Meera hanya diam menerima setiap hentakan keras dari belakang, Chin Hwa sampai berteriak kesal melihat Meera seperti patung tidak seperti sebelumnya layaknya cacing kepanasan. Nafsunya tiba-tiba redup dan mendorong Meera menjauh darinya. Batang yang berdiri kokoh sejak permainan awal mereka seketika lemas tak bertulang. "Kamu kenapa sih, hah? Kalau nggak mau ngomong, jangan buat aku terlihat bodoh." Sayangnya Meera tetap diam tidak bereaksi apa-apa selain meraih pakaian tidurnya. Setelahnya menyandarkan punggungnya melihat Chin Hwa memunguti pakaiannya kesal. "Hwan… " Kali ini Chin Hwa yang diam sibuk memakai bajunya, kelihatan dari wajah pria itu sudah tidak bernafsu meski hanya membalas panggilan Meera. Chin Hwa menghela nafas panjang. "Aku tidak peduli apa masalahmu Meera, janga