Awalnya aku percaya pada perkataan Marine, tapi setelah langit menjadi gelap aku mulai ragu. Keadaan Daisy tidak terlalu baik. Panas tubuhnya terus naik, seperti menjadi bahan bakar lampu aneh yang terus menyala membalut seluruh tubuhnya. Tempat kami beristirahat juga tidak terlalu bagus. Langit-langit terbuka dengan bagian belakang jalan buntu yang membuat angin masuk dengan begitu mudah. Api yang dinyalakan dengan menggunakan batang pohon abu-abu berwarna biru menyala, membuat perasaanku memburuk. “Kau bisa tidur, Kiran. Aku yang berjaga.” Bahkan jika disuruh untuk tidur, aku tetap tidak bisa memejamkan mataku. Untuk yang seperti ini aku agak cemburu pada Marine dan Daisy yang tak terlalu membutuhkan istirahat. Mereka bisa bangun sepanjang tahun selama kondisi tubuhnya baik dan hanya