19. Siapa Dia?

1113 Words

Damar memasukkan makanan ke dalam mulut dan mengunyahnya sambil menatap sinis pada orang yang duduk di hadapannya. "Dasar lebay," sindirnya dengan ketus tetapi tidak ingin melewatkan sarapan yang rasanya lezat itu. "Udah gede tapi makannya masih disuapin. Itu tangannya kesemutan apa gimana?" komentarnya lagi dengan tatapan masih tertuju lurus ke depan. "Apa sih, Kak? Sirik aja. Rumah juga, rumah aku. Makanan pun aku yang masak. Kalau Kakak gak suka, pulang sana. Gak ada juga yang minta Kakak numpang sarapan di sini," sahut Wira yang sedang sarapan sambil sesekali menyuapi istrinya, sepiring berdua. Damar hanya berdecih. Untuk meninggalkan meja makan ia pun enggan karena tidak ingin kehilangan sarapan yang dibuat oleh adiknya tersebut. Kadang ia berpikir, kenapa sang adik bisa pandai me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD