BAB 10: TERLALU MUPENG

1205 Words
Tidak ada yang berbicara hingga Sissy selesai mengupas kelima buah telur itu dan Garry memakannya dengan perlahan. Sissy bangun dari kursi dan memutari ruang perawatan itu dengan mata yang sibuk mencari kedua buah telur yang dikatakan Alfi. Sebenarnya Sissy tidak segitu polosnya, namun karena dia sedang fokus merawat Garry, jadi dia selalu serius dalam menanggapi sesuatunya. Jika dia sedang bersenda gurau dengan teman-temannya dan mereka mulai membahas hal-hal yang menyerempet ke arah m***m, otaknya pasti langsung nyambung. “Apa kau kehilangan sesuatu?” tanya Garry saat melihat Sissy mengangkat beberapa barang di meja. “Tidak. Aku hanya masih penasaran dengan keberadaan dua telur itu.” jawab Sissy tanpa menoleh. “Apakah kau melihatnya?” tanya Sissy sambil menoleh karena tidak ada jawaban dari Garry sejak tadi. Dia melihat Garry menatapnya dengan tatapan aneh. “Bukankah usiamu sudah dua puluh dua?” tanya Garry sambil menghela nafas. Dari informasi yang dia dapatkan, seharusnya Sissy wanita normal yang ceria dan menyenangkan. Wanita itu memiliki banyak teman dan suka menyelamatkan hewan terlantar. Tapi jika wanita itu tidak mengerti perkataan Alfi, dia mulai meragukan informasi yang diperolehnya itu. Apakah mungkin sebenarnya Sissy satu frekuensi dengan sahabat wanita itu, Joana Lucas, istri Gavin Lucas yang baik hati tapi lemot gak ketulungan. “Tahun ini usiaku dua puluh tiga. Aku berulang tahun tanggal tujuh September.” jawab Sissy yang dengan semangat memberitahu tanggal ulang tahunnya, berharap nanti Garry akan memberinya hadiah ulang tahun. Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, Friday Saturday, Sunday (a week) Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, Friday Seven days a week Every hour, every minute, every second You know night after night I'll be lovin' you right, seven days a week Lagu Seven milik Jungkook mengalun dari ponsel Sissy, wanita itu langsung mengeluarkan ponselnya dari saku dan mengangkat panggilan video itu setelah melihat siapa yang menghubunginya. “Ciao, Nona Sissy,” “Ciao, Dokter Nolan,” Jawab Sissy membalas sapaan orang di seberang sana. Karena dia tidak membawa earphone, jadi suara orang yang menghubungi Sissy keluar dari speaker ponselnya. “Ruby sudah merindukanmu, Nona Sissy. Kapan kau akan menjemputnya?” “Halo Ruby sayang, apakah kau sudah sehat?” Tanya Sissy ceria sambil melambaikan tangannya di layar ponselnya saat melihat anak kucing yang dua hari lalu dia bawa ke Dokter karena diare sekarang sudah terlihat aktif. “Dia sudah sehat. Datanglah untuk mengambilnya. Aku juga sudah menyiapkan cannoli cookies untukmu. Kali ini kubelikan dua untukmu!” “Ah, terima kasih Dokter Nolan. Kau memang yang terbaik. Sebentar lagi aku akan segera kesana!” seru Sissy senang sambil mengacungkan jempol pada layar ponseln. “Baiklah. Aku tunggu kedatanganmu!” “Baik Dokter …” “Sudah kukatakan, panggil Randy saja.” “Baiklah, Randy. Sampai bertemu nanti!” Sissy masih tersenyum saat panggilan itu sudah terputus. Dia senang karena anak kucingnya sudah sehat kembali. Karena sibuk mengobrol dengan Randy, si Dokter hewan, dia melupakan Garry yang sejak tadi ikut mendengar pembicaraannya. Dari cara si Dokter itu bicara, Garry yakin kalau pria yang bernama Randy Nolan itu sedang merayu Sissy dan dia tidak suka. Apalagi saat melihat Sissy yang sekarang senyum-senyum sendiri yang semakin membuatnya kesal! “Siapa Ruby?” selidik Garry. “Dia anak kucing yang dilahirkan belang tiga, dua minggu yang lalu. Kemarin lusa Ruby diare dan aku khawatir dia kenapa-napa, jadi aku bawa dia ke klinik hewan tempat belang tiga melahirkan,” jawab Sissy. “Untuk apa si Dokter hewan melakukan panggilan video?” tanya Garry curiga. “Dia ingin menunjukkan kalau Ruby sudah sehat.” “Dia bisa mengirimkan pesan saja!” “Dia Dokter yang sangat perhatian dan sayang pada hewan. Saat belang tiga melahirkan dan masih dirawat di kliniknya, dia juga setiap hari melakukan panggilan video untuk menunjukkan perkembangan si belang tiga dan anak-anaknya.” “Panggilan video setiap hari?!” tanya Garry yang tanpa dia sadar suaranya naik satu oktaf. “Iya. Bukankah dia sangat perhatian? Dia tahu kalau aku mengkhawatirkan si belang tiga dan kedua anaknya, jadi dia melakukan panggilan video agar aku bisa melihat sendiri kalau si belang tiga dan anak-anaknya sehat. Dia juga masih menanyakan kabar mereka saat mereka sudah kubawa pulang. Bukankah dia sangat baik?” kata Sissy senang saat menjelaskannya. Dia merasa Dokter Nolan adalah Dokter hewan yang paling perhatian yang pernah dia temukan. Sedangkan Garry menggertakkan giginya karena emosi. Apanya yang perhatian? Dokter sialan itu hanya mencari alasan untuk terus menghubungi Sissy, bahkan menyuruh Sissy memanggilnya dengan nama saja. Dua puluh empat jam tidak akan cukup kalau Dokter sialan itu harus menghubungi semua keluarga pasiennya setiap hari untuk menanyakan kabar si hewan peliharaan! Apalagi tadi Dokter sialan itu bilang membelikan cannoli cookies untuk Sissy? b******n itu udah mulai merayu dengan makanan. Akan dia buat Dokter sialan itu mati dengan mulut penuh cannoli cookies! “Nanti aku akan keluar sebentar ke Klinik Dokter Nolan untuk mengambil Ruby,” kata Sissy memberitahu, yang menarik atensi Garry yang sebelumnya sedang membayangkan dirinya memasukkan banyak cannoli cookies ke mulut Dokter sialan itu sambil mencekiknya. “Tidak boleh!” perintah Garry. “Kau tenang saja, aku akan pergi saat kau tidur. Saat kau bangun, aku pasti sudah ada disini lagi.” kata Sissy. Dia semakin senang karena menganggap Garry takut dia tinggalkan. “Aku tidak akan tidur!” balas Garry tidak suka. “Kau harus banyak istirahat. Aku akan terus menemanimu disini, kau tenang saja, aku benar-benar hanya pergi sebentar,” bujuk Sissy sambil menggenggam tangan Garry. Melihat tatapan pemujaan di mata Sissy membuat Garry tidak bisa mengalihkan matanya dari netra hitam itu, rasanya sekarang dia sangat ingin mencium Sissy. “Sissy …” panggil Garry serak. Dengan sengaja dia menarik tangan Sissy yang sedang menggenggam tangannya, sehingga membuat tubuh wanita itu terjatuh ke dadanya. Jarinya mengangkat dagu wanita itu agar wajah Sissy menghadapnya. Mata Sissy terbelalak saat dia menyadari apa yang ingin Garry lakukan, jantungnya seakan ingin melompat keluar dari rongga dadanya. Garry akan menciumnya! Matanya menutup saat dia merasa wajah Garry semakin mendekat pada wajahnya. Dia menunggu dengan penuh harap. Ingin rasanya dia menerjang bibir Garry, tapi masih terselip rasa malu, takut dia nanti dianggap murahan dan napsuan oleh Garry. Tok tok Sissy terlonjak karena terkejut saat mendengar suara pintu diketuk, refleks dia langsung melompat mundur dari ranjang Garry yang baru saja dia duduki, lalu seorang pelayan masuk sambil membawakan nampan berisi makan siang dan obat untuk Garry. Terjadi kecanggungan setelah pelayan sudah keluar dari ruangan itu. Garry merutuki dirinya yang tidak bisa menahan diri saat Sissy berada di dekatnya. Sedangkan Sissy cemberut saat menyadari kalau dia sudah kehilangan momen ciuman dengan Garry. Harusnya memang dia samber aja tuh bibir Garry tadi, toh pria itu memang berniat menciumnya! “Sissy, maafkan aku,” kata Garry yang merasa tidak enak hati. Dia merasa malu dengan sikapnya yang suka seenaknya nyosor, padahal Sissy bukanlah wanita yang boleh dia sosor seenaknya. Setelah dia jatuh cinta pada Sissy, dia bahkan ingin menjaga wanita itu dari dirinya sendiri yang b******n ini. “Tidak masalah. Kita bisa mengulangnya!” kata Sissy yang salah menangkap maksud Garry. Saking mupengnya sampai dia berpikir kalau Garry meminta maaf karena ciuman yang tadi gagal. “Hah?” Garry terbelalak saat Sissy tiba-tiba sudah duduk di ranjang dan kedua tangan wanita itu menangkup pipinya dan wajah wanita itu mendekat padanya dengan mata tertutup. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD