Vina tidak menyangka kakaknya akan datang dan tega untuk menampar wajahnya.Padahal selama ini kakaknya selalu menyayanginya, tidak pernah memarahinya. Sekarang kakaknya itu bahkan tega menyakitinya. Matanya memerah, dia enggan untuk melihat wajah Dika. Jika bukan karena ditahan oleh Reval, mungkin kakaknya akan menyeretnya keluar dan masih akan memukulinya. "Tenanglah, ini bukan tempat yang tepat!" Reval menahan bahu Dika dengan satu tangan, berdiri di depannya, menghalangi pandangan Dika untuk melihat Vina. Dika mengumpat, dia ingin mendorong Reval. Tapi tenaganya tidak sebanding dengan sepupunya yang setiap hari melatih otot-ototnya. "Gadis itu tidak tahu salah, dan malah meneriakiku. Jangan lindungi dia!" "Kakak tidak bertanya dan malah tampar aku di depan banyak orang. Apakah kakak