Demi Daging Buatan Ibu

1088 Words
Ratna tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik hari ini. Sebab, moodnya yang sedang kacau sejak berangkat sekolah tadi pagi. Ratna merasa tidak ada ketenangan dalam keluarganya. Tidak ada cinta yang mendalam seperti ketika dia melihat keluarga orang lain. Kadang Ratna suka berandai-andai. Andai saja tidak ada Farah dalam hidup keluarganya pasti dia akan sangat bahagia. Ayah dan ibunya juga pasti akan memperlakukan dia dengan lembut dan penuh kasih sayang. "Apakah aku harus menghilangkan Farah dari kehidupan aku, ibu dan ayah ya?" Batin Ratna menggema. Ratna merasa dilema antara harus membiarkan semuanya berlaku seenaknya atau berjuang melawan ketidakadilan yang dia rasakan selama ini. Di satu sisi dia teramat sangat menyayangi Farah. Tapi di sisi lain, dia tidak tahan dengan semua perlakuan keluarganya. Dan itu karena kehadiran Farah di tengah keluarga mereka. "Kayaknya bener aku harus nyingkirin Farah." Gumam Ratna pada dirinya sendiri, dan tidak ada yang mendengar selain telinganya sendiri. Triiiiiiing... Triiiiiiing... Triiiiiiing... Bel tanda masuk sekolah berbunyi. Itu artinya sebentar lagi pelajaran akan segera di mulai. Ratna segera mengangkat kepalanya dan memandang teman-teman sekelasnya yang baru memasuki kelas. Tak lama berselang, guru yang mengampuh pelajaran matematika pun memasuki ruang kelas. Sesuai dengan instruksi dari sang guru pada pertemuan terakhir mereka, hari ini akan di adakan ulangan. Dengan berbagai persiapan yang telah di lakukan Ratna, dia pun siap untuk mengikuti ulangan matematika pada hari itu juga. "Na, lu jangan budeg ya ntar kalo gue panggil." Ucap Bella, teman sekelas Ratna yang duduk tepat di belakangnya. Bella adalah salah satu pelaku perundungan terhadap Ratna di sekolah. Bella sangat senang mengganggu Ratna, atau memaksa Ratna untuk memberikan contekan kepadanya dan itu berlangsung hampir setiap hari. "Kalo lu ngga nengok ntar pulang sekolah siap siap dah lu kita kerjain." Sambung Alicia, teman sekelas Ratna yang juga menjadi teman sebangku Bella. Setelah mengatakan hal demikian, Bella dan Alicia pun tertawa sedikit cekikikan sambil menepukkan kedua telapak tangan mereka. Mereka akan berhenti mengganggu Ratna hanya jika sekolah libur. Lalu bagiamana Ratna? Dia tidak menjawab. Dia lebih memilih diam dan berkonsentrasi untuk mengingat segala materi yang sudah dia pelajari semalam. Ratna di kenal sebagai anak yang pintar di kelas. Tidak mudah bergaul dan akan cenderung mengalah pada keadaan. Hal tersebut yang membuat Ratna kerap menjadi korban perundungan dari teman-teman sekelasnya. Sejujurnya, Ratna teramat ingin membalas perlakuan buruk mereka. Tetapi, Ratna merasa tidak memiliki keberanian lebih. Karena dia tau, sekali saja dia membalas maka akan ada lebih banyak lagi yang merundung dirinya dan Ratna tidak ingin itu terjadi. Namun setelah di pikir kembali, rasa-rasanya saat ini Ratna memang harus melawan. Tidak mungkin dia akan selalu menjadi korban kejahatan teman-temannya. Tentu saja dia ingin menjalani hidupnya dengan tenang. *** 60 menit kemudian Setelah berkutat dengan soal matematika yang membuat kepalanya pusing, akhirnya Ratna selesai mengerjakan ulangan yang berlangsung hari itu. Soal-soal yang di berikan bapak guru, hampir 80 persen adalah yang dia pelajari semalam. Setelah ini, dia pun berharap akan menuai hasil yang bagus. Ratna sama sekali tidak memperdulikan panggilan dari mereka yang duduk di bangku belakangnya. Dia betul-betul fokus pada soal sampai akhirnya selesai mengerjakan lebih dulu. Dan, sesuai instruksi sang guru matematika bahwa setelah selesai mengerjakan siswa di perbolehkan untuk keluar kelas. Maka, disinilah Ratna berada sekarang. "Ini kak dagingnya boleh kakak makan semua. Kita barter ya kak, aku minta fotokopi tugas Bu Arum dan kakak boleh ambil daging punyaku ini." Ucap Farah dengan ceria dan senyumnya yang mengembang sempurna. Ya, disinilah Ratna berada sekarang. Setelah selesai mengerjakan soal-soal ulangan matematika, dia bergegas mengunjungi Farah di perpustakaan sekolah sesuai kesepakatan mereka sebelumnya. Kenapa lokasi pertemuan mereka berganti jadi di perpustakaan? Karena Farah tidak mau ada orang lain yang mengetahui jika tugas fotokopi dari ibu Arum adalah hasil pemikiran kakaknya tersebut. Dia ingin terlihat sama pintarnya dengan sang kakak. Sungguh licik sekali bukan si Farah ini? "Oke. Terimakasih ya dek." Balas Ratna kepada Farah. Entah sudah berapa lama dia tidak memakan daging sapi buatan sang ibu. Hanya jika ada anggota keluarga yang menolak untuk memakannya, maka makanan tersebut akan diberikan kepada Ratna. Dan hari ini, Farah yang menolak memakannya. Namun, sebagai gantinya Ratna harus memberikan salinan tugas dari Bu Arum kepada Farah. Tak tahu apakah ini termasuk keberuntungan untuk Ratna,bde atau pembodohan dari Farah? "Iyaa kak sama-sama. Kita kan saudara jadi kita harus saling membantu. Iya kan kak?" Ucap Farah lagi dengan senyuman semringahnya. Farah begitu bangga hari itu, karena Ratna bisa dengan mudah di peralat olehnya. Dengan begini, dia tidak perlu susah-susah menghabiskan waktu untuk mengerjakan tugas dari Bu Arum. Toh, dia juga tidak terlalu suka daging yang di jadikan bekal oleh ibu mereka. Jadi tidak ada kerugian yang akan dialami olehnya. "Iya dek." Balas Ratna lagi dengan senyum misterius di wajahnya. Tidak ada yang tau arti dari mimik wajah Ratna hari ini. Dia yang terbiasa berwajah dingin dan datar, mendadak semringah dengan senyum yang menghiasi bibirnya. Beberapa saat lalu, Ratna merasa senang bisa mendapat daging untuk makan siangnya, tapi sekarang dia seolah baru menyadari bahwa dia baru saja di tipu oleh sang adik. "Oh iyaa kak nanti pulang sekolah kita beli es Boba ya. Kakak tenang aja nanti aku yang traktir. Tapi kakak jangan bilang ibu ya, kalo ibu tanya bilang aja kakak beli sendiri." Ucap Farah kepada Ratna. Sebetulnya Farah berkata demikian hanya untuk menutupi akal bulusnya yang sudah memperalat Ratna. Dia tidak ingin Ratna mencurigai dirinya. Toh, harga dari es Boba tidak mahal dan masih terjangkau kantong pelajar seperti dirinya. "Waahh beneran dek? Oke deh kalo gitu." Balas Ratna lagi. Bagaikan mendapat angin segar, senyum di wajah Ratna kian mengembang. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Jika Farah boleh memperalat dirinya, kenapa dia tidak boleh melakukan hal yang sama? Anggap saja traktiran dari Farah sebagai reward untuk Ratna karena sudah mau menukar tugas dari Bu Arum dengan daging buatan sang ibu. Farah memang baik. Dia juga tidak segan membantu Ratna di kala sedang kesusahan. Namun, terkadang sifat keras kepala dan liciknya pun muncul yang membuat Ratna kerap kehabisan kata-kata untuk menghadapinya. Hal itulah yang membuat Ratna memupuk ketidaksukaannya terhadap Farah sedikit demi sedikit. Dan, itu berlangsung sudah bertahun tahun lamanya. Proses barter yang di lakukan kakak beradik itu pun selesai. Mereka pun kembali ke tujuan awal masing-masing. Ratna kembali ke depan ruang kelasnya sembari menunggu teman-temannya selesai mengerjakan ulangan. Sedangkan Farah, dia kembali ke kelasnya setelah sebelumnya izin untuk ke toilet. Bersambung... Kira-kira, apa ya yang lagi di rencanakan Ratna? Kalo boleh tau kalian pingin Ratna jadi sosok yang baik hati dan pemaaf atau jadi sosok jahat yang pendendam? Tulis masukan kalian di kolom komentar ya... ? Terimakasih Readers yang Baik hatinyaaa...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD