Anggia menatapku heran karena aku yang ikut duduk di sofa dekat mereka, tanpa diminta Fero. Sedangkan Fero, dia menatapku dengan perasaan... bersalah? Entahlah, aku sendiri juga tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya. Anggia sudah menghapus sisa-sisa air mata yang mengalir dipipinya. "Kamu... yang waktu itu nganter aku ke sini, 'kan?" tanyanya lembut. Aku mengangguk. "Maaf, barusan kamu melihat aku yang yang sedang menangis," ujarnya tersenyum tipis. "Oh ya, aku lupa, kita belum kenalan waktu itu. Namaku Anggia, kamu siapa?" Dia mengulurkan tangannya padaku. Tidak hanya mempunyai paras yang manis dan anggun, aku akui dia ramah dan tutur katanya lembut. Hmm... pantas saja Fero susah move on. "Gue Maudy." Aku menyambut uluran tangannya. "Barusan aku dengar, kamu ngajakin Fero makan s