Fero belum memberikan jawaban atas permintaanku. Dia tidak menolak, tidak juga mengiyakannya. Katanya, dia minta diberi waktu buat berpikir karena proses tunangan bukan hanya dilakukan oleh dua insan saja. Kedua orang tua kami juga akan menjadi saksi nantinya. Fero ada benarnya juga. Orang tua aku atau dia nantinya pasti akan kecewa semisal suatu saat pertunangan itu dibatalkan. Tapi, bolehkah aku berharap kalau kami benar-benar bertunangan dan akan terus berlanjut hingga tiba waktunya untuk menikah? Akankah aku bisa membuat Fero jatuh hati padaku? "Maudy, kamu belum siap-siap?" Entah sejak kapan mama sudah berada di kamarku. Aku sama sekali tidak mendengar bunyi pintu terbuka barusan. Aku rebahan miring ke kiri di atas kasur sambil memegang ponsel, men-scroll i********:. Pikiranku entah