Besoknya Arumi bangun lebih cepat dari sebelumnya walau tak ada panggilan dari rumah sakit. Dia koni bergulat dengan dapur, sesekali melirik handphone. Di layar benda persegi panjang itu terdengar suara seseorang sedang menjelaskan bahan-bahan yang perlu ia masukkan nanti. "Loh kak, kenapa nggak bangunin mbak aja, terus ini astaga… kakak dapurnya diapain?" Maya yang baru masuk dapur melotot tak percaya seorang Arumi menyentuh dapur, lebih mencengangkan lagi meja pantry penuh dengan bahan-bahan berantakannya bukan main. Seolah bukan apa-apa, Arumi melempar senyum polos ke arah Maya, "Mbak, sarapan kali ini biar Arumi aja ya? Sup nya baru aku masak air nya. tuh blubub blubub gitu." "Kak," "Bentar mbak," Arumi pelan-pelan membuka penutup panci dan blam. Segala sayur yang bentukannya tidak