Melihat Jasmine datang dengan adiknya membawa tas dan koper, rasanya aku ingin memeluk perempuan itu. Setelah mendengar kehidupannya dari adik bontotnya, aku jadi iba padanya. Dan ada rasa bersalah yang muncul, ingat bagaimana aku memperlakukannya sejak awal bekerja padaku. Aku memang masih belum bisa melupakan kebohongan yang dilakukannya dulu, hanya saja hati kecilku merasa kasihan mengetahui bagaimana dia menjalani hidup beberapa tahun belakangan ini. "Saya nggak dikasih kerjaan apa-apa weekend ini?" tanya Jasmine membuat lamunanku tentangnya buyar. "Enggak ada. Kamu sibuk pindahan dan saya juga lagi nggak ada agenda apa-apa." "Nggak pengen dimasakin sesuatu?" "Barusan udah makan dan untuk malam delivery aja." Aku pun kembali ke unitku setelah makan siang bersama-sama dengan adik