When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Naya tidak lagi melanjutkan kalimatnya karena Naya terlanjur bahagia. Naya langsung memeluk Al, dan pelukan kali ini bukan pelukan biasa karena Naya duduk di atas pangkuan Al sambil memeluk Al. Tak hanya memeluk biasa, bibir Naya terus memberi lumatan pada bibir Al karena sangat bahagia. Al dengan senang hati membalas lumatan bibir Naya dengan tak kalah beringasnya dari Naya, karena sebenarnya Al sendiri juga merasa sangat merindukan Naya. Al tidak pernah lupa bagaimana rasanya menikmati bibir Naya karena Al sudah candu dengan bibir Naya, apalagi dengan permainan Naya di atas ranjang, Al tidak pernah melupakannya bagaimana rasanya, justru Al sangat merindukan permainan Naya di atas ranjang. Al terus menikmati bibir Naya hingga Naya kehabisan nafas. Al yang merasa Naya sudah kehabisan n