"Mau kemana Henny?" tanya Bram saat tak sengaja berpapasan dengan Henny di lantai enam. "Itu, saya mau ke...." Nada bicara Henny terdengar gugup. Tidak seperti Henny yang biasanya tenang "Mau kemana, Henny? Kamu kelihatan gugup begitu," kata Bram penuh selidik. Matanya tertuju kepada sebuah amplop di tangan Henny. "Tidak," kata Henny tegas. Bram memegang tangan kanan Henny yang tengah memegang sebuah amplop yang entah apa isinya. "Ini surat apa Henny?" "Bukan surat apa-apa," elak Henny. Ia memalingkan wajahnya dari Bram. "Apa susahnya jujur?" "Baiklah, tapi pertama, tolong lepaskan dulu tangan saya, Pak," pinta Henny yang langsung dipenuhi oleh Bram, "ini surat resign, Pak," "Re—resign kata kamu?" "Iya, Pak. Dan sekarang saya akan mengajukan ke HRD." "Harus ya resign? Kenapa?" "