Beruntung Ardika memiliki daya tahan tubuh yang kuat sehingga membuatnya tidak harus di rawat inap di rumah sakit. Ardika dibolehkan pulang saat ini juga. Meskipun anak itu dirundung kecewa karena dihadapkan dengan pulang tidak membawa Mamanya yang sangat diaharapkan kehadirannya. Di sepanjang perjalanan anak lelaki itu terus merengut menghadapkan wajahnya ke arah jendela mobil seperti sama sekali tidak memiliki selera untuk bicara dengan siapa pun. “Apa kau mengantuk, Ardika?” tanya David sambil menoleh ke belakang. Anaknya itu hanya menggeleng sambil murung. “Kalau kau mengantuk tidurlah, karena perjalanan sangat jauh,” ucap David lagi sambil tersenyum. Ia kini sedang duduk di kursi penumpang bagian depan di samping Aron yang sedang menyetir. “Apa kau tidak merasa direpotkan kare