17. Khilaf

1900 Words
Rintik demi rintik jatuh satu persatu hingga membuat seluruh tanah dan semua tempat mengandung air berlebih. Bahkan di beberapa jalan sampai ada genangan air yang bisa menciptakan ke orang-orang yang melewati ketika di saat berbarengan ada kendaraan melintas. Apalagi jika bukan hujan yang sedang diceritakan sekarang ini. Dari kaca jendela kamarnya, Bebby melihat tetesan air hujan menyapa bumi. Sudah dari kemarin malam langit tidak berhenti menangis. Entah apa yang membuat langit menangis sedemikian derasnya hingga enggan berhenti sampai sore hari ini. Tadi pagi, Bebby harus rela berangkat ke sekolah menggunakan sendal jepit agar sepatunya tidak basah dan kotor. Banyak siswa-siswi yang datang ke sekolah dengan rok atau celana sedikit kotor akibat cipratan dari air di jalanan. Bahkan selama pelajaran berlangsung, rasanya ingin tidur saja karena saking cuaca untuk rebahan dan bermalas-malasan di bawah selimut tebalnya yang mengeluarkan semerbak wangi dari aroma pewangi loundry. Untung saja tadi saat jam pulang sekolah, hujan tidak terlalu deras dan hanya gerimis belaka. “Bebby...” jari telunjuknya menulis namanya sendiri di kaca jendela kamar indekosnya yang berembun. Gadis ini malas melakukan apa-apa selain diam di dalam kamar indekos, menonton drama, melahap camilan atau menikmati suara merdu dari penyanyi favoritnya. Memangnya apa yang bisa dilakukan di luar ruangan jika sedang hujan begini selain hujan-hujanan. Jika dirinya di kampung, Bebby pasti akan berdiri di bawah talang air dan menganggapnya sebagai air terjun. Fantasi ketika dirinya kecil kadang kasih terbawa-bawa. “Hah... Bosan, mau ngapain ya?” Bebby memilih duduk sambil melihat jam di ponselnya. Gadis itu kembali mengambil laptopnya dan mulai mendownload film atau drama yang ingin dia tonton agar tidak terlalu bosan. Padahal biasanya jika dirinya bosan, Bebby akan main ke rumah Helen atau bermain di taman bersama Virgo. “Kalau minta Oyon ke sini juga kasihan.” Bebby menggigit-gigit kukunya sendiri. Tok! Tok! Tok! Bebby mendengar suara kaca jendelanya diketuk, saat menoleh ternyata itu adalah Virgo. Langsung saja Bebby membukakan pintu untuk sang putra pemilik indekos. Jika dilihat, sepertinya Virgo baru saja dari luar atau tempat yang entah dari mana. Tapi ketika melihat keresek yang dibawa Virgo, Bebby jadi tahu kalau temannya itu baru saja dari minimarket. “Gue masuk ya?” tanya Virgo meminta persetujuan dulu. Tidak ada jawaban dari Bebby, tapi gadis itu mengangguk pelan dan menyingkir agar Virgo bisa masuk. Bebby tadinya berniat membuka sedikit pintu indekosnya karena ada Virgo, tapi lelaki itu malah menutup dan menguncinya. “Tidak usah takut, gue tidak berniat jahat kok.” melihat reaksi Bebby yang sedikit takut, Virgo mencoba meyakinkan dan menenangkan teman baiknya. Masih belum ada jawaban dari Bebby, gadis ini mengangguk beberapa kali lalu duduk di tempatnya semula. Namun, jika tadi Bebby duduk biasa. Kini gadis itu menutup kakinya dengan selimut. Bebby sedikit malu karena dirinya menggunakan celana pendek yang mengekspos bagian paha atasnya hingga tumit. Memang, Bebby sudah biasa menggunakan celana sependek itu di hadapan Virgo. Tapi keadaannya tidak berdua di dalam kamar begini. Bunyi suara air di dalam kamar mandi masih terdengar, tapi tak selang lama terdengar suara pintu kamar mandi dibuka. Virgo membuka jaketnya dan duduk di sebelah Bebby. Lelaki itu menarik keresek minimarket yang dia bawa tadi. “Ini, ada jajanan banyak.” Virgo mengeluarkan semua snack yang dia borong. “Lo dari mana?” Bebby penasaran, akhirnya dia bertanya juga karena tidak tahan sedari tadi hanya diam tanpa kata. Kali ini ganti Virgo yang diam seolah enggan bersuara, raut wajahnya juga terlihat kecewa. Berbeda dengan tadi saat Virgo baru datang. "Apa gue salah tanya ke dia? Tapi perasaan, enggak ada pertanyaan gue yang aneh. Wajar kan kalau gue tanya begitu di saat gue lihat dia dari luar dan pulang bukan ke rumah tapi malah ke kostan gue." Batin Bebby mencoba mencerna kata-katanya lagi barangkali ada yang salah dari pemilihan kata atau dari segi pengucapan. “Sorry kalau pertanyaan gue menyinggung lo.” Bebby jadi tidak enak hati sekarang. Lelaki tampan berwajah lonjong tadi terkekeh pelan dan berusaha mencairkan suasana sambil membuka satu snack yang tadi dia keluarkan dari keresek. “Gue tadi dari rumahnya Tasya.” Virgo akhirnya menjawab setelah menyuapkan keripik singkong ke dalam mulutnya. Bebby melihat lagi hasil download-an yang tadi mengantre. Ternyata sudah selesai terdownload semua. Bebby langsung mencari drama lain dan mendownload-nya lagi. “Tumben ke sana enggak naik motor?” Bebby mencoba basa-basi meski sebenarnya dia tidak mahir dalam hal ini. Mereka terdiam, hanya terdengar suara denting jam beker yang ada di atas meja belajar. Bebby juga merasa keadaan ini sedikit awkward dan membuatnya canggung seketika. Padahal biasanya dirinya begitu cablak dan blak-blakan pada Virgo meski hanya berdua. Mungkin karena hujan jadi berpengaruh juga. Ting! Dentingan seperti suara dari logam bertemu dengan kaleng minuman soda membuat Bebby tertarik untuk menoleh ke arah Virgo. Dugaan Bebby tidak sepenuhnya salah, dentingan barusan keluar dari suara cincin yang dipakai Virgo berdentuman dengan kaleng minuman. Tapi yang salah adalah, itu bukan minuman soda seperti dugaannya. "Itu kan?" kaget Bebby melihat minuman kaleng di tangan Virgo yang dia anggap minuman soda tadi. "Syut... Jangan berisik, nanti Mama gue bisa dengar." Virgo meletakkan jari telunjuknya ke depan hidung serta bibirnya agar Bebby tidak mengadu pada Sofya atau Danar. "Dari kapan?" Bebby menatap Virgo masih dengan tatapan ekstra kaget tak tertolong. "Cuaca lagi dingin, gue cuma butuh kehangatan sesaat." Virgo menaik turunkan alisnya sambil nyengir kuda dan mendenting-dentingkan cincinnya ke kaleng tadi. "Anjir... Bahasa lo, terus maksud lo kehangatan sesaat dengan cara minum bir?" Bebby memberikan diri mendekatkan wajahnya ke wajah Virgo dan terkekeh. “Ya terus? Memangnya lo mau menghangatkan gue?” tanyanya tiba-tiba. “Apaan sih lo, suka melantur kalau ngomong tuh.” jujur saja, Bebby sedikit tidak nyaman dengan candaan Virgo barusan. Mereka akhirnya menonton acara televisi yang dinyalakan Virgo secara tiba-tiba. Virgo masih asik meminum bir dalam kaleng. Bahkan lelaki itu sekarang mengeluarkan bungkus rokok beserta korek dari saku jaket yang tadi dia lepas. Virgo sekarang sudah menghisap sebatang rokok di antara selipan jarinya sambil sesekali menenggak birnya. Melihat yang dilakukan Virgo sekarang, Bebby yakin jika teman baiknya itu sedang ada masalah yang Bebby sendiri tidak tahu apa masalah itu. Tapi ingin menanyakan pun, Bebby takut Virgo tersinggung. "Kalau lo lulus, gue sendirian dong, Go." Bebby mulai mellow mengingat Virgo sebentar lagi akan menghadapi ujian. Tapi sebenarnya dirinya hanya mencari obrolan lain saja. "Terus lo tidak senang gue lulus?" kekeh Virgo sambil menatap Bebby yang fokus menonton televisi. Tidak terasa ternyata Bebby sudah dua tahun bersekolah di Sky. Virgo juga sudah mau menghadapi ujian kelulusan dan akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Bebby tahu, Virgo tidak pergi ke kota lain untuk melanjutkan pendidikannya. Tapi perasaan sedih tidak ada Virgo di sekolah kembali Bebby rasakan seperti waktu SMP dulu. "Ya bukan begitu, gue senang saja. Cuma kan gue tidak ada teman lagi begitu." dia berusaha mengungkapkan apa yang dia rasakan saja. "Gue kan masih kuliah di sini, tidak akan ke mana-mana. Lagi pula ada Helen kan." meski Virgo terdengar menanggapi obrolan yang diciptakan oleh Bebby, tapi bisa Bebby rasakan jika ada beban di setiap kata yang Virgo ucapkan. "Iya di rumah kita masih bisa main, lah di sekolah sih. Ya tetap saja ada yang kurang begitu." Bebby menarik napasnya dalam-dalam, semoga dirinya tidak salah ucap lagi. "Pas SMP dulu sih bagaimana? Bukannya sudah pernah merasakan ya. Tidak usah sok mellow deh." Virgo gemas, tangannya terulur mengacak-acak anak rambut Bebby. "Dia kenapa sih? Beda banget sore ini." Hati Bebby berbicara lagi akan sikap dan tingkah Virgo. Gadis berwajah judes itu duduk seperti semula lagi setelah kembali mengecek drama yang dia download. Entahlah, Bebby sedang ingin mendownload banyak drama. “Beb...” “Ya?” otomatis kepala Bebby menoleh ke samping kiri agar bisa melihat Virgo. Sesuatu hal tidak terduga dan tidak diinginkan terjadi di antara mereka. Bebby merasakan manis di ujung lidahnya saat bibir Virgo menerobos masuk di sela-sela bibir tipisnya. Tubuh Bebby panas dingin sendiri, antara percaya dan tidak. Kedua matanya masih terbuka lebar-lebar dan dia bisa melihat wajah tampan dari teman baiknya berada tepat di depannya yang tanpa celah. Dugh! “Lo apa-apaan sih, Go. Main nempel-nempel di bibir gue segala.” marah Bebby. Suara benturan antara punggung Virgo dengan tembok terdengar. Mereka berdua sama-sama syok atas kejadian tak terduga barusan. Bebby menarik tisue dan mengelap bibirnya yang tadi sempat dilumat oleh Virgo. Tak hanya itu, Bebby masuk ke kamar mandinya dan membasuh bibirnya menggunakan sabun cuci muka berulang kali dengan harapan bisa membuat bibirnya bersih lagi. Tentunya bersih dalam arti lain. “Ish... Bibir gue ternoda gara-gara dia.” sungguh demi apa pun, Bebby eneg atas kejadian tadi. Dugh! Dugh! Dugh! “Beb, gue minta maaf. Gue tidak sengaja, gue tidak ada maksud buat melakukan itu sama lo.” seru Virgo dari luar. Setelah lebih dari tujuh kali Bebby membasuh bibirnya dengan sabun cuci muka tapi rasa kesalnya tidak bersih juga, akhirnya Bebby putuskan untuk keluar kamar mandi dan dia kesal harus berhadapan dengan Virgo. “Beb, gue tidak bermaksud untuk melakukan itu.” ujarnya lagi sambil berjalan di belakang Bebby. “Sorry, gue khilaf.” Belum ada sahutan dari Bebby, dirinya masih kesal dan malu berhadapan dengan Virgo. Gadis itu akhirnya duduk di atas kasurnya tapi tidak di tempat tadi dan sibuk mengecek drama-drama koleksi terbarunya. “Gue terbawa suasana, gue tadi tidak berniat melakukan itu Beb.” Virgo masih juga membujuk.  “Terus lo mau apa tadi? Kalau lo tidak bermaksud, harusnya lo tidak meneruskan dong.” dengusnya pelan. “Sorry, gue mengaku salah. Mungkin gue seperti ini karena terbawa suasana sekaligus emosi juga.” rokok yang tadi dipegang Virgo sudah dia matikan secara paksa di atas keramik dekat tembok. “Kata maaf lo itu tidak bisa mengembalikan waktu atau memutar waktu agar kejadian tadi terhapus atau tidak terjadi.” gadis ini benar-benar tidak rela bibirnya dilumat oleh Virgo tadi. Untung saja Bebby masih sadar dan waras, jadi dia langsung mendorong Virgo secara paksa saat merasakan Virgo tidak berniat mengakhirinya. “Memang kata maaf gue tidak bisa memutar waktu, tapi hanya itu yang bisa gue lakukan sekarang.” “Terus?” Tarikan napas panjang Virgo lihat dari Bebby secara berulang. Virgo tahu, pasti sekarang Bebby sedang mengontrol emosinya yang mungkin bisa meledak saat ini juga karena kesalahan yang tidak dia sengaja. “Maaf, gue salah.” “Lo ada masalah apa sih sebenarnya? Sampai-sampai lo tidak bisa mengendalikan perasaan lo sendiri? Lo lupa? Gue sahabat lo, mau lo embat juga?” pertanyaan yang sedari tadi mengganggu benak Bebby akhirnya keluar juga. Virgo terdiam, dia menatap ke bawah tepatnya ke seprai berbunga yang Bebby pasang. Awalnya memang Virgo ingin bercerita pada Bebby, tapi kenapa malah ada kejadian tadi. “Gue lagi ada masalah sama Tasya, sudah dari dua bulan lalu kita sering berantem karena masalah kuliah.” beban yang Virgo pikul akhirnya keluar sudah. “Kalau lo ada masalah sama Tasya, bicarakan baik-baik sama dia. Cari jalan keluarnya dan minta maaf kalau salah. Jangan lampiaskan rasa rindu lo akan hasrat itu ke gue. Maaf Go, meski kita teman dekat. Tapi gue enggak mau menjadi penghangat sesaat buat lo.” Hati Virgo kaget mendengar apa yang diucapkan Bebby barusan. Padahal bukan itu niatnya, dirinya benar-benar khilaf dan tidak sengaja. “Bukan begitu maksud gue, Beb. Lo percaya dong sama gue, enggak ada maksud gue buat memanfaatkan lo sama sekali.” Kepala Bebby terasa pusing mendengar penjelasan demi penjelasan yang Virgo berikan. Dirinya tidak tahu harus bersikap bagaimana di depan Virgo sekarang ini. Tapi yang pasti, Bebby sedang merasa malu atas kejadian tidak sengaja tadi. *** Next...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD