66. Sakit Lahir Batin

1108 Words

"Astagfirullah ... Mama ngapain dengan gagang telepon?" Mita memekik saat keluar dari kamar dan melihat ibu mertua tengah mengangkat gagang telepon sementara Damar sedang meringis kesakitan. "Kamu gak usah belain dia. Mama mau hukum Anak Nakal ini." "Aku bukan mau belain. Tapi mau bantu Mama. Di belakang ada pentungan. Mau aku ambilkan?" tawar Mita. "Mita!" geram Damar dengan kesal, melotot ke arah adik ipar seraya meraba kepala yang dipukul sang mama. "Mas ... aku dipelototin sama dia," adu Mita, merengek sambil menghampiri sang suami dan duduk di sampingnya. "Kak! Jangan ganggu istriku," sahur Wira. "Cih! Dasar suami istri tukang drama," cibir Damar dengan keki." "Kamu yang banyak drama!" sambar Fani sambil menarik telinga sang anak. "Adududuh ... sakit, Mama!" Damar menepis tang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD