Dia seperti... Perempuan yang berparas seindah musim semi, yang penuh dengan semangat musim panas, terkadang juga begitu berkarisma seperti musim gugur dengan matanya yang brsinar seperti salju di musim dingin. Tapi sayang... Dalam sekejap dia bisa menjadi monster melupakan semua tentang siapa dirinya ketika para teman tidurnya tidak pernah bisa menembus darah perawan miliknya.
"Haruskah darah perawanku untuk dia? Lelaki tak berpendidikan, bodoh, lemah, tak berotak, pesuruh yang tidak punya harga diri." Elizabeth Lilith Bathory
"Jika ingin hilang terbawa angin maka pilihanmu hanya satu Lilith, Aroha Martha Paulo." Kata Nona Medina
"Mohon maaf siapapun anda, aku masih polos dalam hal memecahkan darah perawan seorang gadis. Tapi, akan aku pertimbangkan lagi seumpama nona menemukan adikku." Aroha Martha Paulo
Taring Lilith timbul secepat kilat mencekik leher Aroha, mata ungu miliknya perlahan berubah merah menyala seperti darah. "Mau mati ya," bisiknya tajam.
"Silahkan saja bunuh aku, jangan lupa yang bisa menembus milikmu hanya pedangku."
Lilith yang tadinya garang layaknya harimau siap menyergap lawan, kini terlihat mirip anak anjing yang dengan tatapan mata yang bikin Aroha meleleh puppy dog.