu menangani kasus-kasus kriminal yang terjadi di negara ini. Davka juga perlu melakukan penyelidikan untuk target operasi yang menjadi incarannya. Ditambah lagi dengan Larissa, Larissa adalah aktris papan atas yang jam kerjanya juga tidak bisa selalu sama dengan Davka dan ditentukan kapan harus libur dan kapan harus bekerja. Alhasil, Larissa terkadang merasakan kesepian karna Davka selalu pulang larut malam bahkan menjelang subuh lelaki itu baru bisa pulang dan Larissa sudah harus berangkat lagi ke lokasi shooting.                 Davka sudah pernah meminta wanita itu untuk berhenti dengan dunia glamor keartisannya. Tapi sayangnya Larissa tidak mau mengikuti kata-kata suaminya. Dia bilang jika ingin selesai saja pernikahan mereka jika Davka meminta dan mengucapkan lagi kalimat itu. Akhirnya karna Davka tak ingin memperpanjang masalah menjadi semakin runyam, lelaki itu lebih memilih mengalah dan pergi berkerja untuk tidak memikirkan wanitanya.   / / / / / /

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
190.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.0K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.4K
bc

My Secret Little Wife

read
98.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook