Tertahan

1155 Words

Dalam keheningan malam, Mbah Atma masih duduk bersila. Ayam cemani sejodoh yang diminta pun telah siap sedia. “Goroken gulune!” perintah Mbah Atma untuk menyembelih leher ayam. “Sekar kamu bawa ayam satunya!” titah Mak Asih, tadi kamu sudah diajari Mbah kan caranya. “Pintu sudah kamu tutup semua, Asih?” tanya Mbah Atma. “Sudah Mbah,” jawab Mak Asih. Mak Asih sudah menyiapkan sebilah pisau dengan isyarat mata meminta Alvin untuk mengambilnya. “Aku Mak!” Mak Asih mengangguk dan Alvin sudah paham jika ia diminta menyembelih ayam. Alvin gugup karena ini pertama kalinya ia menyembelih ayam sendiri. Hanya dengan mengucap sholawat dan takbir ia menyembelih Ayam dengan memegang kepalannya. Cemani itu pun menggelinjang, darah hitam segar pun mulai menetes pada baskom kecil yang telah

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD