Semester sebentar lagi akan berakhir tapi Icin terjebak di kamarnya sendiri di rumah papanya. Sejak malam itu ia ikut pulang bersama papanya. Beliau juga dengan murah hati mengatakan bahwa ia beruntung memiliki Rega sebagai putranya karena kalau tidak ada anak tiri kesayangannya itu maka beliau akan terus Icin bodohi. Sekali lagi, katanya Icin membodohi papanya sendiri. Hebat bukan dirinya? Papa hanya peduli pada kekecewaan tak berdasarnya, semua tentang dirinya. Beliau bahkan tidak pernah menyadari luka yang Icin dapatkan dari si b*****t Ziko. Semua keluarga juga sudah tau apa yang terjadi, tepatnya apa yang papa di tambah Rega pikir telah terjadi. Tidak ada seorangpun yang di benarkan untuk mendekati kamar Icin selain papanya. Icin sudah seperti anjing peliharaan yang di beri makan tiga