20. First Downfall in My Writing

997 Words
゚☆ 。 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ׂׂૢ་༘࿐ ゚☆ 。 ┊ ⋆ ┊ . ┊ ┊ ┊ ⋆ ┊ . ┊ ┊ ┊ ⋆ ゚☆ 。 ┊ ┊⋆ ┊ . ┊ ⋆ ┊ . ┊ ┊ ゚☆ 。 ┊ ┊ ⋆˚  ┊ ⋆ ┊ . ┊         ゚☆ 。 ✧. ┊┊ ⋆ ┊ .┊ ⋆          ゚☆ 。 ⋆ ★ ┊ ⋆ ┊ . ゚☆ 。 ┊ ⋆ ┊ . ゚☆ 。 ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ༉‧₊˚. ゚☆ 。 H A P P Y R E A D I N G ゚☆ 。 ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ༉‧₊˚. "Gue ditolak." Argentum langsung mendongak setelah aku mengucapkan dua kata itu. Cowok itu tadi tengah sibuk berkutik dengan laptopnya. "Sama editor?" tanya dia. "Iya. Sinopsis gue nggak lolos buat masuk platform," jelaku. Argentum hanya mengangguk pelan. Aku pikir dia akan histeris mendengar perkataanku tadi. Namun ternyata tidak. "Nggak masalah. Lo mau nyoba lagi, 'kan? Gue tahu lo nggak bakal gampang mundur," katanya. Aku bungkam sejenak. Ternyata Argentum mudah sekali memahami karakter seseorang. "Nih, lo ikut gih. Lomba nulis n****+ temanya family. Cuma dealine-nya tinggal 10 hari lagi. Minimal dua puluh lima ribu kata." Argentum menggeserkan laptopnya ke hadapanku. Aku membaca tulisan yang ada di layar laptop itu. Dua puluh lima ribu kata dalam 10 hari? Apa aku bisa? Namun, hadiahnya sangat menggiurkan karena mendapatkan uang berjuta-juta. Bisa buat beli laptop nantinya dan ditabung untuk kuliah. Astaga, bukan berarti aku mata duitan. Hanya saja, aku memang butuh uang. Aku mempertimbangkan lagi keputusanku sejenak. "Gue mau ikut. Berarti gue ikut yang di platform kemaren sama ikut lomba di penerbitan ini, ya?" Argentum menggelengkan kepalanya sembari bertepuk tangan. Apaan, sih, cowok ini. "Salut banget gue sama lo. Udah tahan banting, semangat buat nerima tantangan lagi. Aurum, Aurum, gimana gue nggak suka ke lo kalo lo aja kayak gini," ujar Argentum menatapku intens. Aku mengalihkan pandanganku ke sembarang arah. Aku tak mau bertemu dengan tatapan Argentum. Karena itu pasti akan mengusik hatiku lagi. "Gue cuma cewek biasa," balasku. "Bagi gue lo itu luar biasa, tapi Aurum. Oh iya, gue cuma mau bilang kalo lo di tengah jalan nanti nggak kuat, jangan dipaksain, ya? Gue khawatir sama lo." "Kuat nggak kuat itu resiko buat kita ngejar sesuatu. Tinggal gimana caranya kita buat ngadepin itu. Kalo gue sendiri, gue bakal usahain terus sampai gue bener-bener dapetin apa yang gue mau. Karena siapa tahu, waktu kita mau nyerah itu sebenarnya kita sebentar lagi sampai tujuan. Dan gue nggak mau nyesel nantinya kalo gue nyerah duluan," jelasku pada Argentum. Argentum menarik senyuman di bibirnya. Dia memilih menyeruput es cokelat di taman SMA Khatulistiwa ini. Kami berdua sengaja bertemu untuk membahas kepenulisanku. Aku tak tahu lagi dengan Argentum yang justru sangat peduli terhadap hal itu sampai memaksaku untuk bertemu. "By the way, Rum. Gu-gue kemarin nggak sengaja nyaksiin perdebatan lo sama nyokap lo. Gue minta maaf," tukas Argentum. Nada bicaranya seketika menjadi melemah. Aku tersentak akan omongan Argentum. Dia menyaksikan perdebatan aku dan ibu tadi malam? Astaga, mengapa dia harus melihat? Padahal aku tak ingin seorang pun tahu akan hal itu. "Seriusan, gue nggak sengaja. Gue kemarin cuma ngikutin lo dari belakang. Gue pengin mastiin lo pulang dengan selamat. Dan ternyata, gue justru--" Aku memegangi kepalaku sendiri. Kepala bagian kiriku terasa berat. Aku bahkan tidak bisa fokus untuk mendengarkan penjelasan Argentum. "Rum, lo kenapa?" "Gue nggak tau." Argentum langsung menyodorkanku minuman air putih. Dalam bayang-bayang samar di pandanganku, dia terlihat sangat panik. "Minum dulu, Rum. Lo kecapean nih pasti." Aku mengangguk pelan, sambil menerima air putih itu dan langsung meneguknya. Tubuhku memang sejak tadi malam terasa begitu lemas. Bahkan, aku kedinginan sekarang padahal cahaya matahari dengan menyorot dengan teriknya. "Hari ini lo nggak boleh ngapa-ngapain dulu, lo harus istirahat. Lo tuh kemarin-kemarin udah bantu di kedai bokap lo, belajar olimpiade, nulis, fisik lo butuh istirahat sebentar, Aurum." "Gue nggak papa," jawabku dengan tegas. Aku hanya berpikir jika hari ini aku beristirahat, itu sama saja dengan menunda-nunda pekerjaan. 。・ : * : ・ ゚ ★ , 。 ・ : * : ・ ゚☆ 。 ・ : * : ・ ゚ ★ , 。 ・ : * : ・ ゚ ・ : * : ・ ゚ ★ ,。 ・ : * : ・ ゚ ☆ ・ ゚ ★ , 。 ・ : * : ・ ゚ ☆ 。 ・ : * : ・ ゚ ★ ,。 ・ : * : ・ ゚ ☆ ・ ゚ ★ , 。 ・ : * : ・ ゚ ゚☆ 。 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ׂׂૢ་༘࿐ ゚☆ 。 ┊ ⋆ ┊ . ┊ ┊ ┊ ⋆ ┊ . ┊ ┊ ┊ ⋆ ゚☆ 。 ┊ ┊⋆ ┊ . ┊ ⋆ ┊ . ┊ ┊ ゚☆ 。 ┊ ┊ ⋆˚  ┊ ⋆ ┊ . ┊         ゚☆ 。 ✧. ┊┊ ⋆ ┊ .┊ ⋆          ゚☆ 。 ⋆ ★ ┊ ⋆ ┊ . ゚☆ 。 ┊ ⋆ ┊ . ゚☆ 。 ゚☆ 。 ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ༉‧₊˚. ゚☆ 。 S E E Y O U I N T H E N E X T C H A P T E R ! ! ! ! ゚☆ 。 ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ︶ ༉‧₊˚..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD