Special 9

1313 Words
Dhany menunggu kakaknya seorang diri di Admos cafe, beberapa menit duduk seorang diri membuat si tolder Dhany segera merasa suntuk. Beruntung cafe tersebut memberikan pertunjukan live music yang sebentar lagi di mulai, sehingga rasa bosan Dhany dapat sedikit berkurang. Benar saja, begitu sang penyanyi naik ke atas stage, Dhany langsung teperanjat tak percaya melihat gadis jutek yang tempo hari bertabrakan dengannya itu tengah bersiap untuk mengalunkan sebuah lagu. “Selamat malam, kali ini saya akan membawakan sebuah lagu ciptaan saya. Semoga kalian menyukainya,” kata Naura sambil mulai memetik gitarnya.   Sudah lama aku, diam-diam memperhatikanmu... Sudah lama kamu, diam-diam memperhatikannya,  kau diam—diam melukis wajahnya... Wajah penuh misteri dibalik poni...   Kau mencintainya seperti orang gila, aku mencintaimu seperti orang bodoh... Kau bersedih ketika ditinggalkannya, aku hancur ketika kau terluka... Aku menjadi i***t karena mencintaimu dan seluruh kelakuan anehmu.   *Beraninya, beraninya kau sakit... Jangan sakit, jangan terluka... sakitmu adalah tikaman di jantungku, lukamu adalah cambukan petir di palung hatiku.   #Aku membencimu, sangat benci hingga begitu rindu Aku membencimu, cukup benci hingga tak mampu lupakanmu Aku membencimu, telalu benci hingga terpesona pada tingkah kekanakanmu Aku membencimu, namun ku lebih benci hatiku yang mencintaimu   Selalu di sekitarmu, meski tak pernah sedikitpun kau melihatku Selalu mengaggumimu, meski namaku pun tak pernah kau simpan dalam kepalamu Tak pernah bisa kukatakan, tak pernah bisa kutunjukan. Back to * & # Alunan musik akustik di iringi dentingan piano yang dimainkan seorang pianis, serta lirik lagu yang dinyanyikan Naura itu. Seolah menohok hati Dhany. Membawa langkah kaki Dhany tergerak dengan sendirinya berjalan ke depan stage. Kehadiran Dhany yang muncul begitu saja membuat Naura tercekat hingga tak mampu melanjutkan lagunya. “D, Dhany...” ujar Naura tak percaya. Suasana cafe menjadi hening dan hikmad, semua orang yang ada di sana seolah menangkap dengan jelas bahwa D adalah pria yang kini berdiri di hadapan Naura. “Bodoh,” kata Dhany datar namun tatapannya begitu dalam membuat Naura tak mampu membalas tatapan maut itu. “Pergilah dari situ, kau menghalangi pandangan para tamu.” Kata Naura pelan sambil menunduk tak sanggup melihat ekspresi Dhany. Dhany yang selalu bertindak tanpa berpikir itu, menarik tangan Naura dan membawa gadis itu keluar. Para pemirsa yang kepo berlomba-lomba ke jendela untuk menguping dan mengintip pembicaraan dua artis dadakan ini. “Apa sih mau lo, Dhan?” teriak Naura kesal. “Cowok dalam lagu lo itu, gue kan?” tanya Dhany sambil menatap Naura lekat-lekat. Ditakupnya bahu Naura dengan kedua tangan Dhany, agar gadis itu fokus memperhatikan ucapan Dhany. “Bu.. bukan,” jawab Naura gugup. “Ck, lirik dalam lagu elo membuktikan bahwa lo diam-diam perhatiin gue. Elo tahu gue selama ini memperhatikan Zoeya dari kejauhan, elo bahkan tahu gue diam-diam melukis wajah Zoeya. Dan elo tahu dengan baik saat-saat gue terpuruk, yang gue gak ngerti, kenapa lo diem aja? Kenapa elo gak pernah bilang ke gue, kalo elo selama ini nungguin gue?” “Lo udah salah paham..” bantah Naura penuh gengsi, Naura berbalik untuk pergi meninggalkan Dhany. Tapi Dhany segera menahan Naura dengan menarik lengan gadis itu, “Kalo elo memang mencintai gue, mari kita menikah! Keputusan lo akan menyelamatkan masa depan seorang gadis, dan menyelamatkan perasaan elo sendiri. Karena jika lo terus berbohong, gue akan tetap menikahi gadis itu dan gue tahu perasaan elo pasti akan sangat terluka.” “Sok tau..”  sungut Naura judes. “Gue rasa gue adalah orang yang paling tau gimana rasa sakitnya melihat orang yang paling dicintai menikah dengan orang lain, karena itulah gue gak ingin elo ngerasain itu. Gue cuma ingin menolong perasaan lo,” kata Dhany tulus. “Terima kasih, tapi gue gak butuh belas kasihan lo,” tandas Naura angkuh. *** Nathasya terpaksa terlambat datang ke Admos cafe karena sebuah meeting yang tidak bisa ditinggalkan, sesampainya di cafe tidak  didapatinya si adik semata wayang. Dengan raut muka bersalah Nathasya mencoba menghubungi Dhany, tapi Dhany tidak mengangkat telepon dari kakanya. “Duhh, dek jangan ngambek dong. Please, angkat dek angkat!” ujar Nathasya sambi gusar sendiri menggesar-geser layar smartphonenya. Tidak mendapat hasil, akhirnya Nathasya memutuskan pulang. Setibanya di rumah, ternyata si Adik belum pulang juga ke rumah. Nathasya makin khawatir dengan kondisi Dhany yang sedang gabil alias galau labil. Sementara pikiran Nathasya dipenuhi kecemasan demi kecemasan tentang keberadaan Dhany, Bik Irma datang dengan wajah berseri-seri, “Kabar gembira Non, puteri saya sudah setuju menikah dengan Den Dhany.” “Benarkah Bik?” sahut Nathasya yang seketika sumringah. “Iya, Non... Puteri saya bahkan sudah mengajukan cuti kuliah ke kampusnya,” jawab Bik Irma membuat Nathasya semakin berbinar-binar. Dengan senyum cerah Nathasya melenggang menuju kamar sang Mama, bermaksud mengabarkan kabar gembira ini pada Bu Rida. Tok tok tok... “ Ma, Nat masuk ya..” kata Nathasya meminta ijin. “Ya, Nat masuk aja. Mama belum tidur kok,” sahut Bu Rida dari dalam. Betapa terkejutnya Nathasya melihat si barokokok Dhany sedang tidur dipelukan sang Mama, “Dasar baytuba... Kak Nat telepon gak diangkat, kakak cari kemana-mana sampai tekanan batin tekanan jiwa. Eeehhh elo malah enak-enakan tiduran dipelukan Mama..” Sang Mama hanya tersenyum dan menyambut Nathasya dengan kecupan hangat, sementara Dhany nyegir tanpa dosa sambil berkata, “Pa’an tuh baytuba?” “BAYI TUA BANGKA!” tandas Nathasya disambut tawa membahana dari Bu Rida. Wajah tanpa dosa Dhany seketika berubah menjadi wajah devil, Dhany melemparkan bantal ke arah kakaknya sambil mengumpat, “Asemm...” “Kalau elo masih dikit-dikit nenen Ke Mama, dek. Mending gue suruh aja Kanaya gak jadi nikahin lo.” “Iiihh, siapa juga yang nenen. Suka ngaco nih Kak Nat,” protes Dhany sebal. “Ehh siapa tuh Kanaya?” tanya Bu Rida penasaran. “Itu lho Mah, anaknya Bik Irma,” jawab Nathasya santai. “Bik Irma, pembantu kita?” Tambah Bu Rida memperjelas, Nathasya mengangguk mantap. Sedangkan Dhany kembali tidur dengan wajah lesu dan tak bersemangat, pikiran Dhany memang sedang kacau memikirkan banyak hal yang menyesakkan hatinya. “Iya, Mah. Sudah lama Dhany meminta Kanaya menikahinya, dan hari ini akhirnya Kanaya setuju untuk menerima pernikahan itu.” Jelas Nathasya girang. “Beneran Nat? Wahhh, Dhany kok tidak pernah cerita ke Mama ya selama ini? Mama senang sekali akhirnya kamu mendapatkan jodoh yang kamu inginkan sayang,” kata Bu Rida sumringah sambil mengelus lembut pipi Dhany. Dhany hanya diam sambil mengerucutkan bibirnya, matanya berputar, pikirannya kosong. Entah kenapa Dhany merasa tidak bahagia dan tidak menggebu-gebu untuk menikahi Kanaya seperti dulu. “Kenapa lo dek? Sedih gitu, bukannya seneng dapet kabar baik yang udah lama elo tunggu-tunggu ini?” Tanya Nathasya heran. “Lagi sariawan,” jawab Dhany singkat. *** Sebelum tidur Nathasya sempat mengecek smartphonenya, berharap ada pesan dari sang jantung hati yakni, Ben. Tapi bukannya pesan dari Ben yang di dapati Nathasya, justru sebuah chat dari Romeo mengusiknya malam itu. Romeo : Nat... Romeo : Udah tidur belum? Nath_asya : Belum Rom, ada apa? Romeo : Please, cegah Dhany nikahin Kanaya! Nath_asya : Kenapa? Romeo : Kanaya itu mahasiswa yang pintar dan berprestasi Nat. Kalau Dhany menikahinya sekarang, masa depan Kanaya akan hancur. Dia jadi menyerah pada cita-citanya, belum lagi jika ternyata Adik lo itu cuma main-main nikahin Kanaya. Kasihan gadis itu Nat, susah payah dia bertahan kuliah di sini hingga detik ini. Nath_asya : Romeo, denger baik-baik ya! Dhany itu gak mungkin main-main soal pernikahan, meski pembawaanya kekanakan dan tidak terlihat tulus. Tapi gue yakin Dhany tulus dan tidak main-main dalam menikahi Kanaya! Mungkin sekarang kamu berpikir bahwa Dhany merusak masa depan Kanaya, tapi nanti ketika saatnya tiba. Kamu akan melihat betapa beruntung dan bahagianya Kanaya mendapatkan adik gue. Romeo : Ya tapi gak harus sekarang kan Nat? Minimal tunggu Kanaya lulus kan bisa, toh kanaya gak sedang hamil. Kenapa harus buru-buru di nikahin sama Dhany sih? Nath_asya : Justru itulah, Kanaya dan Dhany harus secepatnya nikah agar Kanaya segera hamil. Romeo : *desperate* *** Bersambung . . . .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD