Pagi hari di kediaman pak Said dan bu Maya diisi oleh teriakan histeris Jia yang menemukan dirinya terbangun di kamarnya padahal baru kemaren ia bertemu dengan kakak dan abangnya dan menghabiskan waktu bersama. Jia menggapai kenop pintu dengan susah payah, ia lupa bahwa di kamarnya disediakan bangku kecil yang selama ini digunakannya untuk membuka pintu, mungkin si gadis kecil begitu tidak terima dirinya dikembalikan ke rumah. “Mamaa... kakak mana??” teriak pemilik kaki-kaki kecil yang sedang menapaki lantai bening rumahnya. Sedangkan yang dicari sedang duduk berhadap-hadapan dengan mama tirinya, mengunyah sarapan dengan setengah hati. Tepat disamping mama Maya ada adik tiri kurang ajar yang baru Icin sadari ke kurang ajarannya. Hah.. mentang-mentang punya pacar makanya sok-sokan nasehat