CHAPTER: 4

1004 Words
>>CHAPTER: 4 >>>>>>>>>>>>> Aku kira kau akan berubah Namun aku salah ~Marriage Grudge~ Sudah dua Minggu sejak Amira diperbolehkan pulang oleh dokter dan Amira tak menyangka ia koma selama enam bulan. Sikap bara terhadap nya semakin dingin saja setiap hari nya bahkan Amira merasa bara menjauhi nya dengan berangkat pukul empat pagi dan pulang tengah malam, namun pria itu tetap memperhatikan nya dengan mengingatkan nya waktu nya minum obat, makan, minum s**u, vitamin melalui pesan singkat, bahkan bara memberi ia biaya untuk cuci darah dan kemoterapi namun entah mengapa Amira ingin bara menemui nya dan mengantar nya, hanya mimpi mu Amira. Usia kandungan Amira ingin memasuki bulan kedelapan, Amira sebenarnya punya inginkan ingin membuat perayaan tujuh bulanan anak nya dengan meriah namun Amira takut merepotkan bara sudah cukup ia merepotkan bara dengan kandungan serta penyakit mematikan nya karena Amira pun tahu diri, ia hanya pengantin pengganti. Amira hari ini akan ke taman hanya sekedar melihat keindahan pepohonan, melihat anak-anak bermain berlari, dan menikmati es krim cokelat ukuran jumbo di sore hari. Dan disinilah Amira duduk sendirian memakan es krim cokelat jumbo kesukaan nya ditemani angin yang berhembus dan anak-anak yang tertawa ria tanpa beban. "Nak kamu harus jadi anak yang kuat ya meskipun nanti ibu pergi meninggalkan kalian berdua", ucap Amira pada bayi kembar di perut nya. Saat Amira menengok ke samping ia melihat Sidharth dan Avira kakak nya yang sedang mengandung pula namun lebih muda dua bulan dari Amira. Amira menatap sedih Sidharth dan Avira, Amira tidak sedih melihat kemesraan kedua nya karena Amira sudah melupakan cinta nya dan Sidharth sejak hari dimana ia sah menjadi istri bara argidantara namun melihat sidharth yang menyayangi anak dalam kandungan Avira terlihat dari sidharth yang terus mengelus perut besar Avira dengan lembut membuat Amira iri, kapan bara akan melakukan hal kecil tersebut pada Amira dan anak nya, setidaknya sekali saja sebelum penyakit mematikan dalam tubuh nya ini membunuh nya perlahan. Amira memilih melanjutkan memakan ice cream kesukaan nya dengan lahap. Matahari sudah menghilang digantikan bulan dan bintang dan pengunjung taman pun sudah pulang hanya tersisa sepasang kekasih kasmaran namun Amira tetap berada di taman itu. Entah kenapa, saat melihat Sidharth dan Avira membuat hati Amira sedih karena bara tak pernah peduli pada nya padahal umur pernikahan mereka sudah ingin satu tahun namun tak ada perubahan. Amira sudah menelpon Varun kakak nya bahwa ia sedang di taman takut bara mencari nya walaupun mustahil. Saat Amira koma, bara ternyata membawa Varun berobat di Inggris dengan dokter ternama yang Amira lupa nama nya. Amira sibuk melamun bagaimana sikap bara kalau romantis, kapan bara akan romantis, dan mengapa bara tidak pernah pulang, namun lamunan nya lenyap saat mendengar suara bariton di samping nya. "Jangan terlalu suka melamun karena melamun adalah hal terbodoh di dunia", ucap bara pedas membuat Amira kesal baru saja melamunkan bagaimana sikap bara yang romantis langsung ditampar keras oleh sikap dingin pria ini. "Mengapa kau ada disini?", Tanya amira. "Kalau kau ingin mati perlahan dengan rasa dingin ini jangan membawa anak ku juga amira delvata raksa", ucap bara tajam namun Amira pura-pura tuli. "Ayo pulang", ajak bara mulai melembut, tapi tetap datar. "Kau saja sendiri, aku lebih senang disini setidaknya disini aku tahu aku hanya sendirian bukan di mansion mewah mu ada orang lain namun aku merasa sendiri", ucap Amira membuat bara marah. Amira tahu bara tempramen namun Amira sudah lelah hidup serasa sendiri padahal ia sudah menikah! "Kau yakin tak mau pulang", ucap bara lagi namun Amira hanya diam tak peduli, ia mau melihat seberapa keras usaha bara untuk dapat membawa nya kembali ke mansion. Bara yang sudah kesal didiamkan oleh Amira pergi dan meninggalkan Amira yang melongo tak percaya bara pergi meninggalkan nya tanpa berusaha membawa nya pulang kembali ke mansion. Suara mesin mobil sport Lamborghini keluaran terbaru milik bara lalu mobil mahal itu melaju cepat meninggalkan Amira yang kesal setengah mati. Amira bersumpah demi nyawa nya ia akan menunggu bara disini, di taman ini sampai bara kembali dan meminta nya pulang! Tiba-tiba hujan turun deras membasahi tubuh Amira membuat tubuh mungil itu menggigil karena ia hanya menggunakan gaun selutut tanpa jaket atau sweater namun Amira tidak akan meninggalkan taman ini! Amira menangis bahkan air mata nya yang deras mengalir bersamaan dengan air hujan, hati nya sakit, jiwa nya lelah menunggu bara namun jangan panggil Amira Delvata raksa bila ia tak bisa membuat bara bertekuk lutut! ~Marriage Grudge~ Bara menatap ke luar yang hujan deras bahkan petir menyambar begitu besar membuat siapa saja takut mendengar nya dan memilih diam di rumah tak keluar. Bara menyesal tidak berusaha membujuk Amira lebih kuat lagi, tapi bara tak mau Amira besar kepala karena ia meminta Amira untuk pulang. Bara berusaha tak peduli dengan Amira namun hati nya menolak. Bara tahu Amira itu keras kepala dan pasti istri pembangkang nya itu tetap di taman tak peduli hujan deras membuat bara langsung mengambil kunci mobil dan keluar namun.... "PRAKKK" Foto pernikahan bara dan Amira jatuh dan pecah sudah tak berbentuk lagi membuat bara cemas akan kondisi Amira dan langsung keluar menemui Amira. ~Marriage Grudge~ Bara keluar dari mobil nya dengan payung di tangan nya, bara melihat sekitar taman yang sepi tak ada orang namun pandangan nya terhenti pada wanita yang sudah basah kuyup namun tetap diam tak bergeming dibawah deras nya hujan membuat bara geram akan sifat keras kepala Amira. "Ayo pulang", ucap bara menarik tangan Amira kasar tak peduli Amira kondisi Amira. "Bara", ucap Amira lirih mengucek mata nya memeriksa apa ia salah lihat atau tidak namun benar ini bara suami nya! Baru saja Amira senang namun semua nya lenyap dan tubuh Amira jatuh namun bara lebih cepat menangkap tubuh rapuh itu tak peduli tubuh nya yang basah karena payung yang tadi ia pegang terlepas membuat tubuh nya pun basah kuyup. "Amira Amira Amira bangun", teriak bara khawatir namun Amira hanya diam menatap bara tak peduli air hujan membasahi kedua nya. "Ba...bara kau datang, ke... keyakinan....ku....menang", ucap Amira terbata-bata lalu semua nya gelap dan bara langsung menggendong tubuh rapuh Amira kedalam mobil. >>>>>>>>>>>
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD