Chapter 15

874 Words

Rush Semuanya terasa sunyi senyap. Aku tak bisa mendengar suara apapun kecuali tawa Laura, teriakannya, bahkan kemarahannya beberapa minggu yang lalu pun masih terngiang di telingaku, bagaikan nyanyian merdu di telinga. Aku menyesal, aku benar-benar menyesal meninggalkan dia dalam kemarahan. Semenjak kepergian Laura, aku seperti manusia buta dan tuli. Sudah hampir satu bulan yang aku kerjakan hanyalah berbaring di atas kasur ini. Kasur apartemen Laura adalah tempat yang masih menyimpan aroma khas milik wanita Asia-ku yang satu itu. Mansion dan penthouse milikku sudah tak menyisakan apapun tentang Laura. Hanya di apartemen ini, aku terasa seperti hidup bersama Laura-ku. Katakan aku gila, setiap hari pada pagi, siang dan sore hari aku berbicara pada udara. Mengucapkan semua yang aku ras

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD