"Saya harus gimana menurut kamu?" “Mine?” Hening, tak ada jawaban. Aku menoleh ke samping dan terkekeh melihat Jasmine yang ternyata sudah tertidur. Sejak kapan dia tertidur? Sudah berapa lama aku berbicara sendirian? Aku memutar posisi dudukku menghadap padanya. Aku mengibaskan tangan di depan wajahnya, tak ada respon. Dia benar-benar sudah tertidur sepertinya. Aku memperhatikan lekat bagaimana wajah Jasmine yang sedang tertidur itu. Semua yang ada di wajahnya itu tampak biasa, tak ada yang begitu menonjol. Akan tetapi, aku menyukai bentuk wajahnya ini. Dulu dan saat ini tak ada bedanya. Aku tetap menyukainya. “Tunggu sebentar lagi, aku akan berjuang buat bersama kamu lagi. Tapi, kamu bisa nggak jangan kasih harapan sama lelaki mana pun? Termasuk si Ivan itu,” gumamku sambil terus me