A Night in Tokyo

2819 Words

Enrico mengetuk pintu hotel Niccolo dengan keras, tidak memberi sepupunya kesempatan untuk mengabaikan panggilannya. “Niccolo, buka pintunya! Ayo, kita keluar dan bersenang-senang!” serunya penuh semangat dari balik pintu. Niccolo membuka pintu dengan raut wajah lelah, jelas terlihat bahwa pikirannya sedang tidak tenang. “Apa yang kau inginkan, Enrico? Aku tidak sedang ingin keluar,” jawabnya datar. Enrico tidak memberi kesempatan Niccolo untuk menolak. Dengan senyum nakal dan tatapan penuh tekad, dia meraih lengan sepupunya dan menariknya keluar dari kamar. “Kau butuh udara segar dan hiburan. Percayalah, kau akan berterima kasih padaku nanti.” Meskipun enggan, Niccolo membiarkan dirinya dibawa oleh Enrico. Mereka naik ke mobil dan meluncur menuju pusat gemerlap Tokyo. Lampu-lampu neon

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD