Chapter 43

1523 Words

Venia selalu berdebar jika tiap kali dipanggil oleh Rover atau Darius, seperti akan masuk ke dalam kubangan lumpur mematikan yang akan menenggelamkan dirinya. Langkahnya terasa berat saat mendapati pintu besar yang di dalammya berisikan orang-orang tidak memiliki hati. Mereka senang jika ada orang kesulitan, bahkan mungkin akan tertawa lebar secara bersamaan. Sebelum masuk, ia berdiri untuk menghela kemudian menghembuskan napas dalam-dalam hingga beberapa kali. “Sedang apa kau di sini?” tanya seorang pria menghampiri dari belakang. Venia mengerutkan dahi seiring memutar matanya kea rah pintu. Memikirkan bagaimana dia menjawab kalau di sana dipanggil oleh Rover? Ia hanya menunjuk-nunjuk ke dalam sambil membuka suaranya. Dengan nada seperti orang tuna wicara yang lainya. “Kau ingin

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD