Sebelumnya untuk mendukung author agar tetap update setiap hari. Jangan lupa tekan tombol love di bawah ini. Ceritanya pasti akan seru dan disuguhkan dengan cerita yang beda dari cerita author yang lain. Jadi, tambahkan ke perpustakaan kalian ya.
Sebelumnya, jangan lupa follow dan kasih vote author ya. Ceritanya bergiliran di upload. Yang pastinya nggak kalah seru dengan yang lainnya.
Mendapatkan pekerjaan disaat dia baru saja lulus SMK merupakan suatu kebanggaan bagi Anila Putri Dania. Yang kerap disapa dengan Nila. Usianya mungkin memang masih muda, tujuh belas tahun. Tapi, dia pernah menjalani masa trainingnya di hotel tempatnya bekerja saat ini. Dia menjadi seorang housekeeper, meskipun begitu dia tetap mensyukuri pekerjaannya.
Gajinya yang tidak sedikit, cukup untuk meringankan beban sang kakak laki-laki yang dimiliki satu-satunya itu. Kakaknya yang sekarang kuliah disemester akhir dan sambil bekerja. Sementara itu orang tuanya hanya buruh harian yang gajinya tidak mungkin untuk melanjutkan pendidikan Nila. Maka dari itu dia yang memutuskan untuk bekerja dan membiarkan kakaknya melanjutkan pendidikan. Nila juga berharap bahwa kelak aka nada waktu di mana dia bekerja sambil kuliah seperti yang dilakukan oleh kakaknya.
Awal masuk ke hotel, dia ditolak karena usianya kurang yang di mana usia minimal delapan belas tahun. Tetapi karena ada orang yang dikenalnya ketika training dulu, maka dari itu dia dibiarkan untuk bekerja di sana. sudah empat bulan ini dia bekerja di sana dan rasanya dia bisa membantu meringankan ekonomi keluarganya juga.
Sebentar lagi dia akan pulang bekerja, tapi terkadang jika pulang agak larut. Maka atasannya akan menyuruhnya untuk menginap di penginapan yang sudah disediakan di belakang. Nila biasanya pulang pukul sebelas malam.
"Nil, minta tolong rapikan kamar 315 ya, please banget. Sebentar lagi orangnya balik,"
Nila mengangkat sebelah alisnya, "Kenapa Mbak panik banget?" tanya Nila kepada atasannya yang waktu itu juga belum pulang karena katanya ada pemilik hotel tersebut yang berkunjung, maka dari itu atasannya pulang lebih larut.
"Itu kamar pemilik hotel ini," kata Sarah.
Begitu mendengar kata pemilik hotel. Nila yang tadinya bersantai karena tidak ada pekerjaan lagi yang akan dikerjakan untuknya saat ini. Sementara yang lainnya sedang sibuk untuk mengerjakan tugasnya. Seperti biasanya mereka berbagi tugas sesuai instruksi atasannya.
Nila langsung bergegas menuju kamar yang telah diperintahkan oleh Sarah barusan. Itu adalah deretan kamar yang khusus.
Baru saja dia hendak masuk ke kamar, dia bertemu dengan temannya yang pekerjaannya sama dengan Nila. "Buru-buru banget?"
"Iya nih. Maaf ya, aku lagi buru-buru. Katanya pemilik hotelnya bentar lagi datang,"
"Lah, dia kan memang di sini dari kemarin. Dia nginap, Nila. Emangnya kamu ke mana aja sih? Pantas aja disuruh rapiin kamarnya, dia udah nginap dari kemarin dan orangnya itu ganteng banget dan masih muda tahu. Kalau nggak salah usianya baru 27 tahun,"
"Hah? yang benar saja?"
"Aku serius," timpal temannya, "Yaudah kamu masuk sana! beresin semuanya. Sorry aku nggak bisa bantu, ada kerjaan lain soalnya,"
Nila mengangguk dan langsung masuk ke dalam kamar untuk melanjutkan pekerjaannya.
****
Hari spesial di mana itu adalah momen yang akan membahagiakan karena Faraz akan memberikan hadiah ulang tahun untuk calon istrinya yang ulang tahun ke dua puluh tiga tahun. Bianca Febby Aristya. Perempuan yang sudah resmi menjadi tunangannya sejak satu tahun lalu. Tapi untuk menikah, mereka akan menikah beberapa minggu lagi karena harus menunggu Bianca lulus S2.
Bianca dan Faraz sudah berpacaran selama tiga tahun lebih. Yaitu ketika Faraz menempuh pendidikan di luar negeri dulu dan Bianca selalu bersabar menjalani hubungan jarak jauh. Tapi itu hanyalah sementara, dan dua tahun sisanya mereka menjalani hubungan dengan baik dan tidak menjalani LDR lagi.
Faraz membawa bunga dan juga hadiah ulang tahun yang berupa cincin dengan harga yang fantastis.
Faraz merupakan anak yang mewarisi tujuh puluh persen warisan milik papanya. Sedangkan kakaknya sisanya. Itu dibagi karena kakaknya selalu menghamburkan uang dan hidup foya-foya. Cukup adil bagi orang tua Faraz, usia kakaknya berbeda empat tahun dari Faraz, akan tetapi pria itu masih melajang hingga saat ini dan belum mau menikah seperti yang dilakukan oleh Faraz dan Bianca beberapa minggu lagi yang akan resmi menjadi pasangan suami istri.
Dengan senyuman bahagia karena akan memberi kejutan kepada Bianca di apartemen milik gadis itu, Faraz yang sudah mengetahui sandi apartemen Bianca. Dia langsung masuk begitu saja.
Saat dia membuka pintu kamar.
Bunga yang dibawa dan cincin yang akan diberikan untuk Bianca terjatuh.
Rasa panas di dalam hatinya serta kebencian itu timbul ketika dia melihat adegan panas di mana kakak kandungnya sendiri sedang bercinta bersama dengan Bianca. Pengkhianatan yang cukup lengkap bagi Faraz ketika melihat pemandangan yang seharusnya tidak dilihatnya itu. Bianca sudah dia jaga selama ini. Sama sekali dia tidak pernah melakukan hal menjijikkan seperti itu.
Faraz mencintai Bianca dengan sangat. Bahkan apa yang dilihatnya seperti sebuah mimpi.
"Raz, gue bisa jelasin," panggil kakaknya yang langsung menurunkan Bianca saat mata Faraz tertuju pada tubuh Bianca yang tak mengenakan pakaian sehelaipun.
Faraz tertawa geli melihat kedua pasangan itu. Bahkan Bianca juga langsung menarik selimut menutupi tubuhnya. Tapi taka da gunanya, Faraz sudah terlanjur melihat adegan yang seharusnya tidak dilakukan oleh mereka berdua yang bahkan belum menikah.
"Kita sudahi, Bianca. Kalian luar biasa," hanya itu yang diucapkan oleh seorang Faraz Danendra ketika dia keluar dari apartemen Bianca dengan perasaan sakitnya.
Kejadian kemarin belum bisa dilupakan sepenuhnya oleh Faraz. Karena kejadian itu, dia menginap di hotel miliknya untuk menghilangkan semua masalah yang ada. Ditemani dengan alkohol yang setia bersamanya. Sebenarnya dia bukan pemabuk tapi semua itu karena pengkhianatan kakaknya dan juga Bianca yang sangat jelas di depan matanya.
Andai saja bukan karena kejadian itu. Dia tidak akan pernah melakukan hal menjijikkan seperti sekarang ini.
Faraz memijit pelipisnya ketika dia sedang berada di bar dan saat itu dia rasa kepalanya sudah sangat berat dan sedikit melupakan kejadian itu walaupun sesaat. Dia akan kembali lagi ke kamarnya untuk beristirahat.
Tidak peduli berapa kali Bianca menghubunginya. Bagi seorang Faraz, taka da maaf untuk pengkhianat. Dan untuk kakaknya, dia pastikan bahwa dia tidak akan pernah memaafkan kakaknya sampai kapan pun. Padahal kakaknya sudah tahu bahwa Faraz akan menikah dengan Bianca beberapa waktu lagi. Tapi dengan gagahnya dia menyetubuhi Bianca. Akan tetapi Faraz sadar bahwa kejadian itu dasar suka sama suka yang dilakukan oleh kedua pengkhianat itu.
Saat tiba di depan kamar hotel 315 yang di mana dia sudah menempati tempat itu sejak kemarin dan pekerjaannya hari ini hanyalah mabuk-mabukan hingga dia sudah tidak bisa berpikir lagi tentang masalahnya.
Dia masuk dan melihat seorang perempuan sedang membereskan kamar tidurnya.
Faraz terjatuh, tetapi perempuan itu berlari dan langsung membantunya berdiri dan membantunya ke tempat tidur.
"Bapak hati-hati!"
Faraz tertawa dengan keras ketika melihat perempuan itu membantunya berdiri. "Bianca, kenapa kamu di sini, hmmm? Kamu mau menyerahkan diri kamu ke aku seperti yang kamu lakukan waktu itu sama b******k itu?" tanya Faraz dengan tawa yang sangat keras.
Ketika dia masuk ke kamar tadi dia langsung menguncinya dan pandangannya hanya terfokus kepada salah satu perempuan yang dilihatnya seperti Bianca.
Faraz menarik tangan perempuan itu kemudian menindihnya. "Pak, saya Nila bukan Bianca," teriak perempuan itu. Tetapi Faraz tidak percaya dan justru dia langsung merobek pakaian perempuan itu dengan sangat kasar.
"Kamu jangan berbohong Bianca. Lihat saja apa yang kamu lakukan sama b******k itu akan lakukan juga. Kamu pikir aku nggak bisa puasin kamu, hmm?"
Ketika perempuan itu melawan, Faraz pun melakukannya dengan sangat kasar. Teriakan demi teriakan dilakukan oleh perempuan itu tapi tidak ada gunanya karena Faraz telah mengunci tubuh perempuan itu dengan sangat kuat.
Perempuan yang ada di bawah Faraz sepertinya sudah pasrah karena teriakannya tidak ada yang mendengar satu pun dan Faraz terus mencumbu dengan kasar perempuan itu hingga isakan demi isakan terdengar. Tidak ada teriakan seperti tadi yang pertama kali di dengar oleh Faraz.
Tubuhnya terkulai lemas di samping perempuan yang sudah dia nodai itu.
Faraz menepuk-nepuk pipi perempuan itu akan tetapi tidak ada respons hingga akhirnya dia memilih beristirahat setelah mencumbu perempuan itu dengan sangat kasar hingga pingsan.
Gimana untuk chapter pertamanya??????
Tinggalkan komentar ya, hehehe.