Di sebuah ruang kerja yang cukup luas dengan fasilitas yang lengkap, seorang pria berdiri dengan angkuhnya sambil menatap sibuknya jalanan kota Megapolitan dari lantai lima belas gedung perkantoran. Dengan secangkir kopi di tangan kanannya, sesekali ia menoleh ke arah jam yang melingkar di tangan kirinya, lalu ia masukkan kembali ke dalam kantong celanannya. Pandangannya terlihat tajam seolah menyiratkan sesuatu. Pria berpostur tinggi, putih, dan gagah dengan kemeja hijau muda lengan panjang yang digulung sampai ke siku itu menyeruput kopinya yang masih hangat, tanpa mengalihkan pandangannya. Ia menaikkan ujung bibirnya ke samping, seolah baru saja memikirkan sesuatu yang membuatnya senang. Pria itu pun berbalik dan melangkahkan kaki kembali ke meja kerjanya setelah kopi dalam cangkirnya