5. Lintasan A20

1753 Words
Sesuai janjinya ketika di sekolah tadi, saat ini Stoneji plus Agnes sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan atas perintah Alun. Tak ada yang mengetahui apa tujuan Alun membawa mereka semua ke mall dengan membawa Agnes. “Ngapain kesini?” tanya Celine datar setelah daritadi hening. Alun tersenyum misterius dan melanjutkan langkahnya menuju ke sebuah salon. Tak peduli jika di belakang, para sahabatnya tengah keheranan termasuk Agnes yang hanya bisa mengekor. “Nona Nara, ada yang bisa saya bantu?” tanya pegawai salon tersebut ramah. Alun menarik pergelangan tangan Alun dan mendorongnya masuk. “Ubah teman saya, tetap cantik meskipun sederhana.” “Eh?” Agnes tersentak kaget karena ditarik masuk. Sekitar satu jam lamanya mereka semua berada di dalam salon menunggu Agnes yang sedang diubah penampilannya sesuai dengan permintaan Alun dan kini gadis cupu itu sudah selesai dengan perubahannya. Alun sendiri terkagum-kagum melihat penampilan Agnes yang baru. Tak hanya Agnes, para Stoneji yang melihat pun langsung membulatkan matanya. Tanpa menunggu lama, Alun mengeluarkan ponselnya untuk memotret Agnes new version. Ckrek! Aluna.Portofolio ❤️?↗️ 3.788 Suka Aluna.Portofolio New model catwalk for Jackevents. Welcome to @Alunamodelling. Thanks for participant @Estrellagnesia ? : @AlunaraNicholia AlunaraProperties Model barunya cantik sis, alami Aluna.Fanbase Mince mau dong jadi modelnya? Stoneji_Official Anggota baru kah? Jessmarcella_ Keren lo cupu GraceElvrie Mantap cupu “Kenapa mukaku di upload akun promosimu, Alun?” tanya Agnes bingung. Alun mengangkat dagunya sombong. “Lo, gue ajak buat jadi model Catwalk di Jack Event.” “Mana bisa Alun, penampilanku gak menarik,” cicit Agnes malu. Agnes merasa insecure jika dihadapkan dengan situasi seperti sekarang ini. Alun menepuk bahu Jesslyn, seolah menyuruh menjelaskan. “Tenang aja, gue rombak lo nanti. Jadi lo nggak perlu kerja Part Time lagi. Lo sekarang jadi member di agency punya Alun.” Agnes menatap haru teman barunya. “Terima kasih.” Gadis itu sangat bersyukur bertemu dengan orang-orang baik yang mau menerima dia apa adanya. *** 081766xxxxxx: Agnes, sharelock rumah lo. Jam 8 gue jemput. #Rielganteng Agnes terkekeh setelah membaca pesan dari spesies makhluk seperti Riel. Menurutnya, tingkat kepercayaan pemuda itu terlampau tinggi. Agnes hanya takut jika tak sesuai ekspektasi. Me: Send A Location Tanpa menunggu lama Agnes langsung membalas pesan dari teman barunya itu dan kembali menutup ponselnya. Jam masih menunjukkan pukul 7 malam, jadinya ia masih bisa mengisi waktu dengan membaca buku untuk pelajaran hari esok. Agnes tak akan melupakan kewajibannya sebagai pelajar meskipun sudah menjadi seorang model karena pendidikan adalah yang utama. Karena terlalu asik belajar membuat Agnes hampir saja lupa bahwa waktu terus berjalan. “Hampir jam 8, aku siap-siap dulu deh,” gumam Agnes kemudian bangkit dari duduknya karena dia harus segera berganti pakaian. Setelah selesai menyiapkan diri, Agnes segera menuju teras rumah sembari menunggu Riel menjemputnya. Tak lama terdengar suara mobil berhenti di depan pagar rumah kontrakannya. Agnes segera keluar dan mengunci pintunya supaya tidak membuang-buang waktu. “Maaf ya El aku ngerepotin kamu,” ucap Agnes tak enak hati karena Riel sampai harus menjemputnya segala. “Slow aja Nes, kita semua temen,” jawab Riel santai, “jemput Alun sama Landra dulu ya ke rumahnya.” Lanjutnya membuat Agnes segera mengangguk. *** Selesai makan malam, seluruh keluarga Alvaro memilih bersantai terlebih dahulu di ruang keluarga. Kebiasaan sederhana keluarga Alvaro yakni selalu menghabiskan waktu yang tersisa untuk berkumpul sambil mengerjakan aktivitas masing-masing. “Pa, aku sama Alun ijin ya mau pergi,” izin Landra seraya bersandar dibahu Kakaknya, Zetta. “Kemana?” Bukan Alvaro yang bertanya, melainkan Rich. Landra menelan salivanya berkali-kali setelah mendapatkan pertanyaan dari Rich. “Jadwal Bang, lintasan resmi.” Alcan yang merasa menjadi pendiri STONE langsung menghadap ke arah Landra sepenuhnya. “Kakak ikut ya, nanti nyusul.” Landra mengangguk. “Boleh, jam 9 jadwalnya Alun.” Tak mungkin juga melarang yang mendirikan untuk melihat perlombaan generasinya. Tin! Tin! “Aku pamit Ma, Pa. Riel udah jemput,” pamit Landra dan Alun menyalimi tangan kedua orang tua serta Kakaknya. Alvaro yang sedang mengerjakan berkas menoleh. “Nggak bawa sendiri?” Landra menggeleng kemudian menyengir. “Lumayan Pa, bisa tidur di mobil.” Setelah pamit, mereka berdua keluar menghampiri Riel yang berada di depan. Saat membuka mobil, Landra dikejutkan dengan penampakan manusia yang sangat dia benci. “He cupu, pindah, gue mau di depan,” usir Landra sekenanya saat melihat Agnes duduk di samping kemudi, sudah seperti bos saja penampakannya. “Kak,” peringat Alun dengan menarik kaos Kakaknya agar pemuda itu tak memancing keributan. Agnes yang sadar diri langsung keluar dari mobil. “Maaf Alandra, silahkan masuk.” “Nes.” Alun tak enak hati dengan Agnes karena sampai berpindah tempat. Alandra memang terkadang keterlaluan saat berbicara. Agnes tersenyum. “Aku sama kamu aja Lun di belakang.” Alun mendengus, sejujurnya dia tak enak hati dengan Agnes. “Ya udah sini, Sorry Kakak gue emang gitu.” Agnes terkekeh geli. “Santai aja Lun.” *** Di lintasan A20, seluruh tangan kanan anggota inti tengah mempersiapkan kendaraan milik inti STONE yang akan mengikuti balapan malam ini. Suasana yang semakin malam semakin ramai membuat keadaan sekitar semakin menegangkan. Di STONE memang setiap anggota inti memiliki tangan kanan untuk mengatur setiap jadwal dan pengecekan berskala apapun yang akan dipergunakan oleh inti STONE. “Getha, kendaraan punya Alun udah lo cek standardnya?” tanya Zelo saat melihat tangan kanan dari gadisnya sedang bersantai. Getha mengacungkan jempolnya. “Aman Bang. Alandra dateng woi Pake kaos aja ganteng, apalagi gapake baju Omes lo Landra gue mau dong foto bareng Zelo yang sedang mengobrol pun berhenti karena teriakan penonton. Setelah menyisir sekitar, ternyata calon Kakak iparnya sudah datang ke lokasi. Pantas saja penonton seperti kesetanan padahal Landra juga tak menghiraukan mereka. Dari kejauhan, Zelo melihat gadisnya sudah datang. Langsung saja ia menghampiri Alun yang sedang cemberut, berniat menghibur. “Kenapa kok cemberut?” tanya Zelo saat berada dihadapan Alun. Tangannya menyisir rambut Alun yang berantakan karena terpaan angin. Alun yang tingginya hanya sebatas d**a Zelo pun mendongak. “Nggak kok, cuma lagi mood swing aja.” Memang semenjak pacaran, mereka memutuskan untuk mengubah gaya panggilan dengan aku-kamu. Biar terkesan lembut aja. Padahal tetap saja, Alun seorang badgirl dan predikat tersebut tak dapat diubah. Zelo menatap gadisnya dengan tersenyum tipis. “Ke lintasan ya, Rachel udah nunggu.” Rachel adalah motor sport kesayangan Alun yang dibelikan oleh Alcan sebagai property untuk kesejahteraan geng motor buatannya. Alun mengangguk dan membalas genggaman tangan Zelo. “Agnes, ayo maju ke lintasan.” ajak Alun agar Agnes mengikutinya. Sekitar satu jam seluruh anak STONE menonton pertandingan dengan bersorak. Semua penampilan peserta dari batch 1-10 sangat menegangkan. “Panggilan untuk peserta Batch 11, perlombaan antara Alunara dari STONE melawan Sandi dari Baratayuda.” Suara MC menggema di area balapan membuat pendukung masing-masing semakin bersorak. Ayo Aluna lo pasti bisa Bidadari gue pasti menang Go Alun go Alun go Alunara kami mendukungmu Sorak sorai penonton membuat Alun merasa tertantang. Ia semakin bersemangat disaat melihat keempat Kakaknya datang menonton. Ia semakin gencar membuktikan kemampuannya terlebih kepada sang Abang, Rich.” “Semangat, aku bakal suport kamu menang atau kalah,” ucap Zelo dengan mengecup pelipis Alun. Alun tersenyum manis. “Terima kasih.” Setelah mengatakan itu, Alun langsung menuju motornya yang telah disiapkan di samping lintasan. Dia benar-benar tidak sabar untuk membuktikan kemampuannya dalam hal balapan. Terlihat Alun dan Sandi sedang mengegas motornya untuk pemanasan. Tak lama seorang wanita berpakaian mini dengan membawa bendera memasuki area pertanda kegiatan akan segera dimulai. Satu Dua Go Setelah bendera diangkat, Alun langsung melesat meninggalkan Sandi yang mengumpat dibelakang. Tak percaya dengan apa yang dilihat bahwa dia harus tertinggal oleh seorang perempuan. Ini tidak bisa dibiarkan! Alun fokus dengan motor yang ia kendarai. Bahkan teknik yang ia gunakan terlihat sangat profesional membuat penonton yang melihat dari kejauhan semakin bersorak. Anak STONE memang tak pernah mengecewakan dalam hal apapun. “He, lebih baik lo diem di rumah. Bokap sama nyokap lo udah nungguin,” ejek Sandi saat motornya berada di sebelah Alun. Alun tak menghiraukan ucapan manusia freak itu dan melesat meninggalkan Sandi. Sekitar 50 meter di depan, dia dapat melihat garis Finish telah melambai meminta Alun agar segera mendatanginya. Wusssssshhhhh Angin pertanda kendaraan melewati garis Finish telah berhembus kencang, membuat para pendukung STONE semakin berteriak heboh karena jagoannya menang. Alun winner Ajari gue balapan dong Go Alun go Alun i love you babe Teriakan penonton menjadi tanda bahwa balapan kali ini dipegang oleh Alun. Wajah anak Baratayuda sudah memerah karena tak terima dengan kekalahan ini Sandi yang baru saja tiba memperlihatkan wajahnya yang memerah. “Lain kali gue pastiin lo nggak akan pernah sampai ke garis finish.” “KALAH GAK TERIMA!” “SEBUTANNYA APA GUYS?” “LOOSER TIME TO DIE!!!!” teriak seluruh anak STONE beserta Fansnya yang membuat keadaan disana semakin berisik tak karuan. Sandi yang menahan malu langsung meninggalkan arena. Tak hanya Sandi, seluruh anak Baratayuda pun bergegas meninggalkan lokasi karena harus menyusun strategi lainnya. Alun hanya menggelengkan kepalanya melihat antusiasme penggemarnya. Mereka semua tak pernah mengecewakan karena selalu menjadi pendukung setia STONE. “Hai Lun, selamat ya,” ucap seseorang yang baru tiba di sekitar Alun. “YAELAH ... ANAK BARATAYUDA BERANI BANGET DEKETIN BU BOS!!!” teriak Kenand mengompori. Landra yang sedang sibuk dengan vape nya langsung mendorong pemuda tersebut. “Mau apa lo?” Terlihat pemuda tersebut menampilkan smirk andalannya. “Gue mau Alun jadi partner one night gue.” Bugh! Bukan Landra yang membogem, melainkan Zelo. Pacar mana yang terima jika gadisnya dianggap rendah orang yang tidak mengetahui kehidupannya? Bugh! Bugh! Bugh! Alun yang melihat sang lawan terkapar langsung memeluk Zelo dari belakang. “Cukup Kak, jangan jadi pembunuh.” Suara lembut Alun membuat Zelo menghentikan pukulannya. Terlihat nafasnya masih menggebu seakan ingin menghabisi sang lawan saat ini juga. Melihat wajah orang yang menghina gadisnya, Zelo seketika murka. “BRENGSE LO! BERANI MUNCUL SEKALI LAGI, GUE PASTIIN LO MATI SAAT ITU JUGA!!!” teriak Zelo menggebu. Tak lama Stoneji beserta Agnes menghampiri Alun dan Zelo yang masih terdiam dengan rahang mengeras. Jesslyn yang sadar kondisi langsung menarik Zelo dan Agnes menarik Alun agar keduanya kembali tenang. “Alun, ini kamu minum dulu.” Agnes menyerahkan sebotol air mineral yang langsung ditenggak hingga tandas. “Thanks.” Alun langsung berlari kembali menghampiri Zelo dan memeluknya erat. “Cukup Kak, jangan gini.” Zelo langsung membalas pelukan Alun tak kalah eratnya. “I'm Sorry ...” Landra di posisinya langsung menendang lawan dari Zelo tadi secara brutal. “Enyah lo dari hadapan gue b*****t!” Pemuda tersebut langsung berlari tergopoh-gopoh meninggalkan arena takut saat itu juga ajal menjemputnya. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD